NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Kado Ulang Tahun Spesial

   Setelah Halwa keluar kamar dengan mata yang berair. Cakar segera meraih kotak yang dibungkus kertas kado. Ia segera membukanya tidak sabar.

   Saat dibuka, Cakar cukup terkejut sekaligus senang. Isi kado itu adalah sepatu olah raga. Harganya juga bukan harga yang 200 ribu ke bawah. Namun Cakar sudah bisa menebak, harga sepatu itu berkisar 600 ribu ke atas.

   Lumayan mahal ukuran Cakar, sebab ia sering membeli sepatu olah raga di koperasi kisaran harga 200 atau 300 ribu itupun sepatu yang kualitas biasa menurutnya.

   "Dari mana dia punya duit sebanyak ini, sementara aku hanya memberikan uang belanja untuk sebulan, tidak mungkin sisa sebanyak harga sepatu ini? Jangan-jangan dia belanja pakai uangnya?" duganya seraya meletakkan kembali sepatu itu di atas bufet.

   Di dalam kado itu juga ada tulisannya. "Selamat ulang tahun yang ke-28 Mas. Semoga selalu sehat, panjang umur, berlimpah rezeki dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Maaf aku tidak bisa memberi kado yang bagus buat Mas Cakar."

   Selesai membaca kertas ucapan, Cakar menaruh lagi kertas itu di atas sepatu.

   Cakar cukup senang dengan hadiah sepatu olah raga pemberian istrinya itu. Padahal sepatu olah raga di dalam rak sepatunya masih bagus dan ada beberapa.

   Lalu ia beralih pada kado-kado pemberian teman-teman letting maupun adik letting, terutama kado dari Sersan Nilam yang sudah ditandainya. Sepertinya kado dari Sersan Nilam sedikit berbeda, berat dan padat.

   Cakar membuka kado pertamanya dari Sersan Nilam, seorang KOWAD pangkat sersan dua yang saat ini dikabarkan dekat dengan Cakar. Namun setelah Sersan Nilam tahu pernikahan Cakar, hubungannya saat ini entah seperti apa. Dengar-dengar Sersan Nilam sempat shock saat mendengar Cakar menikah.

   Saat dibuka, Cakar cukup terkejut, sebab kado dari Sersan Nilam adalah sebuah jam tangan yang harganya lumayan mahal. Kira-kira harga jam itu satu juta lebih. Cakar merasa spesial, Sersan Nilam memberi kado semahal itu.

   "Pakai ya Bang, jam tangannya saat kerja. Aku mohon!" Secarik kertas di dalamnya sudah Cakar baca lalu dia simpan di atas bufet di samping kado sepatu pemberian Halwa.

  Cakar merasa tidak enak hati dengan pemberian Sersan Nilam yang semahal itu. Tapi tak ayal kado itu terasa spesial untuknya.

   Setelah itu, baru kado-kado yang lainnya mulai ia buka. Tidak salah lagi kado-kado itu isinya tepat seperti tebakannya. Sabun batang, odol, sikat gigi, kaos kaki, celana kolor. Itu sudah tidak aneh lagi.

Teman-teman satu lettingnya memang turun temurun selalu memberi kado yang dianggap sangat spesial, tidak lain barang-barang yang harganya tidak seberapa itu. Namun nilai historinya jauh lebih berkesan dibanding kado mahal lainnya, sebab kado-kado itu akan mengingatkan Cakar pada masa pendidikan bintara dulu yang cukup berat dan penuh tantangan.

   Setengah jam kemudian Halwa masuk, tepat saat Cakar selesai membuka semua kado-kado dari teman-temannya itu.

   Halwa sedikit kaget dengan keadaan lantai kamar yang berserakan kertas kado dan kotak kado yang telah dibuka. Halwa penasaran apakah kadonya juga dibuka. Saat matanya menuju bufet, ternyata kado pemberiannya sudah dibuka. Terlihat sepatunya menyembul dari dalam kotak yang sudah terbuka.

   Halwa merasa lega dan berharap semoga suaminya suka dengan kado pemberiannya.

   "Mas Cakar, apakah Mas mau makan malam sekarang?" tanyanya seraya berdiri di samping Cakar. Tadi saat keluar kamar dan setelah sempat menangis, Halwa menyiapkan bakso itu di atas meja makan dan disajikan, mungkin saja Cakar akan makan malam, walaupun malam sudah sangat larut untuk makan.

