Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{melamar Valen}
"Besok malam kamu bisa keluar tidak?" tanya Aldo yang mulai berani bertanya.
"Besok malam?"
"Iya, besok malam bisa tidak kita keluar?" tanya lagi Aldo yang diam-diam ingin merencanakan sesuatu.
"bisa kok." jawab Valen yang tak ingin membuat kecewa Aldo.
"Ya sudah besok aku kabari kita bertemu dimana." jawab Aldo yang begitu terlihat senang dan begitu antusias tentang rencananya untuk melamar Valen.
"Oke." jawab Valen, akhirnya sambungan telepon mereka terputus. Aldo langsung memikirkan sesuatu persiapkan yang harus dia siapkan.
"Sepertinya aku harus mempersiapkan semuanya." ucap Aldo yang mulai mempersiapkan sesuatu yang dia butuhkan.
Aldo pun keluar menemui mereka semua, dan Aldo langsung berdiskusi tentang rencana itu.
"Ya sudah besok aku pesankan lokasi Cafe itu dan besok kamu Rio jangan lupa persiapkan bunga." perintah Riko pada Rio.
"Beres boss." jawab Rio yang sudah siap dengan tugasnya.
"Untuk Arif kita akan ke cafe mengecek situasi disana. Dan jika bisa kamu kesana pukul 8 malam, bagaimana kamu setuju?" tanya Riko pada Aldo.
"Baiklah, nanti aku atur." jawab Aldo yang sudah dengan persiapan besok malam.
Kini Aldo kembali di kamarnya, dia mulai mengecek beberapa persiapan yang sudah dia siapkan dari awal.
"Semoga semuanya berjalan lancar." batin Aldo yang begitu yakin jika acara besok akan berhasil.
Aldo tiduran ditempat tidurnya dengan tatapan kearah dinding kamarnya.
Dilain tempat
Valen sedang sibuk dengan pekerjaan, dia pun mengerjakan hingga lembur.
"Tinggal 1 lembar lagi." batin Valen yang segera cepat menyelesaikannya.
Beberapa menit kemudia, Valen langsung tiduran ditempat tidurnya.
"Akhirnya selesai juga." batin Valen yang lega akhirnya pekerjaannya selesai juga.
Valen langsung memilih istirahat setelah dia lembur menyelesaikan pekerjaan demi untuk acara besok malam bersama Aldo
Pagi hari
Valen baru saja bangun, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 06.30.
"Aduh bangun kesiangan." ucap Valen yang secepatnya lari ke kamar mandi.
Diluar sudah ada Almira yang menyapa Valen yang begitu buru-buru pergi dari tempat itu.
"Eh kamu len." sapa Valen yang lari cepat menuju kamar mandi.
"Pasti dia telat bangun." batin Almira yang asal menebak jika Valen telat bangun,Almira pun kembali ke kamarnya.
Setelah selesai mandi dia bergegas memakai baju kerjanya, apalagi dia tak sempat untuk sarapan pagi.
Dia hanya memakan roti tawar yang tersedia dikamarnya Valen membawa Satu-persatu lembar yang sudah dia tata rapi.
Barulah dia dengan cepat berangkat, dari luar sudah ada mereka yang juga bersiap berangkat ke kantor.
"Pagi len." sapa Bunga pada Valen.
"Pagi juga." jawab Valen yang sibuk memakai sepatu.
Valen pun segera berdiri dari tempat duduknya.
"Kelihatannya kamu buru-buru sekali." kata Almira pada Valen.
"Iya, hari ini ada barang datang, jadinya aku harus cek dari awal." jawab Valen yang begitu terburu-buru pergi.
Akhirnya mereka berangkat kerja bersama. setelah menempuh beberapa menit perjalanan,akhirnya Valen sampai juga ditempat tujuan.
Valen langsung masuk keruang kerjanya, kebetulan didepan sudah ada yang jaga.
Valen mulai sibuk didepan komputer, mengecek satu-persatu lembar pekerjaan yang sudah ada dimeja kerjanya.
Ditempat lain
Aldo sudah ada ditempat kantornya. Disela pekerjaannya dia masih memikirkan beberapa hal yang harus dia siapkan untuk acara malam nanti.
"Hey do." seketika dia sadar diamnya.
"Ada apa?" tanya Aldo pada Arif.
