Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMULAI JALAN PENGASINGAN (3)
Setelah beberapa saat, terdengar seruan petugas, dia memerintahkan semua orang untuk bersiap. "Semuanya! Lanjutkan perjalanan!"
Jiang Jiyun berdiri, menepuk pakaiannya yang kotor, dia menggandeng tangan Qian Qian dan berjalan tepat di belakang gerobak yang membawa Li Chen.
"Nona, apakah anda merasakan sesuatu?" tanya Qian Qian sambil melirik ke kiri dan kanan.
Jiang Jiyun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, "Tidak perlu di cari! Mereka memang mengikuti kita."
"Tapi nona, apakah mereka memiliki niat buruk? Walau bagaimanapun saat ini kita hanyalah seorang pengasingan, namun Qian Qian merasa ada begitu banyak orang yang mengawasi." ucap gadis pelayan itu sambil menunduk.
"Jangan khawatir! Aku akan melindungimu!" ucap Jiang Jiyun sambil merangkul pundak Qian Qian.
'Aku harus segera menyembuhkan Li Chen, ada terlalu banyak orang yang harus dilindungi, aku tidak mungkin bisa melakukannya sendiri!'
Cuaca terasa sangat panas dan terik, semua orang berjalan dengan lambat, mereka sesekali mengusap wajahnya yang mulai di penuhi keringat, bahkan pakaian yang mereka gunakan terlihat sudah basah.
"Ayo cepat!" teriak salah seorang petugas sambil mengayunkan cambuknya kembali.
Jiang Jiyun menarik nafas panjang, dia merogoh buntelan kain yang di bawanya dan mengeluarkan beberapa topi. Dia memakainya dengan santai.
"Gunakan ini untuk melindungi wajahmu dari sinar matahari!" ucap Jiang Jiyun sambil menyerahkan satu kepada Qian Qian.
Gadis itu kembali berjalan ke arah Wu Jia dan menyerahkan 6 topi, dia membiarkan wanita itu untuk membagikan pada anak-anaknya.
"Ciiih! Benda jelek seperti itu, kau masih membawanya?" tanya Su Yuan sambil mendelik.
Jiang Jiyun menatap wajah gadis itu sambil menggelengkan kepalanya, "Dasar bodoh!"
Su Yuan melotot, dia bergegas ke arah Jiang Jiyun sambil mengayunkan tinjunya, "Siapa yang kau sebut bodoh?"
Jiang Jiyun menangkap pergelangan tangan Su Yuan, dia menghempaskannya dengan keras, kemudian memberikan sebuah tamparan.
Plak!
"Dasar idiot! Apa kau berpikir masih menjadi seorang Nona muda yang bisa melakukan apapun? Ingatlah pada posisimu, Su Yuan!" ucap Jiang Jiyun.
Su Yuan memegangi pipinya yang bengkak dan merah, akibat tamparan dari Jiang Jiyun. Mata gadis itu dipenuhi dengan kebencian, dia mengepalkan kedua tangannya sambil menggertakkan gigi. "Jalang! Aku pasti akan membalasmu!"
Jiang Jiyun mendengus, "Lemah!"
Semua orang menyaksikan pertengkaran kedua gadis itu, namun tidak ada satu orang pun yang menengahinya. Mereka tetap bungkam seribu kata.
"Berhenti! Kita beristirahat di sini malam ini!" teriak salah seorang petugas, Li Feng menurunkan gerobak, yang lain juga duduk sambil mengipasi dirinya sendiri.
Jiang Jiyun tersenyum, dia membungkuk untuk mengambil kerikil dan melemparkannya ke atas. Tak lama kemudian, 2 ekor burung pegar terjatuh, tepat di depan kakinya.
"Tembakan yang bagus, nona!" ucap Qian Qian, dia menelan ludah melihat kedua burung gemuk di tangan Jiang Jiyun.
"Tangani ini!" ucap Jiang Jiyun sambil menyerahkan kedua ekor burung tersebut kepada Li Feng, dia menyerahkan kantung air pada Qian Qian dan Wu Jia, kemudian berjalan mendekat pada Li Chen.
"Kenapa? Marah, aku menindas kekasih masa kecilmu?" tanya Jiang Jiyun sambil melotot.
Li Chen menggelengkan kepalanya, "Tidak!"
"Bagus kalau tidak! Bangunlah, minum air dulu!" ucap Jiang Jiyun, dia membantu Li Chen untuk duduk.
"Kenapa menatapku seperti itu? Mau protes?" tanya Jiang Jiyun sambil memasang wajah galak.
Li Chen menggelengkan kepala, "Tidak! Kamu terlihat berbeda!"
Jiang Jiyun melirik sinis, "Tidak perlu terlalu di pikirkan, setiap orang pasti akan berubah pada waktunya. Aku hanya merasa memiliki tanggung jawab, jadi aku harus lebih kuat."
