Sequel " SEMERBAK WANGI AZALEA"
Zara Aisyah Damazal masih menempuh pendidikan kedokteran ketika dia harus mengakhiri masa lajangnya. Pernikahan karena sebuah janji membuatnya tidak bisa menolak, namun dia tidak tau jika pria yang sudah menjadi suaminya ternyata memiliki wanita lain yang sangat dia cintai.
" Sesuatu yang di takdirkan untukmu tidak akan pernah menjadi milik orang lain, tapi lepaskan jika sesuatu itu sudah membuatmu menderita dan kau tak sanggup lagi untuk bertahan."
Akankah Zara mempertahankan takdirnya yang dia yakini akan membawanya ke surga ataukah melepas surga yang sebenarnya sangat di cintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3 : Sah
Zayn marah, adik yang sangat dia sayangi mendapatkan kekerasan verbal dari calon suaminya sendiri. Selama bersama dengan Zara, walau sering bertengkar, Zayn selalu menjaga perasaan adiknya yang halus seperti umi Aza.
Dalam kesehariannya, Zara memang terlihat bar bar dan bawel, tapi di balik sikapnya itu, tersembunyi gadis yang anggun, cantik dan pintar.
Andai bisa turut campur, Zayn pasti orang pertama yang akan menolak perjodohan ini.
Setelah menghapus sisa cairan bening di sudut matanya. Zara menyusul masuk ke dalam kamar rawat opa Erwin. Berbagai macam usaha ia lakukan agar tidak terlihat jika ia sudah menangis.
Sekitar sepuluh menit setelah Zara masuk, Zayn pun membuka pintu. Ezar menatap Zayn yang baru saja duduk di sebelah Zara. Dia ingat jika pria tampan itu adalah mahasiswa pintar yang sempat membuatnya ketar ketir karena sempat beradu argumen dengannya di kelas beberapa hari lalu. Itulah kenapa Zayn di buat sedikit menderita dengan jurnal ratusan halaman.
" Bukankah ini Zayn?" Tanya oma Afya.
Zayn berdiri kemudian menangkupkan tangannya di dada sembari membungkukkan sedikit tubuh tingginya.
" Iya Afya." Kata Oma Ivana.
" Sungguh, kalian punya bibit yang sangat unggul." Lanjut oma mengusap lembut punggung Zayn dengan mata yang melirik ke arah Adam dan Azalea. " Oma yakin istrimu sangat cantik. Dan dia menutupi nya di balik kain hitam itu." Oma kini menatap intens pada Azalea.
Adam tersenyum tipis dengan cara oma Afya menatap lekat istrinya.
Oma Afya kembali menghampiri Zara, meminta maaf pada gadis itu karena membuatnya tiba tiba harus menikah dengan cucunya, meminta maaf karena janji opa Erwin dan opa Lukman puluhan tahun lalu. Dan yang membuat Oma menitikkan air mata, karena dia belum bisa memberikan pernikahan yang layak untuk cucu pertamanya. Hanya pernikahan sederhana dan itupun di rumah sakit.
Tak ada yang bisa di katakan Zara selain mengulas senyum. Senyum yang terlihat di paksakan, dan hanya Zayn dan umi Aza yang bisa melihat kesedihan di balik senyum adiknya yang bagi orang lain terlihat begitu manis.
Tidak berapa lama kamar perawatan itu sudah di sulap sedemikian rupa seperti layaknya tempat pernikahan sesungguhnya.
Zayn menghampiri adiknya di sebuah ruangan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kamar rawat opa Erwin.
Zayn memasang senyumnya tatkala Zara menoleh dan menatap lekat wajah kakaknya.
" Kau sangat cantik dek." Kata Zayn. Pujian yang tidak pernah di dengar Zara sebelumnya. Bukannya tersenyum atau tertawa, Zara justru menangis sembari memeluk Zayn.
" Mas..bagaimana ini? Haruskah Zara pergi saja?" Ucapnya sesenggukan.
Hati Zayn teriris, tak pernah dia melihat adiknya seputus asa itu. Netranya sudah mulai berembun, saudara satu satunya teman suka dan dukanya dari zaman orok hingga hari ini sebentar lagi akan menikah, dia tidak akan lagi melihat wajah ayu dan suara cempreng Zara saat membangunkannya di pagi hari.
Zayn melerai pelukan Zara, mengusap lembut pipi Zara yang sudah penuh dengan air mata.
" Berhenti menangis. Kasian mbaknya, nanti repot perbaiki riasanmu yang berantakan." Kata Zayn mecoba tersenyum dan tetap terlihat cool seperti biasa.
Zara mengambil tisu dan membersihkan sisa cairan bening di wajahnya.
