NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:31.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Kado Ulang Tahun Spesial

   Setelah Halwa keluar kamar dengan mata yang berair. Cakar segera meraih kotak yang dibungkus kertas kado. Ia segera membukanya tidak sabar.

   Saat dibuka, Cakar cukup terkejut sekaligus senang. Isi kado itu adalah sepatu olah raga. Harganya juga bukan harga yang 200 ribu ke bawah. Namun Cakar sudah bisa menebak, harga sepatu itu berkisar 600 ribu ke atas.

   Lumayan mahal ukuran Cakar, sebab ia sering membeli sepatu olah raga di koperasi kisaran harga 200 atau 300 ribu itupun sepatu yang kualitas biasa menurutnya.

   "Dari mana dia punya duit sebanyak ini, sementara aku hanya memberikan uang belanja untuk sebulan, tidak mungkin sisa sebanyak harga sepatu ini? Jangan-jangan dia belanja pakai uangnya?" duganya seraya meletakkan kembali sepatu itu di atas bufet.

   Di dalam kado itu juga ada tulisannya. "Selamat ulang tahun yang ke-28 Mas. Semoga selalu sehat, panjang umur, berlimpah rezeki dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Maaf aku tidak bisa memberi kado yang bagus buat Mas Cakar."

   Selesai membaca kertas ucapan, Cakar menaruh lagi kertas itu di atas sepatu.

   Cakar cukup senang dengan hadiah sepatu olah raga pemberian istrinya itu. Padahal sepatu olah raga di dalam rak sepatunya masih bagus dan ada beberapa.

   Lalu ia beralih pada kado-kado pemberian teman-teman letting maupun adik letting, terutama kado dari Sersan Nilam yang sudah ditandainya. Sepertinya kado dari Sersan Nilam sedikit berbeda, berat dan padat.

   Cakar membuka kado pertamanya dari Sersan Nilam, seorang KOWAD pangkat sersan dua yang saat ini dikabarkan dekat dengan Cakar. Namun setelah Sersan Nilam tahu pernikahan Cakar, hubungannya saat ini entah seperti apa. Dengar-dengar Sersan Nilam sempat shock saat mendengar Cakar menikah.

   Saat dibuka, Cakar cukup terkejut, sebab kado dari Sersan Nilam adalah sebuah jam tangan yang harganya lumayan mahal. Kira-kira harga jam itu satu juta lebih. Cakar merasa spesial, Sersan Nilam memberi kado semahal itu.

   "Pakai ya Bang, jam tangannya saat kerja. Aku mohon!" Secarik kertas di dalamnya sudah Cakar baca lalu dia simpan di atas bufet di samping kado sepatu pemberian Halwa.

  Cakar merasa tidak enak hati dengan pemberian Sersan Nilam yang semahal itu. Tapi tak ayal kado itu terasa spesial untuknya.

   Setelah itu, baru kado-kado yang lainnya mulai ia buka. Tidak salah lagi kado-kado itu isinya tepat seperti tebakannya. Sabun batang, odol, sikat gigi, kaos kaki, celana kolor. Itu sudah tidak aneh lagi.

Teman-teman satu lettingnya memang turun temurun selalu memberi kado yang dianggap sangat spesial, tidak lain barang-barang yang harganya tidak seberapa itu. Namun nilai historinya jauh lebih berkesan dibanding kado mahal lainnya, sebab kado-kado itu akan mengingatkan Cakar pada masa pendidikan bintara dulu yang cukup berat dan penuh tantangan.

   Setengah jam kemudian Halwa masuk, tepat saat Cakar selesai membuka semua kado-kado dari teman-temannya itu.

   Halwa sedikit kaget dengan keadaan lantai kamar yang berserakan kertas kado dan kotak kado yang telah dibuka. Halwa penasaran apakah kadonya juga dibuka. Saat matanya menuju bufet, ternyata kado pemberiannya sudah dibuka. Terlihat sepatunya menyembul dari dalam kotak yang sudah terbuka.

   Halwa merasa lega dan berharap semoga suaminya suka dengan kado pemberiannya.

   "Mas Cakar, apakah Mas mau makan malam sekarang?" tanyanya seraya berdiri di samping Cakar. Tadi saat keluar kamar dan setelah sempat menangis, Halwa menyiapkan bakso itu di atas meja makan dan disajikan, mungkin saja Cakar akan makan malam, walaupun malam sudah sangat larut untuk makan.

   "Ah tidak, aku masih kenyang karena tadi makan di kafe. Oh iya, terimakasih kadonya, aku suka," balasnya datar sembari berlalu menuju kamar mandi, seperti tidak ingin memberi kesempatan untuk Halwa berbicara.

