NovelToon NovelToon
Love For The Last

Love For The Last

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Cinta Murni / Angst / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LFTL Bab 16 - Kuli Bangunan

Saking senangnya pemikiran Aruni jadi tidak seluas pikiran Adrian, sedikitpun dia tidak menduga bahwa keberuntungan yang dia dapatkan sekarang karena campur tangan Gionino.

Aruni sudah sangat percaya bahwa ini semua adalah kehendak Tuhan, sudah saatnya bagi dia untuk membahagiakan sang anak. Terlepas dari kemiskinan dan penderitaan yang selama ini menjerat kedua kaki.

Namun Adrian juga tidak berniat untuk menjelaskan apapun pada sang ibu, bahwa kejanggalan ini adalah campur tangan tuan Gionino. Adrian sudah sangat senang melihat ibunya tersenyum lebar seperti itu.

Rasanya setelah sekian lama baru kali inilah Adrian melihat ibunya tersenyum lagi, senyum kebahagiaan bukan senyum palsu.

'Aku tidak perlu mengatakan apa-apa pada ibu, tapi aku akan mengucapkan terima kasih pada tuan Gio,' batin Adrian.

Adrian bukanlah anak yang tidak tahu diri, meskipun sang ibu melarangnya untuk terhubung lagi dengan tuan Gionino, tapi dia akan tetap mengucapkan kata terima kasih tersebut.

Karena perasaannya yakin betul semua keberuntungan ini berkat pria kaya raya itu.

"Adrian, segera kemasi bajumu. Pamitlah baik-baik dengan papa jika papamu ada di rumah," ucap Aruni, mereka kini sudah berada di depan rumah Yanti.

Meskipun Aruni memiliki berjuta-juta kenangan buruk bersama Hendra, tapi dia tidak ingin meneruskan kebencian ini pada sang anak. Aruni tetap ingin Adrian menghormati Hendra sebagai ayahnya.

"Iya Bu," jawab Adrian dan mereka berpisah.

Saat masuk ke dalam rumah Adrian tidak melihat sang ayah dimana pun. Rumah ini terasa sepi sekali, juga cukup berantakan di ruang tengah dan kamar ibunya dulu.

Tadi Hendra kembali mencari dimana yang tabungan yang Aruni maksud, namun dia tidak menemukan apapun. Mereka kesal akhirnya dia putuskan untuk keluar.

Hendra mana tahu jika tabungan yang Aruni maksud sudah Adrian selamatkan semalam, telah diserahkan pula kembali pada sang ibu.

"Lebih baik aku segera pergi, tidak perlu pamit pada Papa," gumam Adrian. Dia memiliki banyak barang dibandingkan sang ibu, sebab ada buku-buku sekolah juga yang harus dia bawa.

1 tas berisi pakaian, 1 tas ransel untuk beberapa peralatan sekolah dan juga satu kardus berisi buku-buku.

Dengan membawa semua barang itu Adrian mendatangi rumah bude Yanti. Aruni yang telah menunggu langsung berlari untuk menyambut, membantu sang anak membawa barang-barang itu.

"Biar aku saja Bu, aku masih kuat," ucap Adrian.

"Kalian yakin pergi sekarang? kenapa tidak besok pagi saja?" tanya Yanti, sedikit cemas saat melihat Aruni dan Adrian yang hendak pergi.

Apalagi Yanti belum melihat secara langsung kos-kosan yang telah dibayar oleh Aruni, dia takut tempat itu sebenarnya tidak layak untuk dihuni. Ketika Aruni mengatakan bahwa kos-kosannya bagus itu hanya untuk membuatnya tenang saja.

"Iya Mbak, lagi pula kos-kosannya bersih. Kita bisa langsung menempatinya," jawab Aruni dengan antusias.

"Tunggu sebentar," ucap Yanti, dia kembali masuk ke dalam rumah dan menyiapkan bekal makan untuk Aruni dan Adrian, jadi saat tiba di kosan nanti mereka tidak perlu mencari makanan lagi.

"Bawalah ini, maaf aku tidak bisa memberi apa-apa."

