NovelToon NovelToon
Sekedar Menjadi Ibu Sambung

Sekedar Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

“Kamu harus bertanggungjawab atas semua kelakuan kamu yang telah menghilangkan nyawa istriku. Kita akan menikah, tapi bukan menjadi suami istri yang sesungguhnya! Aku akan menikahimu sekedar menjadi ibu sambung Ezra, hanya itu saja! Dan jangan berharap aku mencintai kamu atau menganggap kamu sebagai istriku sepenuhnya!” sentak Fathi, tatapannya menghunus tajam hingga mampu merasuki relung hati Jihan.

Jihan sama sekali tidak menginginkan pernikahan yang seperti ini, impiannya menikah karena saling mencintai dan mengasihi, dan saling ingin memiliki serta memiliki mimpi yang sama untuk membangun mahligai rumah tangga yang SAMAWA.

“Om sangat jahat! Selalu saja tidak menerima takdir atas kematian Kak Embun, dan hanya karena saat itu Kak Embun ingin menjemputku lalu aku yang disalahkan! Aku juga kehilangan Kak Embun sebagai Kakak, bukan Om saja yang kehilangan Kak Embun seorang!” jawab Jihan dengan rasa yang amat menyesakkan di hatinya, ingin rasanya menangis tapi air matanya sudah habis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lehernya kenapa Mas Fathi?

Bagaimana rasanya saat Jihan mengecup dan menggigit leher Fathi. Senormalnya sebagai pria dewasa sudah pasti berdesir, dan sudah tentu si jon bangkit dari tidurnya. Lantas apa yang dilakukan oleh Fathi? sudah bisa dia pastikan mengatur napasnya hingga si jon kembali tertidur, karena tidak mungkin dia bersolo karir di restoran, gila aja pikir Fathi.

Jihan sudah kembali ke meja dan kembali berbincang-bincang, selang 10 menit kemudian Fathi kembali ke mejanya. Dan Kinan agak memicingkan matanya saat melihat tanda merah di leher Fathi.

“Mas Fathi lehernya kenapa?” tanya Kinan, tangannya terulur menyentuh leher pria itu, dan sangat memperhatikan bekas gigitan Jihan tersebut.

Ujung ekor netra Jihan sedikit  melirik dan agak menyunggingkan senyum miringnya.

“Oh ... ini bukan kenapa-napa, hanya bekas garuk saja, tadi ada semut rangrang,” dusta Fathi sembari menepis tangan Kinan dari lehernya.

“Aku bawa minyak angin, aku olesin ya Mas,” pinta Kinan, dia mengambil tas kecilnya lalu mencari roll on minyak angin. Begitu perhatian sekali Kinan pada Fathi, menunjukkan kepeduliannya dengan sengaja di hadapan Jihan, namun sayangnya gadis itu tidak peduli mereka berdua mau berbuat apa.

Kinan agak mencondongkan dirinya ke depan agar lebih dekat saat ingin mengolesi minyak angin ke leher Fathi, sementara pria itu melirik Jihan yang justru tidak memperhatikannya, dan sibuk mengobrol dengan Beni serta teman-temannya yang lain.

“Mas Fathi tapi kok ini kayak bekas digigit ya lehernya,” ucap Kinan saat memperhatikan dengan jelas, sontak saja tangan Fathi menutup lehernya.

“Tidak perlu kasih minyak angin,” tolak Fathi.

“Oh.” Kinan menarik tangannya. “Leher Mas Fathi digigit sama siapa ya? Kok berani sekali ya?” batin Kinan bertanya-tanya, lalu wanita itu melirik ke arah Jihan.

Jihan yang merasa sudah cukup kumpul-kumpul dengan temannya, sudah waktunya pulang ke rumah.

“Sepertinya gue pamit pulang duluan ya, kasihan ponakan gue di rumah nanti cariin gue, Syifa mau nebeng pulang gak?” pamit Jihan sama teman-temannya.

“Gue balik sendiri aja Jihan ... lagian kita beda arah, thanks ya,” jawab Syifa. Kalau tujuannya ke rumah orang tua Jihan satu arah, tapi Jihan pulangnya ke rumah Fathi jadi beda arah.

“Ji, jangan pulang dulu aku siapin sesuatu buat kamu pulang. Tunggu sebentar ya,” pinta Beni menahan Jihan pulang, lalu dia beranjak dari duduknya.

“Eh ... iya Kak Beni,” jawab Jihan.

Sementara itu di meja sebelah ...

“Mas Fathi, kita harus balik ke rumah sakit sekarang. Bukannya Mas ada jadwal operasi?” tanya Kinan.

Fathi melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan waktu setengah dua. Andaikan tidak ada jadwal operasi kemungkinan dia akan tetap menunggu Jihan di sana.

“Sebentar lagi, aku habiskan dulu minuman ini,” jawab Fathi memberikan alasan.

“Baiklah.” Kinan tersenyum manis, justru bisa berduaan lebih lama dengan Fathi bikin hatinya senang.

Selang 15 menit kemudian Beni kembali datang dengan membawa beberapa bungkusan. “Buatmu ya Jihan, semoga suka dan jangan lupa dihabiskan ya,” pinta Beni sembari menyodorkan bungkusan tersebut. Dan sudah tentu Jihan menyambutnya dengan wajahnya yang berseri-seri.

Fathi yang mendengarkan agak mencebik sembari mengusap tengkuknya sendiri, lalu memanggil waiters untuk membayar bill makanan.