   Besoknya, seperti biasa Halwa sudah melakukan rutinitas harian sebelum ia berangkat kerja. Menyiapkan baju kerja Cakar yang sudah ia setrika beberapa hari lalu. Tiap pagi, Cakar sudah tinggal memakai seragamnya yang rapi dan wangi, yang sudah Halwa siapkan di gantungan hanger.

   Lalu kini sarapan pagi sudah siap di atas meja. Nasi goreng kemangi dengan taburan telor iris dan bawang goreng di atasnya sudah tersaji menggiurkan.

   Cakar sudah menuruni tangga, Halwa segera menghampiri Cakar sedikit berlari. "Mas, sarapannya jangan sampai tidak dimakan seperti bakso kemarin," ucapnya menghentikan langkah Cakar.

   "Aku memang mau ke sana dan sarapan," ucapnya ketus lalu segera bergegas ke ruang makan. Cakar duduk di kursi biasanya yang di atasnya sudah terhidang nasi goreng untuknya. Tanpa basa-basi ia langsung menyantap nasi goreng itu.

   "Itu apa yang pakai wadah plastik?" tanyanya menunjuk wadah plastik yang isinya bakso untuk dibawa bekal kerja Halwa.

   "Ini bakso kemarin, Mas. Karena Mas tidak mau memakannya, jadi daripada mubazir lebih baik aku bawa untuk bekal makan siang nanti di salon," jawabnya membuat Cakar menatap tajam.

   Cakar bukan tidak ingin makan bakso itu, tapi tadi malam keburu emosi jadi ia urungkan untuk makan.

   "Semuanya kamu bawa?" tanyanya lagi.

   "Iya, Mas. Mas Cakar tidak akan suka dengan sayurnya yang sudah layu, jadi dari pada terbuang biar aku bawa saja dan aku makan di salon saat istirahat," jawab Halwa yang langsung mendapat tatapan tidak suka dari Cakar.

   Cakar tidak suka Halwa ada saja jawabannya, tidak berpikirkah bahwa sebenarnya Cakar merasa tergiur dengan wangi bakso yang ia hirup malam dan pagi ini.

   "Dasarnya orang caper, pintar jawab tapi tidak mengerti perasaan orang lain. Sangat memuakkan," batinnya kesal.

   Halwa duduk serba salah dengan sikap dan tatapan Cakar. Halwa tahu kalau suaminya kurang suka sayuran matang disisakan sampai besok, dia pasti tidak akan memakannya, kecuali lauk lain yang tidak berkuah, masih dimakan Cakar. Oleh sebab itu, Halwa lebih baik membawanya untuk bekal, karena ia yakin kalau suaminya tidak akan mau memakannya lagi.

   Setelah selesai sarapan, Cakar berdiri lalu bergegas meninggalkan ruang makan. Halwa mengejarnya dari belakang, sekarang dia tidak berani meraih tangan Cakar, sebab sudah pasti akan ditolaknya. Halwa hanya akan mengantarnya sampai depan pintu dan menatapnya sendu.

   Cakar sudah keluar pintu, ketika tangannya mengayun, Halwa melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiri suaminya tidak seperti jam tangan biasanya yang selalu ia pakai.

   Jamnya bagus dan harganya pasti lebih mahal dari yang selalu dipakainya. Halwa sedikitnya tahu harga jam, karena ia sering melihat di pasar online harga-harga jam di sana, meskipun ia jarang belanja on line maupun offline kecuali kalau perlu banget.

   Setelah kepergian suaminya, Halwa segera bergegas menuju kamar dan bersiap untuk bekerja. Di dalam kamar ia sejenak membereskan kamar yang masih belum dirapikan. Menyapu lantai dan membuang sampah yang berserakan bekas kado Cakar semalam.

   Halwa melihat sepatu pemberiannya sudah diletakkan di rak sepatu oleh Cakar, Halwa tersenyum gembira. Lalu dia menyelesaikan menyapu dan memungut sampah bekas kado lalu dimasukkan ke dalam tempat sampah.

   Halwa meraih secarik kertas yang ada tulisannya, lalu dibacanya. Ternyata kertas itu dari seseorang untuk Cakar. Tertulis jelas di sana nama pemberi kado, yaitu Sersan Nilam.

   "Jadi, jam tangan yang dipakai Mas Cakar adalah pemberian dari Sersan Nilam?" tanyanya sedih. Ternyata Cakar lebih memilih dan patuh dengan permintaan temannya.

