Empat Sekawan

Empat Sekawan

Allena

Derum motor sport berhenti di depan rumah minimalis berlantai dua , ke tiga nya turun dari motor dan berjalan masuk .

Sudah tak aneh kalau ketiga nya bebas berlalu lalang di rumah Allena. Ya rumah Allena .

"bi tuan putri belum turun?" tanya Neo mencolek bibi muda yang bekerja di rumah Allena

"eh Aden , belum den " jawab nya menyelip kan rambut nya ke samping telinga,

"bibi makin cantik aja." gombal Neo , mengedipkan matanya ,

zevan dan Sean meringis ngeri , melihat keduanya.

"Neo gue duluan ke atas , Lo kalo mau ngapel di sini si gak papa , yuk van," seru zevan berjalan lebih dulu.

Neo sontak berlari mengejar kedua temannya , tangan nya melambai ke arah bibi dan memberikan ciuman jarak jauh. Yang mana membuat bibi salah tingkah di buatnya.

"gila Lo. Makin gencar aja godain bi Ina di kejar dia baru nyaho!" Sean menggeplak kepala Neo ,

"ce ilah , bercanda doang gue, biar kagak datar datar banget kayak temen Lo noh," menunjuk zevan.

Zevan melengos tak menanggapi, di antara ke tiga nya zevan lah yang paling irit bicara , bahkan senyum saja bisa di bilang jarang.

Ceklek!

Pintu di buka zevan , kedua temannya mengikuti dari belakang ,

"heh masuk kamar cewek gak ijin dulu!" galak Allena berdecak pinggang , untung dia sudah memakai baju nya lengkap.

"nape si pagi pagi ngomel ngomel, kuy lah keburu siang." ajak Neo mendudukan pantat nya di kasur Allena,

Allena mendengus kasar , menatap ketiga teman nya yang dengan bebas duduk di kasur.

"sabar ! Dandan dulu." ketus nya duduk di kursi rias.

Tangan lincah nya memoles make up tipis , mengenakan rangkaian scincare nya dan terakhir lipbam pink muda , membuat kecantikan seorang Allena makin terpancar,

"jangan tebel tebel kayak ondel ondel ntar." celetuk zevan yang menatap intens Allena.

"iya"jawab Ale, berbalik dan jalan ke arah ke tiganya.

"kuy lah!" seru nya , Sean dan Neo yang memainkan ponsel langsung terbangun.

"bjirrr bidadari dari mana nih?" seru Sean mengucek matanya , menatap Ale dari atas hingga bawah berulang kali.

"mata Lo bidadari," mengusap wajah Sean kasar.

"Ale Ale berani Lo ya , muka gue jadi jelek nih" murka Sean menatap nyalang ke arah Ale,

dengan kasar Neo dan zevan ikut mengusap dan mengacak ngacak wajah serta rambut Sean. Ketiga nya lari sebelum Sean mengamuk.

"yaaaa , brengsek Lo semua."teriak nya kencang , mengacak rambut nya.

"hahahaha"Ale tertawa kencang.

"lucu banget"zevan mencubit hidung mancung Ale,

"lici bingit" tiru Neo menipiskan bibir nya meledek ucapan zevan.

Plak plak cup.

Sean menggeplak pundak zevan dan Neo , dan mencium pipi Ale .

"sakit bego" bengis Neo menatap Sean yang berjalan di belakang ketiganya ,menuruni tangga.

"sarapan dulu non," ucap bi Imah , bibi sekaligus orang tua untuk Ale.

"di taman aja bi , bareng mereka. Bibi makan aja bareng yang lain, dahh!" Ale melambaikan tangannya ,

bi Imah mengangguk menatap ke empat remaja tersebut.

"boncengan Ama gue aja le," Neo menarik tangan Ale , memasangkan helm nya.

Tanpa banyak drama ke empat nya pergi meninggalkan kawasan rumah elit , menuju taman kota .

"pegangan" Neo menarik tangan Ale menaruh nya di perut.

Ale mengeratkan pegangannya saat motor sport itu melaju cepat,

hampir mamakan waktu 30 menit. Ke tiga motor itu berhenti di parkiran yang di sediakan di samping taman.

baru jam 7 pagi , keadaan di taman sudah ramai pengunjung , ada yang berolahraga , senam atau sekedar nongkrong.

