Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan dengan Aurora.
Dalam pertarungan satu lawan satu melawan Aurora, kami mengawalinya dengan beradu teknik beladiri, namun aku dibuat kuwalahan melawan teknik bela dirinya yang mengandalkan kecepatan dan manipulasi aura, yang membuat pergerakannya sulit untuk di prediksi, aku dibuat samsak oleh dirinya.
"Apa hanya segini kemampuan mu Ali?" Bisik Aurora sambil menyerang ku dengan cepat.
"Sial, serangan-serangannya sulit hindari, segini ia belum menggunakan Senjatanya, oh jadi begini ya, cara assassin dalam bertarung, mengandalkan kecepatan dan memanipulasi hawa keberadaannya untuk sulit di prediksi" Gumam ku, sambil menahan serangan demi serangan dan mengamati pola serangannya Aurora.
"Bukkk!" Aku tersungkur jatuh, setelah terkena variasi serangannya yang di akhiri dengan sebuah tendangan.
"Ayo dong serius!" Celoteh Aurora.
"Baiklah, sudah cukup mengamati pergerakannya sepertinya dengan teknik dasar milikku aku tidak akan sanggup menandingi kecepatan yang dia miliki." Gumam ku sambil kembali berdiri.
"Hah, oke sudah cukup main-mainnya, jika kau mengandalkan kecepatan, mari beradu kecepatan dan ketangkasan!" Celoteh ku.
"Asura kai Level dua!" kali ini aku akan meningkatkan dua kali lipat kekuatanku dari sebelumnya, dengan melepaskan seperempat aura milikku.
"Bagus! aku juga akan serius!" Ucap Aurora.
"Teknik assassin, kecepatan bayangan!"
"Bukk.. bukk.. bukk..!!!"
Kami pun kembali beradu bela diri dengan sangat intens,
seketika keadaan di sekelilingku menjadi porak poranda akibat pertarungan kami berdua. Meski begitu aku masih belum bisa mengimbangi kecepatan serangan dari Aurora.
"Sial ternyata masih belum cukup! sepertinya aku harus mengeluarkan separuh aura ku, untuk mengimbanginya" Gumam ku, sambil menahan serangan Aurora.
"ASURA KAI, PELEPASAN SEPARUH AURA! PUKULAN DEWA!" Aku menghempaskan aura ku, untuk mendeteksi pergerakan Aurora yang sangat cepat, sambil melepaskan rentetan pukulan dewa milikku.
"Bukk... Dwaarrr!!"
"Hebat juga, Aku tidak mengira kau memiliki teknik yang hebat, memadatkan aura mu dan menghempaskannya dengan cepat! teknik apa itu namanya?" Celoteh Aurora saat terpental karena menahan pukulan dewa milikku.
"hebat juga dia langsung mengetahui rincian pukulan dewa" Gumam ku.
"Jangan memuji musuhmu!" Teriakku kepada Aurora.
"Hahaha baiklah, akan aku kerahkan seluruh kekuatanku! angkat senjatamu!" Ucap Aurora.
Ia pun mengambil dua belatinya dan melakukan pose untuk menyerang.
"PEMBUNUH NAGA, TEKNIK TEBASAN RUANG HAMPA!"
Dengan cepat Aurora menyerang ku dengan super cepat, Untungnya aku masih bisa mengelak, meskipun bagian pipiku tersayat oleh belatinya.
"Serangan apa itu, cepat sekali, tubuhku hampir tidak bisa bereaksi." Gumam Ku.
lalu akupun langsung menyiapkan teknik andalanku untuk balik menyerang Aurora.
"ASURA KAI! TEKNIK PEDANG GANDA, TARIAN PEDANG!"
"Sing!... sing!.. sing!"
Kami beradu pedang dengan super cepat, yang tidak akan bisa terlihat oleh mata telanjang, dan itu berlangsung cukup lama, sampai masing-masing senjata menempel pada leher kami.
"Sudah cukup!" Teriak Alaina menghentikan pertarungan kami. sontak seketika kamipun berhenti dengan ujung kedua senjata kami saling menempel di leher, lalu kami pun menarik senjata masing-masing.
Terlihat di antara aku dan Aurora mengalami luka-luka di sekujur tubuh, dan separuh tubuh kami terselimuti oleh darah yang mengalir.
"Hah ternyata kau memang hebat Ali" Ucap Aurora dengan suaranya yang lembut dan tersenyum.
"Ya, kau juga Aurora, aku tidak menyangka kau sekuat ini" Jawabku.
"Pertarungan yang sangat hebat!" Ujar Alaina.
"Benar!" Celetuk Reno.
Setelah pertarungan itu kami pun beristirahat dan mengobati luka-luka kami, sambil di kelilingi oleh anak-anak yang memuji kami berdua. Tampak Aurora kerepotan saat di kelilingi oleh anak-anak di sekitarnya.
Lalu setelah beberapa waktu kemudian, Aurora berpamitan kepada kami semua untuk pergi ke ibukota kerajaan.
"Baiklah sekarang waktunya aku pergi." Ucap Aurora.
"Iya hati-hati lah" Ucap ku.
"Sampaikan salam ku kepada Vanessa" Ucap Reno.
"Hati-hati dijalan Aurora." Ucap Alaina.
"Jangan lupa untuk mampir lain waktu ya kak, Aurora." Ujar Melissa dan anak-anak lainnya. Aurora pun membalasnya dengan sebuah senyuman lalu ia pun segera pergi meninggalkan desa.