Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sean
Sean menubrukan tubuhnya kembali.
"loh ko pada sakit gini si," ucap Neo menyentuh kening Sean yang panas menyengat, Allena berbaring miring.
"pulang aja gih," titah zevan , mengusap peluh di kening Allena ,
"udah nanggung zev , nanti juga enakan lagi ko , tadi udah pake minyak angin." jawab Allena , memaksakan duduk ..
Tangannya meraba kening Sean ,"makin panas , Lo demam Sean , pulang ya."pinta Allena ,Sean diam bergeming.
ketiganya menghela nafas berat, Sean jika Sakit begini susah di bilangi.
"mau lo sekarang gimana Sean? ," tanya Allena lembut , lembut sekali. Sudah tau watak seorang Sean.
Zevan dan Neo duduk di kursi yang di sediakan ,
kelas sudah berlangsung dan mereka masih di UKS.
"Lo di sini aja lea , gue butuh Lo."ucap Sean lirih ,
Allena menatap bingung ke arah Neo dan zevan,
zevan mengangguk ,"iya , nanti gue bilangin sama guru nya, pas istirahat gue sama Neo balik ke sini lagi." pamit zevan , tak mungkin mereka semua meninggalkan kelas ,
"sini lea" panggil Sean , saat zevan dan Neo sudah keluar.
Allena menghena nafas ,"iya Sean," ucapnya lembut. Duduk di kursi.
Sean yang berbaring di ranjang menarik tenguk Allena , nafas panas Sean langsung menerpa wajah Allena, jarak keduanya sangat dekat.
"gue mau Lo," lirih Sean menempelkan bibirnya dan juga bibir Allena ,
Allena melotot kaget ,bibir nya oh my God .
Sean tau Allena pasti akan marah, bukan nya berhenti Sean malah menggigit kecil bibir Allena ,
"sakit" ucap Alena hendak menjauhkan keduanya,
kalah cepat Sean malah membungkam bibir Allena saat Allena membuka mulutnya tadi.
Allena jelas tak membalas bahkan hanya terdiam kaku, "maaf lea," menempelkan kening keduanya.
nafas Sean memburu cepat , tangannya mengusap bibir lembap Allena karna ulahnya.
diam tak menjawab , Allena masih syok .
Sean jika sedang sakit maka akan sangat manja, ia kadang ingin di peluk , menempelkan pipi atau menciumi Alena bukan melumat bibirnya seperti tadi ,
Allena merutuki kebodohan nya ,"jangan marah , jangan tinggalin gue," Sean memegang erat tangan allena takut Alena pergi meninggalkan nya.
"iya nggak, gue ikut tiduran di sini boleh , perut gue keram." ijin nya , dan ikut terbaring saat Sean sudah menggeser.
tangan Sean memeluk erat perut Allena , matanya terpejam dan tertidur , Allena masih diam menatap kosong ke arah dinding ,
kalau saja sekolah ini milik orang lain sudah Allena pastikan ia dan Sean akan di keluarkan secara tidak hormat yang malah tidur di jam pelajaran sambil pelukan lagi.
Untung nya ayah Sean lah pemilik sekolah ini .
Keduanya terlelap tidur , bel istirahat berbunyi , pintu UKS terbuka ,zevan dan Neo berjalan ke arah ranjang .
Sean dan allena tidak menyadari itu, "lea makan dulu," ucap zevan menyentuh pipi Alena lembut.
Di belakang nya Neo menyeringai tipis , perasaan apa ini kenapa begitu asing.
mata Allena mengerjap pelan , "udah istirahat?" tanya nya serak.
Zevan mengangguk , membantu Allena duduk , di belakang nya Sean terusik ikut bangun.
"Lo berdua mendingan pulang aja deh, suhu tubuh lo juga makin panas Sean." ucap Neo , zevan setuju ,
"makan dulu tapi," zevan menyuapi dua orang yang masih duduk di atas ranjang.
Neo asik memakan makanan nya sendiri , biarlah ada zevan pikirnya.
Suapan demi suapan hingga satu wadah bubur ayam habis di makan Sean Allena juga zevan..
"pulang gue udah telpon pak Bambang , dia udah tunggu di depan gerbang , udah gue izinin juga sama guru BK," ucap Neo , membantu Sean turun dari atas ranjang ,dan memapahnya.
Sean yang di papah Neo , berkali kali terkulai lemah , hampir saja Neo dan Sean terjatuh tapi dengan sigap nya zevan ikut membantu , Allena berjalan sendiri ,kakinya masih kuat hanya perut nya saja yang sakit.