"Ya Tuhan Mbak, terima kasih banyak atas bantuannya. Selama ini mbak Yanti selalu ada untukku dan Adrian." Aruni dan Yanti saling memeluk erat, setelahnya Yanti juga memeluk Adrian.

Rela tidak rela akhirnya mereka berpisah, sore menjelang malam itu akhirnya Aruni dan Adrian berjalan kaki menuju rumah tinggal mereka yang baru.

Bagi Aruni dan Adrian terus berjalan kaki seperti ini sudah hal biasa, jadi sedikitpun tidak memberatkan.

Sampai di tempat tujuan, Aruni membuka pintu rumahnya dengan melantunkan banyak doa di dalam hati, berharap setelah ini hanya ada kebahagiaan yang akan dia dapatkan bersama sang anak.

"Syukurlah, kita punya tempat tinggal baru Adrian, meskipun masih mengontrak," ucap Aruni.

"Iya Bu, aku juga sangat bersyukur."

"Mulai sekarang kamu jangan ragu untuk tetap fokus pada pendidikan, ibu mohon sekali, kamu harus kuliah."

"Iya Bu."

Jam 8 malam ibu dan anak itu baru selesai merapikan rumah. Ibu kos datang tiba-tiba untuk mengantarkan kasur, kata beliau kasur ini sudah tidak dipakai lagi di rumahnya, jadi Aruni bisa memakainya.

Keberuntungan yang bertubi-tubi sangat Aruni syukuri. Setelah mereka membersihkan tubuh, Aruni dan Adrian duduk bersama di ruang depan, menyantap makan malam yang tadi diberi oleh Yanti.

Rasanya nikmat sekali.

Keadaan yang berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Hendra saat ini.

Ketika pulang, rumah nampak gelap seperti tak berpenghuni. "Adrian!" panggil Hendra yang suaranya langsung terdengar lantang.

Ketika dia menyalakan lampu Hendra tidak melihat siapapun di rumah, dengan cemas dia memeriksa kamar sang anak. Lalu melihat semua barang-barang milik Adrian sudah tidak ada.

"Dasar Aruni kurang ajar! Pasti dia yang mengajak Adrian pergi!" makinya dengan kedua tangan yang terkepal kuat.

Padahal kini hanya Adrian satu-satunya harapan yang bisa dia gunakan untuk pencari uang. Adrian tidak perlu sekolah, anak itu bisa bekerja jadi kuli bangunan atau apapun.

Hendra makin marah saat merasakan kini perutnya yang begitu lapar.

"Argh!" pekik Hendra.

1
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
GIONINO .ARUNI.IBU AYAH ADRIAN
Erna Wati
luar biasa
ayu cantik
bagus
Ria Lita
kok sedih banget sih thor kasih lah thor aruni kebagiaan
Nolyathi Puding
lanjut
aisyah
bagus
Si Memeh
Luar biasa
mety
cukup Thor cukup....tissu mana banyak bawang di novel ini 😭😭😭
mety
Thor......tissu aku sampe habis 😭😭😭
mety
Thor...dari bab pertama sampe sini , aku kok nangis terus ya 😭😭😭😭
Shee
suka ceritanya, sebelum baca ini q malah bac adrian dulua. makasih kak atas karyanya
Roimatus Siti
Luar biasa
Atiah arini
good
Cc
Luar biasa
nyindenSR
haisss ditunggu mlm pertamanya diumur udah tua,malah di skip/Drool/
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
rini sriwastuti
duh sow sweet...mas....meleleh hati Abang.../Heart//Heart//Heart/ mau lah aruni menikah jawab lah gag usah pake lama aruni..... temukan kebahagiaan mu
rini sriwastuti
glodak bruk .... akhirnya ketemu sama majikan...yg ternyata adalah seorg Gionino ayah dr anaknya gmn aruni kaget gag atau gag tau lah thorrr hanya dirimu yg tau/Drool/
rini sriwastuti
sedalam itukah cinta gionino/Sob//Sob//Sob/
rini sriwastuti
duh kah sebel liat aruni yg keras kepala bingit... knp sich gag kamu terima aja batuan dr gio biar cepet cerainya ..takut kebongkar status Adrian kah....aduh aruni lama* jg kebongkar jg siapa Adrian...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!