"Ngapain dari tadi bengong?" tanya Arif pada Aldo yang banyak diam.
"Tidak apa-apa." jawab Aldo yang langsung bersikap biasa saja.
"Sudahlah, acara nanti malam biar kami yang urus jangan khawatir begitu." jawab Arif yang tahu apa yang sedang dia pikirkan.
"Iya aku tahu." jawab Aldo yang mulai mengerjakan kembali pekerjaannya.
Siang hari
Valen istirahat setelah bekerja di depan komputer. Tiba-tiba terdengar ketukkan dari pintu ruang kerjanya.
"Masuk." masuklah salah satu karyawan dia.
"Ini buat mbak." karyawannya membawakan minuman untuk dirinya.
"Terimakasih." jawab Valen yang membalas dengan senyuman.
Valen menikmati coffe cappucino yang masih hangat.
"Lumayanlah." batin Valen yang merasa lega. Setelah itu dia duduk santai ditempat duduknya.
Handphone miliknya bergetar.
"Siang." pesan dari Aldo.
"Siang juga" balas valen yang begitu senang Aldo mengirim pesan padanya.
"Sudah makan siang?" tanya Aldo, Valen langsung membalas.
"Belum, ini lagi istirahat." balas Valen.
"Lebih baik kamu makan siang dulu, jangan sampai kamu sakit. Nanti jam 8 malam kita keluar, nanti aku kirim alamatnya" balas Aldo.
"Iya, nanti malam aku akan datang." jawab Valen.
Valen akhirnya memakan roti yang sengaja dia siapkan di dalam tasnya.
"Aku harus siap sebelum jam 8 malam." batin Valen yang tak sabar ingin bertemu dengan kekasihnya.
Malam hari
Waktu menunjukkan pukul 8 malam, Valen pun bersiap-siap untuk bergegas pergi kealamat yang sudah dikirimkan oleh Aldo padanya.
Dari luar ada Dini dan Resty yang sedang duduk santai diluar.
"Rapi banget, kamu mau pergi kemana?" tanya Resty pada Valen
"Mau cari makanan diluar. " jawab Valen yang sudah siap memakai helm.
" Kalian mau titip apa? " tanya Valen pada mereka berdua.
" Aku tidak titip apa-apa. "jawab Dini yang duduk santai.
" Titip saja, nanggung kalau tidak titip makanan. " jawab Resty.
" Bisa tidak otakmu tidak makan terus. Apa kamu tidak sadar sudah berapa banyak kamu makan. Lihat cemilanku juga kamu makan habis. "Dini kesal dengan Resty yang menghabiskan cemilannya.
" Ya maaf,masalahnya enak sih cemilan. " jawab Resty.
" Alasan kamu saja, mendingan kamu pergi sekarang saja sebelum si gendut itu meminta sesuatu yang aneh pada kamu. " ucap Dini pada Valen untuk segera keluar, Valen pun hanya bisa tertawa dengan ucapan Dini pada dirinya.
Pada akhirnya keduanya ribut, Valen bergegas keluar sebelum dia terlambat. Valen pun sampai di alamat yang dia tuju, suasana begitu ramai dipadati pengunjung.
Di pojokkan sudah ada Aldo yang sedari tadi menunggu kedatangan Valen.
"Hai." Aldo melambaikan tangannya,Valen langsung menghampirinya.
"Sudah lama menunggu?" tanya Valen pada Aldo yang sudah datang lebih dulu.
"Belum kok, aku juga baru saja sampai." jawab Aldo yang sengaja berbohong, sebenarnya dia sudah lama menunggu dirinya.
Akhirnya mereka masuk kedalam mereka pergi ke lantai atas yang dimana meja mereka sudah disiapkan.
"Kok kita disini, lalu ini makanan siapa?" tanya Valen yang bingung.
"Ini makanan untuk kita." jawab Aldo, mereka menikmati makan bersama. Setelah selesai makan malam tatapan Aldo mulai serius.
"Valen."
"Iya ada apa?" tanya Valen.
"Aku ingin bicara serius denganmu." Aldo langsung mengeluarkan sesuatu dikantong celananya.
"Maukah kamu menikah denganku." ucap Aldo yang secara langsung melamar Valen, sontak saja Valen kaget dengan kejadian itu.