Mendudukan Sean di kursinya ,"hati hati ya pak,"pesan zevan , lak Bambang mengangguk pasti ,
Keduanya melihat mobil yang melaju dan hilang dari pandangan,
"huuuuu gak ada Allena , gak bisa gue jahilin tu bocah,"gerutu Neo, zevan merangkulnya ,
"noh Bayu minta Lo jailin" ucap zevan menunjuk Bayu , anak cupu di kelas nya ,
"ogah"sentaknya galak ,dan zevan tergelak di buatnya ,
rumor nya Bayu menyimpan rasa kepada Neo , bukan satu atau dua orang yang mengatakan itu hampir semuanya .
Neo bergidik ngeri , mata nya melirik Bayu yang sedang menatapnya dan tersenyum.
"iiiih , zevan ngeri banget," ucapnya bergidik ngeri .
"lah lo ngapain di lirik ,Bege makin kepedean ntar dia , masa Lo mau Ama terong India kayak dia," zevan terkikik geli ,
" Hay zev, gue titip ini buat Allena , gue denger dia sakit karna pms ya," satu batang coklat di sodorkan di atas mejanya , ziko memang menyukai Allena sejak dulu , namun Allena selalu menolak pernyataan cintanya.
"oh, oke" jawab zevan acuh,
"loh Sean juga ikut pulang?" tanya ziko mencoba mendekati sahabat dari Allena.
"emang Sean yang sakit dan allena jagain dia , kenapa Lo mau gue jagain?" ketus Neo tak nyambung ,
zevan menutup rapat bibirnya ,takut tertawa.
"santai kali, gue nanya doang ko," ziko meninggalkan meja keduanya , sebelum pergi ia menggebrak kecil.
"sini gue makan, dia kira gue gak sanggup apa beliin Allena coklat beginian , cih sekardus juga gue mampu kali," gerutu Neo memakan coklatnya ,
zevan menatap Neo aneh, "Lo masih waras kan Neo," tanya nya ,
"ya waras lah, gue cuma gedek aja sama tu kadal ziko , pacar selusin mantan berlusin Lusin , gak ada ngaca nya malah ngejar Allena , gak bakalan gue kasih restu." ucapnya menggebu gebu ,memakan rakus coklatnya ,
zevan mengangguk setuju , ziko memang terkenal suka Gonta ganti pacar, padahal kalau di banding dengannya , jauh ke mana mana. Dan kalau sampai Allena menyukai ziko Sean Neo dan dirinya sudah sepakat akan memisahkan keduanya bagaimana pun itu.
Untung nya Allena masih waras , menolak berkali kali ajakan ziko.
Mobil berhenti di depan rumah Sean,
Allena memapah Sean ke ke dalam, di ruang keluarga ada sam, Kaka Sean namun beda ibu.
"cih manja , kenapa Lo?" ucapnya sinis ,
Sean mengeram kesal,"jangan di dengerin, ayo." ajak Allena , terus memapah tubuh kekar Sean.
"bawa ke kamar sekalian deh , ngew*."celetuk Sam saat Sean sudah menginjakkan kaki nya di atas undakan tangga.
Allena kaget mendengar ucapan kasar dari mulut sam, Sean mengepalkan tangannya dan berbalik cepat ,
sam yang sedang memainkan ponsel nya tak tau kalau Sean hendak memukulnya ,
dengan sisa tenaga yang ada Sean memukul kepala belakang sam menggunakan pas bunga kecil ,
prangg
Hancur lebur pas bunga yang terbuat dari kaca tersebut , juga mengalirnya darah dari kepala sam.
Allena terbelakak kaget , "Sean," serunya menarik tangan Sean ,
"Lo bisa jahatin gue , Lo bisa jelek jelekin gue di depan ayah bunda , Lo bisa ambil semuanya tapi jangan pernah Lo katain Allena, bajingan!" amarah Sean meledak ledak , Allena baru kali ini melihat Sean mengamuk ,
Sam berdiri memegang bagian belakang kepalanya,
"kenapa ?, emng itu pantes buat Lo dan temen Lo itu , sama seperti ibu Lo yang udah rebut papa dari mana gue," sentak Sam marah ,matanya melotot tajam , bibirnya tersungging ,
Allena takut di buatnya , apalgi saat pas bunga melayang ke arahnya juga Sean,
Sean dengan sigap melindungi Allena memeluk nya.
prang,,,
Vas bunga hancur menghantam punggung Sean , Allena terperanjat kaget saat tubuh lemah Sean ambruk di pelukannya .
Ayah dan bunda yang baru saja pulang menyaksikan itu ,
"seaaan" bunda teriak histeris mendekat ke arah Sean ,
Allena tak kuasa menahan berat tubuh Sean , keduanya ambruk di atas lantai yang dingin,
****
see you ❤️
Maaf masih banyak typo
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