   "Hadiah dariku saja masih lebih murah dari kado pemberian KOWAD itu," bisiknya sedih. Halwa segera bergegas dan pergi untuk bekerja meskipun hatinya dilanda kecewa.

1
Sukemi Nak Murtukiyo
kok ALDIAN suka melihat RUMPUT TETANGGA LEBIH HIJAU,,,,,awas cakar halwa diembat orang,,,,,,,
Nasir: Ujian dulu buat Cakar.
total 1 replies
Tutiks
lanjut lagi up nya
Nasir: Satu bab lagi menyusul Kak. Tungguin ya.
total 1 replies
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
kali ini jdi tim pebinor dah 😂😂✌
Nasir: Wkwkkwkwwkwkk bisa jadi.
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂: 🤣🤣🤣🤣💃💃💃💃
klo laki'y sholeh baik penyayang dsb mah it's okey, nah ini laki model setan mending ganti laki kn 😅😅😅✌
total 4 replies
Lendra malayu
ucapan cakar bener2 membangkitkan emosi jiwa /Sob//Sob/
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
hrs'y elu tuh intropeksi diri cakarrrrrr 👊👊👊👊😡😡😡
gimna othor mau ngasih elu anak klo kelakuanmu tuh bejad bgitu yg ada kasihan ank elu nnti py bpk model bgitu 😏
Nasir: Wkwkkwkwk betul... 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Yasmin Natasya
rasanya aku mou culik halwa thor, dari suami durjana... 😡
Nasir: Ayo culik yo.... sabar sabar ya...
total 1 replies
Dia Amalia
beneran suami rasa iblis ne 😡😡😡
skt kuping ku drngernya bawa lh program istrimu jgn sakitin jiwa raganya woyyyy😏😏😏
ariyan
gemes sm mulut Cakra,pengen di tampol mulut'y
Sukemi Nak Murtukiyo
ayoo lanjut kak,,,,,
Nasir: Siap. Terimakasih dukungannya.
total 1 replies
Dia Amalia
remuk dah hati halwa tp ya ndak dijelaskan ya tambah sakit tau😒😒
Dia Amalia
huhhhh masih gk tau diri jg kau tau kelakuan seli...😏😏😏
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
gimna gimna....angkuhmu itu apakh masih brlaku cakar, kau tega menyakiti wanita lain hy demi mmpertahankn rasa cintamu pda mendiang istrimu yg trnyta malah mengkhianatimu, org yg sekrg brsamamu menguruamu dg ikhlas tpi kau sia²kn bahkn dianggap sbelah mata sma kmu, nikmati aja penyesalnmu nnti apalgi klo smpai di tinggal sm halwa nyahoo luuu😏
Nasir: Terimakasih kehadiran dan supportnya Kak. Tungguin episode selanjutnya.
total 1 replies
rahma hartati
Mampos kau Cakar2an..
Buat Si Halwa Pergi Thor biar Mampos dulu s Cakar2an ini..
UP Banyak2 ya Thor..
Nasir: Nanti akan dipikirkan.... Trmksh sudah mendukung.
total 1 replies
Sukemi Nak Murtukiyo
hayoo halwa tinggal saja cakar,,,,
Nartik Najs
kenapa up datenya sedikit.tanggung tor baca nya.
Nasir: Besok lagi ya Kak... hari ini cukup dua bab.
total 1 replies
Yasmin Natasya
buat istrinya cakar pergi tor...
biar cakar tau rasanya gk dihargai itu gimana...
rasanya aku mou nonjok kepala si cakar tor😅😂
Nasir: Wkwkkwk... boleh Kak. Cakar memang perlu dikasih pelajaran.
total 1 replies
Nasir
Tungguin bab 35 dan 36, udah up tapi blm dipost oleh NT. Ada apa ya? Apakah sistem NT sedang gangguan. Kalian tungguin ya, jgn lupa like dan votenya.
rahma hartati
SUAMI BODAT..
Lanjut Thor..
Nasir: Tungguin besok ya lanjutannya.
total 1 replies
Dia Amalia
siap² lh ditinggal halwa wah suami egois yg gk peka istrimu yg didepan mata😏
😏😏
uda pernah ditinggal mati istri,,,yg ada disia siain🤔🤔🤔
Dia Amalia
yoiii cpt lari sejauh kau bisa menemukan istrimu yg mencintai seorang diri karena gk dpt balasan dr pak suami 😂🤣😂
istrimu uda dibawa Aldian gimana perasaan pak su klu halwa jln sm laki² lain☺️☺️☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!