Setelah menyelesaikan kata-katanya, Jiang Jiyun mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat, dia duduk di atas batang pohon, menata ranting-ranting kecil kemudian menyalakan api. Saat Li Feng muncul dengan 2 burung pegar yang sudah di bersihkan, gadis itu memberikan satu kepada Qian Qian.
"Bantu aku memanggangnya, setelah matang, berikan pada mereka." ucap Jiang Jiyun.
Qian Qian mengangguk, gadis itu dengan patuh menaburkan garam, kemudian memanggang burung gemuk tersebut di atas api. Bau yang harum membuat hidung semua orang langsung mengendus-endus, bahkan anggota keluarga Li cabang kedua dan cabang ketiga terlihat saling berpandangan.
"Kakak ipar, dimana bagian kami?" tanya Li Jiang sambil mendekat.
Jiang Jiyun berdiri, dia meletakkan kedua tangannya di samping pinggang. "Siapa yang kamu panggil kakak ipar? Keluarga kita sudah berpisah dan tidak memiliki hubungan apapun."
Li Jiang melotot, "Apa maksudmu, kami semua bermarga Li, darah lebih kental dibandingkan dengan air!"
Jiang Jiyun menyeringai, "Nama depanku Jiang, aku tidak memiliki hubungan dengan keluarga Li mu. Ingatlah bahwa sebelumnya kalian semua yang telah memutuskan hubungan dengan sukarela, mulai saat ini jauhi keluarga kami! Tidak perlu bertindak sok tidak tahu malu, karena aku sama sekali tidak akan berbelas kasihan!"
Li Jiang kembali ke tempat keluarganya, dia duduk sambil cemberut, melihat tas milik Su Yuan, dia mengeluarkan beberapa roti kering dan memakannya dengan tergesa-gesa.
"Ibu! Kemarilah! Hangatkan diri kalian!" ucap Jiang Jiyun, dia mengajak Wu Jia untuk duduk di dekat perapian.
"Ambil ini dan bagi!" ucap Jiang Jiyun sambil menyerahkan daging burung yang sudah matang. Meskipun di sebut burung, namun beratnya tidak kalah dengan ayam, sangat gemuk.
"Kamu juga memakannya," ucap Wu Jia, dia menyerahkan kembali burung tersebut pada Jiang Jiyun.
"Tidak! Ini milik kalian, aku masih memiliki satu untuk di makan bersama Qian Qian." jawab Jiang Jiyun, dia baru saja selesai melumuri daging burungnya, menggunakan beberapa bumbu racikan.
Qian Qian duduk, dia memperhatikan Jiang Jiyun dengan seksama, "Nona, kenapa anda tidak memasaknya sendiri untuk mereka?"
Jiang Jiyun menggelengkan kepala, "Tidak! Dari pada membuat mereka tidak nyaman dengan masakanku, lebih baik kau saja yang melakukan nya."
Qian Qian cemberut, "Seandainya saja tuan Li tertua tahu bahwa masakan nona adalah yang terlezat, dia pasti menyesal pernah menyia-nyiakannya di masa lalu."
Li Chen melirik, dia baru saja akan memakan makanannya, namun mendengar gerutuan gadis pelayan itu, telinganya terasa sedikit gatal. Dia memandangi Jiang Jiyun yang terlihat sangat serius membolak-balikkan daging yang di panggang, dengan tatapan yang menajam.
'Sepertinya dia masih belum sepenuhnya bisa memaafkanku, bahkan masih mengingat hal-hal yang terjadi di masa lalu!'
Aroma daging panggang menyeruak, membuat perut siapa pun seketika meronta, mereka menelan ludah sambil memandangi daging di tangan Jiang Jiyun.
"Sangat harum!"
"Apa yang di tambahkan gadis itu? Kenapa baunya sangat berbeda?"
"Baunya sangat menggoda, aku ingin sekali merebutnya!"
"Ciiih! Gadis pembawa sial ini benar-benar memamerkan keahliannya!"
"Sial! Jika aku tahu gadis itu memiliki kemampuan, aku pasti akan menolak untuk memisahkan keluarga!"
"Sial! Ini gara-gara Li Jiang dan Su Yuan, aku jadi tidak bisa memakan daging panggang itu!"
"Aromanya benar-benar membuat ku sangat lapar!"
"Semoga saja mereka tidak menghabiskannya!"
Li Chen memandangi wajah Jiang Jiyun dengan sejuta keterkejutan, dia tidak menyangka bahwa gadis itu memiliki kemampuan yang begitu besar. Bahkan burung panggang yang biasanya akan berbau sedikit amis, berubah menjadi sangat harum dan memabukkan.
'Ternyata benar! Akulah yang bodoh selama ini! Aku tidak pernah menghargai kebaikannya, bahkan selalu menyimpan rasa curiga setiap kali dia mendekatiku. Jiang Jiyun! Kenapa kau membuat ku menyesal?'
hanya nenek tiri, pantesan karakternya beda, , licik, culas dan serakah!😏😏😏