Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dewa Jahat
(note : cerita ini hanya kisah fiksi dan karangan semata, bukan untuk mendeskripsikan sebuah agama atau bentuk kepercayaan, apa lagi membuat agama baru. Jadi mohon bijak dalam membaca.)
Berada di ruang kekosongan yang dinamakan persidangan akhirnya, kemunculan ribuan makhluk bersayap cahaya melayang mengitari keberadaan Ashkar disana.
Bisa dikatakan mereka adalah para malaikat, makhluk yang bertugas menilai kelayakan manusia tentang kehidupan mereka selama di dunia dan membawa jiwa-jiwa ke dalam surga atau neraka.
Ashkar tidak bisa berkata-kata, dia menatap ke atas penuh rasa kagum menyaksikan kemegahan ada di hadapannya.
Hingga satu dari ribuan malaikat datang membawa sebuah buku di tangan dan neraca penimbang.
"Ashkar Argandika, 23 tahun masa hidup yang sudah anda lalui dengan kesabaran atas segala penderitaan tanpa henti dan menerima akhir dari kehidupan untuk menyelematkan orang lain. Akankah semua itu layak sebagai bukti bahwa kau pantas di surga." Ucap malaikat itu dengan penuh kemuliaan.
Meletakan buku tersebut di satu sisi, sedangkan sisi lain hanya ada sehelai bulu putih yang menjadi perbandingan.
Perlahan dan sedikit demi sedikit, buku yang berisi daftar riwayat hidup milik Ashkar atau pun kisah biografi dirinya, bergeser ke bawah menjadi lebih berat dari sebuah bulu.
Malaikat tersenyum..."Dengan ini kami menyatakan, bahwa kau pantas mendapat kunci surga sebagai balasan atas kesabaran dalam hidupmu selama ini."
Ashkar merasa lega, dia tidak bisa membayangkan, setelah kesengsaraan di dunia semasa hidupnya, harus ditambah siksaan neraka meski pun sudah mati, tentu sangat menyakitkan.
Setelah menerima kunci emas di telapak tangan, makhluk bersayap hitam dengan tanduk panjang melengkung, turun dari langit.
Sosok tersebut kini berdiri tepat di hadapan Ashkar.
Bingung dan takut, karena berbeda dari para malaikat yang menunjukkan aura mulia penuh kesucian, makhluk satu itu membawa hal tidak menyenangkan, seakan dia adalah wujud dari gelapnya dosa.
"Kau Ashkar Argandika ?." Tanya makhluk itu saat menatap secara langsung.
Mengangguk Ashkar karena gugup ..."Ya benar."
"Baiklah, ikut aku."
Tidak tahu harus melakukan perlawanan atau bertanya alasannya, Ashkar merasa sesuatu yang buruk akan terjadi, mana kala dia mengikuti makhluk serupa iblis untuk pergi.
Satu malaikat mendatangi mereka..."Tuan dewa jahat, Mordred. Kami tidak bisa membiarkan anda membawa seorang pemilik kunci surga."
Ketika ada satu malaikat datang untuk menghentikan makhluk itu, Ashkar berharap bahwa semua hanya salah paham atau semacamnya.
Dia tidak ingin masuk neraka hanya karena nama yang mirip dengan Ashkar lain.
"Kenapa tidak ?, Aku sudah mendapat persetujuan dari tuhan sejati." Jawab sang iblis memperlihatkan lembar kertas di depan malaikat.
"Baiklah kalau begitu." Malaikat dengan paham membiarkan mereka lewat.
Tu... Tunggu, kenapa kau tidak berusaha lebih banyak untuk menjelaskannya.
Sosok makhluk iblis itu membuka sebuah portal dan membawa Ashkar pergi ke tempat lain.
Pada dasarnya Ashkar ragu, dia takut kalau iblis itu memasukkan dia ke neraka walau sudah mendapat kunci surga.
Ashkar diam tidak berani melawan, hanya berjalan mengikuti dari belakang.
Tempat yang Ashkar singgahi setelah melewati portal adalah land of God, tanah para dewa atau bisa disebut juga Surga.
Dimana sepanjang mata melihat, surga memiliki banyak istana mewah yang terbuat dari emas dan permata, langit cerah serta tidak terbatas, terdapat pula pulau-pulau melayang dengan segala hal menakjubkan di atasnya, seperti telaga biru, air terjun, hutan hijau, pegunungan dan masih banyak lagi di setiap tempat.
Masing-masing pulau dan istana adalah tempat tinggal para dewa.