   "Ah tidak, aku masih kenyang karena tadi makan di kafe. Oh iya, terimakasih kadonya, aku suka," balasnya datar sembari berlalu menuju kamar mandi, seperti tidak ingin memberi kesempatan untuk Halwa berbicara.

   Besoknya, seperti biasa Halwa sudah melakukan rutinitas harian sebelum ia berangkat kerja. Menyiapkan baju kerja Cakar yang sudah ia setrika beberapa hari lalu. Tiap pagi, Cakar sudah tinggal memakai seragamnya yang rapi dan wangi, yang sudah Halwa siapkan di gantungan hanger.

   Lalu kini sarapan pagi sudah siap di atas meja. Nasi goreng kemangi dengan taburan telor iris dan bawang goreng di atasnya sudah tersaji menggiurkan.

   Cakar sudah menuruni tangga, Halwa segera menghampiri Cakar sedikit berlari. "Mas, sarapannya jangan sampai tidak dimakan seperti bakso kemarin," ucapnya menghentikan langkah Cakar.

   "Aku memang mau ke sana dan sarapan," ucapnya ketus lalu segera bergegas ke ruang makan. Cakar duduk di kursi biasanya yang di atasnya sudah terhidang nasi goreng untuknya. Tanpa basa-basi ia langsung menyantap nasi goreng itu.

   "Itu apa yang pakai wadah plastik?" tanyanya menunjuk wadah plastik yang isinya bakso untuk dibawa bekal kerja Halwa.

   "Ini bakso kemarin, Mas. Karena Mas tidak mau memakannya, jadi daripada mubazir lebih baik aku bawa untuk bekal makan siang nanti di salon," jawabnya membuat Cakar menatap tajam.

   Cakar bukan tidak ingin makan bakso itu, tapi tadi malam keburu emosi jadi ia urungkan untuk makan.

   "Semuanya kamu bawa?" tanyanya lagi.

   "Iya, Mas. Mas Cakar tidak akan suka dengan sayurnya yang sudah layu, jadi dari pada terbuang biar aku bawa saja dan aku makan di salon saat istirahat," jawab Halwa yang langsung mendapat tatapan tidak suka dari Cakar.

   Cakar tidak suka Halwa ada saja jawabannya, tidak berpikirkah bahwa sebenarnya Cakar merasa tergiur dengan wangi bakso yang ia hirup malam dan pagi ini.

   "Dasarnya orang caper, pintar jawab tapi tidak mengerti perasaan orang lain. Sangat memuakkan," batinnya kesal.

   Halwa duduk serba salah dengan sikap dan tatapan Cakar. Halwa tahu kalau suaminya kurang suka sayuran matang disisakan sampai besok, dia pasti tidak akan memakannya, kecuali lauk lain yang tidak berkuah, masih dimakan Cakar. Oleh sebab itu, Halwa lebih baik membawanya untuk bekal, karena ia yakin kalau suaminya tidak akan mau memakannya lagi.

   Setelah selesai sarapan, Cakar berdiri lalu bergegas meninggalkan ruang makan. Halwa mengejarnya dari belakang, sekarang dia tidak berani meraih tangan Cakar, sebab sudah pasti akan ditolaknya. Halwa hanya akan mengantarnya sampai depan pintu dan menatapnya sendu.

   Cakar sudah keluar pintu, ketika tangannya mengayun, Halwa melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiri suaminya tidak seperti jam tangan biasanya yang selalu ia pakai.

   Jamnya bagus dan harganya pasti lebih mahal dari yang selalu dipakainya. Halwa sedikitnya tahu harga jam, karena ia sering melihat di pasar online harga-harga jam di sana, meskipun ia jarang belanja on line maupun offline kecuali kalau perlu banget.

   Setelah kepergian suaminya, Halwa segera bergegas menuju kamar dan bersiap untuk bekerja. Di dalam kamar ia sejenak membereskan kamar yang masih belum dirapikan. Menyapu lantai dan membuang sampah yang berserakan bekas kado Cakar semalam.

   Halwa melihat sepatu pemberiannya sudah diletakkan di rak sepatu oleh Cakar, Halwa tersenyum gembira. Lalu dia menyelesaikan menyapu dan memungut sampah bekas kado lalu dimasukkan ke dalam tempat sampah.