" Aku tau kamu adikku yang sangat baik. Ingatlah, abi dan umi sangat menyayangi kita. Ini bukan tentang tega tidaknya mereka menjodohkan mu. Agama melarang kita untuk berpacaran dan kau sudah lakukan itu, jadi tidak ada jalan lain yang bisa kau lewati selain di jodohkan dek. Dan yakinlah, abi dan umi tidak akan melepaskan putri tercintanya pada orang yang tidak tepat. Dan pilihannya jatuh pada dokter Ezar. Mungkin ini terlalu cepat, aku pun menyesalkannya, tapi mau bagaimana lagi, keadaan tidak berpihak pada kita."
Zara terdiam, tampaknya ia mulai sedikit lebih tenang.
" Kau masih ingatkan apa yang abi selalu katakan pada kita? Mencari pasangan itu tidak mudah, pilihlah jodoh karena agamanya, pilihlah jodoh karena keturunan nya, pilihlah jodoh yang setara atau sepadan. Kau paham maksud abi kan? Yang pertama itu sudah pasti, karena abi dan umi tidak akan membiarkan anaknya menikah jika tidak seagama, yang kedua, dokter Ezar berasal dari keluarga yang baik, apalagi dia masih ada hubungan keluarga dengan keluarga kita. Dan umurmu tidak terpaut terlalu jauh, hanya sepuluh tahun saja."
" Mas..itu sangat jauh." Protes Zara.
" Nanti dia sudah aki aki, kau kan masih sehat dan bugar." Protes Zara di balas Zayn dengan tawa renyah. Dia sengaja membuat lelucon agar adiknya bisa sedikit lebih rileks.
" Aku akan selalu mendukungmu, jika suatu saat nanti kau mengalami masalah, kau boleh menelpon ku, jangan beritahu apapun pada abi atau umi."
"Iya mas, makasih banyak."
Tidak lama setelah Zayn keluar, perias tadi datang lagi karena acara akan di mulai. Melihat riasan Zara yang berantakan membuatnya tersenyum.
" Maafkan saya mbak, harusnya mbak tidak kerja lagi, gara gara air yang keluar dari mata saya, mbak harus kerja ekstra." Ucap Zara merasa bersalah.
Mbak perias itu tidak marah, ia justru tertawa melihat ekspresi lucu Zara.
" Tidak apa apa nona, ini biasa terjadi."
Zara sudah terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya berwarna snow white, begitupun degan Ezar, memakai tuxedo dengan warna senada, ini ibarat pernikahan yang memang sudah di rencanakan bukan seperti kata oma yang semua serba mendadak. Pakaian yang di kenakan Zara contohnya, ini bukan hanya sekedar pakaian pengantin biasa, Tapi kebaya modern rancangan desainer ternama dengan harga fantastis.
" Saya terima nikah dan kawinnya Zara Aisyah Damazal binti Adam Arkananta dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
" Sah."
Dengan satu tarikan nafas, Ezar mengucapkan kalimat sakral tersebut dan kini sudah resmi menjadi suami dari gadis cantik bernama Zara Aisyah Damazal.
Umi Aza meneteskan air mata, anaknya kini sudah menjadi seorang istri di usianya yang masih sangat muda, sama persis seperti dirinya dulu.
Di ujung ruangan, Zayn pun terlihat mengusap ujung matanya yang berair. " Kau harus bahagia dek..." Batin Zayn sembari menatap sendu saudara kembarnya yang tak menampakkan senyum sedikitpun.
Setelah acara selesai, Zayn memilih pulang ke rumah lebih dulu. Meski sedih karena kini Zara tidak akan lagi mengganggunya, tapi setidaknya, adiknya sudah ada yang menjaga. Walau sebenarnya dia tidak terlalu yakin mengingat pembicaraan Ezar dengan adiknya beberapa saat lalu, namun dia akan tetap memantau dari jauh.
Ikut campur dalam pernikahan saudara sangat tidak di benarkan, tapi dalam kasus adiknya, ini sedikit berbeda.
Ezar membawa Zara pulang ke rumahnya, rumah yang dia beli beberapa tahun lalu dengan hasil keringatnya sendiri.
Tak pernah terbayangkan dalam benak Zara, dia yang hanya datang ke rumah sakit atas perintah dosennya, berakhir pulang dengan dosennya yang lain, terlebih statusnya kini berubah.
Tapi di manapun dia berada, tetap tidak akan menjadi penghalang perjodohan ini. Kebetulan saja dia berada di rumah sakit dan ternyata langkahnya itu membuat takdir yang sudah di gariskan untuknya berjalan mulus. Dan kini dia sudah menyandang gelar sebagai istri, istri dari seorang dokter bedah thorax kardiovaskuler, Ezar Fakih Pradipta.
...****************...
btw jgn lupa kak, emi dilanjut 🤭🤭😁
ku tunggu karya selanjutnya ya
marwah msih 5 thun tpi ucapn ny gk sesuai umur. bolh karakter ny dibuat ank yg cerdas, tpi jangn brlebihn smpe bhas urusn mnikh🙏
yg penting sekuelnya "Zayn " segera rilis kakakk 😃😃😃
sehat2 selalu 🤲🏻🤲🏻