Seperti halnya Mordred, sang dewa rakus. Dia termasuk dalam kelompok dewa jahat, bukan berarti dia memiliki perilaku jahat atau tindakan kasar, melainkan sudah menjadi job desk dari tuhan sejati.
Dewa jahat adalah status untuk sebuah kelompok yang mengatur sifat kejahatan suatu makhluk dalam skenario takdir. Seperti nafsu, tamak, angkuh, malas, marah, dengki dan rakus.
Masing-masing dari mereka menggambarkan sifat yang hadir sebagai dosa, itulah sebabnya ketujuh dewa itu seakan-akan menjadi musuh alami sifat kebaikan manusia.
Tapi pada dasarnya, sifat 'Adil' muncul karena adanya sifat 'Jahat', tanpa adanya kejahatan, tidak akan pernah ada yang namanya penegak keadilan.
Dua sifat saling bertentangan dan saling melengkapi pula, itu adalah sebuah keseimbangan yang hadir dalam takdir alam semesta.
Selama perjalanan menuju satu istana di pulau yang Ashkar datangi sekarang, dewa jahat Mordred mulai membuka percakapan.
"Kau sudah mengalami banyak kesengsaraan dalam hidupmu, apa kau tidak ingin semua berubah ?."
"Jika kau menganggap hal itu adalah penyesalan karena hidup yang berantakan, tentu aku ingin mengubahnya. Tapi sekarang aku sudah di surga, jadi untuk apa aku mengubah kehidupan ku sebelumnya." Jawab Ashkar mengingat semua kejadian dalam perjalanan hidup.
"Bagaimana kalau aku berikan kau kesempatan untuk hidup kedua di dalam hidup baru." Mordred memberi penawaran.
"Apa maksudnya ?."
"Kau akan hidup sebagai sosok baru dan kau akan memiliki kesempatan mendapat kekuasaan, kekuatan, dan kemuliaan... Para wanita akan datang kepadamu, orang-orang tidak lagi menghinamu dan kau bisa menjadi raja untuk menguasai dunia..." Itu yang dijelaskan oleh Mordred.
Tapi Ashkar tidak menganggapnya serius...."Jangan bercanda, itu konyol."
"Aku tidak bercanda, dan itu tidak konyol, aku bahkan tahu, jika hati mu belum menerima kematian ini, kau memiliki harapan untuk memperbaiki hidup." Tatapan mata Mordred membuat Ashkar diam seketika.
Tidak bisa Ashkar membantah anggapan Mordred dan bukan berarti dia tidak senang karena mendapatkan kunci surga. Tapi sejak kecil dia telah kehilangan banyak hal, ketika anak-anak lain bisa menikmati waktu bermain dengan orang tua mereka, Ashkar harus berjuang keras sendirian untuk bertahan hidup.
Ketika teman-teman sekolah menjalani masa muda penuh kesenangan dan hal romantis, dia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dan menyerah oleh perbedaan status sosial.
Dia tidak pernah merasakan apa artinya kebahagiaan, setiap orang yang dia cintai pun pergi.
Hingga di ujung penderitaan, dia menyelamatkan hidup seseorang, tapi tidak ada seorang pun datang menyelematkan hidupnya.
Tentu setitik hati di dalam dada Ashkar menginginkan hidup yang lebih baik.
"Apa itu mungkin ?..."
Senyum di wajah Mordred, seakan berhasil membuka keraguan Ashkar agar tertarik dengan tawarannya.
"Aku bisa berjanji, tapi dengan satu syarat, kau harus mengalahkan sepuluh pahlawan yang akan bangkit dalam 7 tahun di masa depan." Ucap Mordred sebagai bentuk persetujuan.
"Pahlawan ?, Apa maksudmu ?."
"Aku akan membangkitkan mu kembali ke dunia lain, dunia Dios dengan kekuatan tanpa batas, di sana kau bisa menggunakan sihir untuk mengalahkan setiap musuh dan ...."
Ketika Mordred menjelaskan lebih lanjut, Ashkar menghentikan ucapannya...."Tunggu, tunggu sebentar, aku masih gagal paham disini, bagaimana mungkin kau bisa melakukannya, siapa sebenarnya kau ?."
"Bukankah kau sudah mendengarnya, aku adalah satu dari ketujuh dewa jahat, dewa rakus, Mordred, atas persetujuan tuhan sejati aku bisa melakukan semuanya." Jawab Mordred penuh kebanggaan.
Ashkar sadar bahwa apa yang dia ucapkan bukan omong kosong, dan bertanya-tanya apakah semua ini adalah takdirnya untuk dipertemukan dengan Mordred.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...