"sarapan dulu,"ajak zevan , ketiganya manut mengikuti, bubur menjadi pilihan ke empat nya.

"mang 4 porsi ya , duduk di sana." Sean menunjuk meja yang di duduki teman temannya ,

"siap a "

"Ale Lo siap lawan anak SMA sebelah?" tanya Neo mengunyah kerupuk yang ada di meja .

"jih siap lah , kapan gue gak siap coba?" dengan nada tengil Ale menjawab.

"gue denger denger si , dia juara terus main skateboard nya." bukan nya Neo meragukan kemampuan dan kemahiran Ale , namun waspada harus tetap ada kan.

"kalah menang biasa si , ya kalau gue menang ni ya , Lo turutin kemauan gue dan kalo gue kalah gue turutin kemauan Lo gimana?," tantang Ale ,

"oke deal ya, noh zevan sama Sean saksinya." tangan keduanya bersalaman deal,

"awas Lo Neo siap siap jadi sasaran empuk Ale," bisik Sean di telinga neon , menatap Ale yang juga menatap ke duanya sinis ,

"makan," titah zevan yang sedari tadi mendengarkan ketiganya .

Mereka makan tanpa mengeluarkan suara.

Sorak sorak ramai penonton begitu Ale and the gang masuk ke arena permainan ,

dengan tengil nya Neo melambaikan tangan

"aaaaa ka Neo " sorak para cewe cewe di bangku penonton,

"malah tebar pesona Lo," memiting kepala Neo di keteknya ,

"ka Sean jangan!!!" seru penonton .

Ale dan zevan menghela nafas malas , drama sekali.

"wooow Allena and the gang selamat datang !" sambut Miko menepuk tangan

di belakang nya ada tiga temannya yang juga menyambut kedatangan Allena .

"Yoi brooo" seru Ale berjabat tangan.

"kuy lah mulai" ajak Ale , menatap Jia yang akan menjadi lawan nya kali ini.

"kuy"seru semuanya ,

Ale dan Jia berjalan membawa skateboard nya ,

sorak penonton menggema saat Ale menerampilkan kebolehannya bergaya di atas papan ber roda itu.

"anjirrr dia yang maen gue yang ngerasa keren!" seru penonton

"beeeuh bukan maen emng si Ale" tambah penonton yang lain.

"Ale sayang ku pokus,"seru Sean

Plak

"jangan teriak bego Lo bisa ganggu konsentrasi dia"galak zevan melotot ,

"hehehe iya iya " ringis Sean , Neo memelet meledek Sean.

jari tengah Sean acungkan di depan neo.

Brakk

ketiganya berdiri saat melihat Ale jatuh dari skateboard nya ,

dan bernapas lega saat Ale kembali bangun , baru satu kali ia terjatuh berbeda dengan Jia yang sudah ke tiga kali nya,

menit silih berganti 2 menit lagi permainan usai ,

Prittt

prok prok prok ,"waaw boleh juga main Lo , keren si kapan kapan latihan bareng boleh ?"Jia menghampiri Ale ,

"boleh , chat aja kapan mau nya ," jawab Ale menerima jabatan tangan Jia ,

gak ada hadiah ya memang keduanya main biasa , menunjukan kebolehan masing masing lah simpelnya.

di tempat nya Neo meringis pasrah kalau habis ini dirinya akan di jadikan bulan bulanan Allena ,

"kerennn makin lihai,"zevan memeluk Ale , di ikuti Sean dan Neo ,

keempat nya berpelukan , sorak penonton masih silih bersahutan , kebanyakan teman teman sekolah dan orang orang yang tidak Ale kenal entah itu alumni sekolahan atau yang baru masuk.

"ohhohoho Yoi dong , siapa dulu pelatih nya " seru Ale memeluk zevan erat , ya zevan yang melatih Ale.

"Neo i'm coming" seru Ale mengejar Neo yang berlari dan menjadikan Sean temeng untuk nya .

"sabar sabar oke gue ngaku kalah , gue turutin deh mau nya Lo" seru Neo di balik punggung Sean menghindari cubitan maut dari Ale,

"mampus Lo"seru zevan dan Sean berbarengan dan Ale yang tertawa.

"yok cabut , matahari udah makin tinggi." ajak zevan merangkul Ale, menghirup aroma yang menenangkan jiwa nya.

Aroma tubuh Ale seakan candu untuknya.

****

See you ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!