“Wah makasih banyak ya Kak Beni, tapi ini gratiskan ya?” tanya Jihan, dia bergegas bangkit dari duduknya.

“Buat Jihan cantik ini semuanya gratis, tidak perlu bayar,” jawab Beni sembari colek hidung mancung Jihan.

Jihan tersenyum lebar. “Makasih banyak ya Kak Beni, semoga restonya semakin ramai dan lancar usahanya.”

“Aamiin.”

“Kalau begitu ... pamit semuanya ya, sampai ketemu lagi,” pamit Jihan kepada semua temannya.

“Sampai ketemu lagi ya Jihan,” jawab Lula, diikuti dengan teman yang lainnya.

“Aku antar keluar,” ucap Beni bergegas membawa kantong yang dia berikan untuk Jihan. Dan di saat itu juga Fathi bangkit dari berdirinya, dan dengan sengajanya Fathi menyenggol secara kasar pada bahu Beni, untung saja pria muda itu berdiri dengan gagahnya jadi tidak terlalu limbung.  Jihan melihat kelakuan absurd suaminya itu.

“Mas Fathi tunggu,” panggil Kinan saat melihat Fathi sudah berjalan meninggalkan meja tanpa berkata.

Sebelum meninggalkan meja, Kinan menolehkan wajahnya ke Jihan. “Jihan, Mbak duluan ya, si Mas udah jalan duluan aja,” ucap Kinan, seolah menunjukkan jika Fathi adalah Mas-nha.

“Ya,” jawab Jihan begitu singkat, dan menggelengkan kepalanya.

“Ji, kakak ipar kamu lagi berantem sama ceweknya ya? Jalan sampai gak lihat begitu?” tanya Beni.

Jihan menaikkan kedua bahunya. “Jihan gak tahu Kak Beni, memangnya sejak tadi Jihan perhatiin mereka berdua,” jawab Jihan sembari melangkah seirama bersama Beni menuju pintu resto. Andai Beni tahu jika Fathi itu lagi bertengkar sama Jihan bukan sama Kinan.

Beni mengantarkan Jihan sampai ke parkiran motor, sementara Fathi yang sudah menyalakan mesin mobilnya belum bergerak melajukan mobilnya, dan ini bikin Kinan semakin heran dengan Fathi.

“Jihan, kapan-kapan aku bolehkan main ke rumah kamu atau telepon?” tanya Beni, sembari memasangkan helm di kepala Jihan.

“Emm ... boleh nanti kabarin aja kalau mau main ke rumah,” jawab Jihan dengan santainya.

“Makasih ya, nanti aku telepon kamu kalau mau main ke rumah,” balas Beni tersenyum hangat, lalu tangannya terulur merapikan rambut Jihan untuk masuk ke dalam helmnya.

Fathi mendengkus kesal sekali melihat kelakuan Beni dari balik kaca mobilnya, tangannya yang memegang erat setir kemudi sangat erat, dan akhirnya dia menginjak pedal gas mobilnya.

“Mas Fathi kenapa?” tanya Kinan, terlihat kepo.

“Enggak pa-pa,” jawab Fathi agak ketus, dia melajukan mobilnya dan dengan sengaja dia mengklakson saat melewati parkiran motor, Jihan hanya bisa mengelus dadanya saja.

...----------------...

Malam pun tiba, Jihan sudah tiba di rumah menjelang sore, dan sangat bersyukur keponakannya tidak rewel selama tidak ada dia dan sudah pasti dia membelikan mobil tayo untuk Ezra sebelum tiba di rumah. Dan di malam ini juga amunisi makan malamnya spesial dari resto Beni, begitu lahap dia menyantap dan sesekali dia menyuapi Ezra yang sejak tadi menemaninya sambil main mobil-mobilannya di ruang tengah.

“Duh pintar sekali anak Tante nih makannya, malam ini makannya banyak ya,” puji Jihan sembari mengusap mulut Ezra yang sudah belepotan.

“Agi mam Ante,” jawab Ezra kembali membuka mulutnya, minta diisi lagi. Jihan kembali menyuapi Ezra dan samar-samar suara mobil terdengar di depan rumah.

“Akhirnya monsternya sudah tiba di rumah,” gumam Jihan sendiri sembari menghela napasnya.

Apakah yang akan terjadi malam ini di rumah Fathi?

 Bersambung ... ✍🏻

 

1
Prihatindwirahayu
Luar biasa
Yenti Koto
suka cerita nya
Yenti Koto
Buruk
Wy Ky
m
Sungai Danau
waah thor kok ganteng semua., jd bingung kan nilainya../Smirk//Smirk/
Faris Andrean Syahputra
ya salammm☺☺☺☺
Sungai Danau
semangat thor kayaknya makin seru nih..
Sungai Danau
kayak nya seru thor., lanjut thor semangat..
Nana Niez
suka karakter jihan g menye menye dan cengeng,, lanjuuuut
Ijo Popos
Luar biasa
Musyarofah Salim
lebih keren fatih
Indah Rianti
Luar biasa
Wiji Lestari
bagus sekali mom
Wiji Lestari
Buruk
Alfina Jailani
yang bener??
Fahlevi Umi
Luar biasa
Engel Jansen
bgus sekali
Engel Jansen
🤗aku suka ceritanya
Sarah Yuniani
😂😂😂
Sarah Yuniani
sedih sekaliii ... tapi Jihan kuatt ! semangat Jihan !
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!