   Halwa meraih secarik kertas yang ada tulisannya, lalu dibacanya. Ternyata kertas itu dari seseorang untuk Cakar. Tertulis jelas di sana nama pemberi kado, yaitu Sersan Nilam.

   "Jadi, jam tangan yang dipakai Mas Cakar adalah pemberian dari Sersan Nilam?" tanyanya sedih. Ternyata Cakar lebih memilih dan patuh dengan permintaan temannya.

   "Hadiah dariku saja masih lebih murah dari kado pemberian KOWAD itu," bisiknya sedih. Halwa segera bergegas dan pergi untuk bekerja meskipun hatinya dilanda kecewa.

1
Julia Juliawati
sayang sayang pala lu orang🤣🤣🤣
Julia Juliawati
maaf" sambel si ceker ayam mah🤣🤣
Julia Juliawati
klo aq jd si halwa ngelawan gedek banget sm suami kalakuan juga jurig🤣🤣
Nasir: Wkwkwkwkkw...
total 1 replies
Julia Juliawati
ini teh rujak bebek hewan ato rujak beubeuk buah"an?
Nasir: Rujak bebek, Teh. Kalo ditulisnya emang bebek, tapi dibacanya eu..... hehehe....
total 1 replies
Julia Juliawati
dasar adik geblek make nanya anak spa? klo kedengaran sm halwa apa g sakit hati dia
Nasir: Wkwkwkkw
total 1 replies
Julia Juliawati
km gedek krn g ngerasa di. posisi halwa sm klo km ada di posisi dia di sakiti sm suami km pastilah sm sakit hati
Julia Juliawati
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak...
total 1 replies
Julia Juliawati
dasar muna roh kau cakar ayam🤣🤣
Nasir: Wkwkwkwkk kirain munafik tahunya munaroh.....
total 1 replies
Wisnu Artini
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak..
total 1 replies
Eri Erisyah
kurangin Thor marah" ny sicakar ayam
Nasir: Hehehe iya Kak....
total 1 replies
Eri Erisyah
ganti Thor jangan cakar, Cakra lebih baik thor
Nasir: Ok nanti dipertimbangkan.
total 1 replies
Eri Erisyah
kenapa ga Cakra ajj sih Thor...bc ny JD agak gimn gitu
Nasir: Iya ya.... waduh, tapi itu memang udah dr episode awal smp akhir namanya Cakar. Gmn dong Kak? Mohon maaf ketidak nyamanannya ya.
total 1 replies
pupu
baru kali ini aku baca novel gak bosenin yg cerita nya gitu2 aja. dan lumayan nambah sedikit wawasan tentang tni. terimakasih author aku puas dan senang ehehe
Nasir: Trmksh byk Kak...
total 1 replies
Novi idrus
seperti'y penulis novel ini, ISTRI tentara
Nasir: Bukan Kakak cantik. Hanya pernah dekat saja. Hehhehe
total 1 replies
Novi idrus
Masi kecil, Jagan main nikah2 dari kecil smpeh besakr pisah karna sibuk TPI blm cerai
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
cak spill makan gudeg nya dimana mau juga aku cobain hehe
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢: oiya kah kak aku malah baru tau wkwk orang jogja rumahan gini ni kak malah gatau 🤣🤦
Nasir: Cakar mah ngarang Kak... ada juga gudeg Mbak Mul... tapi di Pasar Klewer...
total 2 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
dasar ikan nilam gua sumpahin lu mencret 30 hari 🥊😤
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢: jahatan mana kak sama ikan nilam yg sengaja banget bikin hati isteri sah sakit karena liat suami nya nganter ikan pasar 🤣 nilam berani nya sama istri sah spek ibu peri gitu coba ketemu yg spek rambo habis tu nilam 😂🤣
Nasir: Wkkkkkkkkkkkk.... jahat bgt Kak...
total 2 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
idih ga semua orang patokannya dr situnya, orang nikah itu yg di liat karakter dan watak sehari2nya, cara dia menyelesaikan masalah dll yg lebih ke esensi, kalo cuma pendidikan doang tp wataknya ga baik trus suaminya kenyang noh di suruh liatin nilai2 akademiknya doang 😒
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Wardi lu tau info gini drmana sih wkwk kayak emak2 kompleks aja 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
heleh emang lu yakin si selai hamil anak lu siapa tau hamil anak orang lain 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!