NovelToon NovelToon
DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mata Batin / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan / Pulau Terpencil
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Sebelum membaca novel ini, diharapkan membaca novel BUHUL GHAIB, sebab ini ada hubungan dengan kisah sebelumnya, agar tidak bingung.

kisah Delapan orang bersahabat yang melakukan pertualangan ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, tetapi bencana tiba-tiba memporak-porandakan rencana mereka karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelekaan, sehingga mereka terdampar disebuah pulau yang berbeda.

Dipulau itu mereka mengalami kejadian demi kejadian yang mengerikan dan membuat mereka harus bertahan hidup dari sebuah rahasia misteri yang sangat mengerikan.

sanggupkah mereka keluar dengan selamat? ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DA-9

Guntur, Andini dan juga Mia bergegas menuju rumpun bambu yang tampak tumbuh disemakan.

"Apakah pisau sangkur ini dapat memotong bambu, Kang?" tanya Mia dengan penasaran.

"Kita coba saja, lagipula tak ada alat pemotong yang lain," sahut Guntur, dan langkahnya semakin dipercepat untuk dapat tiba ditempat itu.

Setibanya disana, ketiganya memandangi rumpun bambu yang tampak tinggi menjulang dengan batangnya yang sebesar pergelangan tangan orang dewasa.

"Ini sangat rimbun sekali, kita butuh sekitar dua puluh batang saja," ucap Guntur, lalu menuju rumpun bambu dan bersiap untuk menebangnya.

Akan tetapi, niatnya terhenti tak kala ia melihat satu sosok ular sedang melingkar dengan tiga kepala manusia.

"Astaghfirullah," ucapnya spontan, dan bergerak mundur dengan cepat.

"Ada apa, Kang?" tanya kedua wanita yang menemaninya ikut tersentak kaget melihat reaksi pria yang mereka jadikan pimpinan rombongan itu.

"Lebih baik kita pergi, dan lari sekarang..!" titahnya pada kedua wanita itu dan tanpa menunggu lama, mereka berlari dengan kencang saat sosok ular yang bertubuh besar berkepala manusia dengan jenis jantan itu keluar dari rumpun bambu.

"Aaaaaaaaaaa.....," teriak kedua wanita itu menggema dilangit senja.

Mereka berlari sekencangnya dan menggumakan semua tenaga yang ada, tetapi nyatanya justru mereka berlari ditempat.

Sosok itu bergerak dengan cepat. Kepalanya tegak setinggi tinggi meter, dan dengan cepat ia membelit ketiganya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Ular Siluman itu membawa ketiganya ke sebuah tempat yang sangat jauh dinegeri anta baranta.

Braaaaak....

Sebuah hempasan yang sangat kuat dilakukan oleh sang Siluman Ular saat menurunkan ketiga orang tersebut.

"Aaaw, sakit tau! Kasar banget jadi cowok!" omel Andini sembari memegangi bokongnya yang sakit.

nafas ketiganya tersa tersengal karena belitan tubuh ular tersebut.

"Ibu, aku membawakan tiga orang jenis manusia murni untuk dijadikan penawar racunmu," ucap sosok tersebut pada seorang wanita yang juga sama sepertinya, yaitu seekor Siluman Ular.

"Rekso anakku, aku menginginkan da-rah pria, bukan wanita, dan carikan tiga lagi untukku," ucapnya dengan suara lirih.

Sosok itu masih dalam posisi memunggungi para korbanya. Ia menatap.sebuah kerangkeng besi tempat seorang pria ditahan.

"Masukkan ketiganya pada kerangkeng itu, mungkin kedua wanita yang kau tangkap dapat menjadi camilanmu untuk malam ini," ucap sang wanita yang merupakan ratu dalam ras mereka.

Rekso mengangguk cepat. lalu kembali membelit ketiganya dan melemparkan mereka kedalam kerangkeng besi yang berisi satu orang pria dengan luka yang cukup parah.

Braaaak...

Tubuh ketiganya terpental dilantai, tentu saja itu sangat sakit sekali.

"Sialan, dasar iblis gak ada sopan santun!" maki mia kesal.

Sosok Rekso tak menggubris makian kedua wanita itu, yang jelas ia akan menyantap keduanya malam nanti sebagai camilan.

Setelah melemparkan ketiganya, sosok Siluman Ular itu pergi menghilang dalam hitungan detik saja.

Ketiganya saling pandang. Niat mereka ingin berlibur harus kacau balau dengan tersesatnya dipulau tanpa nama yang mana banyak menyimpan misteri yang mengerikan.

"Kita ada dimana?" tanya Andini sembari memperhatikan ruangan yang mengurung mereka.

"Ini adalah dimensi lain dimana manusia biasa tidak akan pernah dapat mencapai pintu penghubungnya," pria yang tampak kesakitan itu menyahut dengan lirih.

Sontak ketiganya menoleh kearah pria yang berada dibelakangnya. "Bagaiamana kamu bisa tahu?" Andini tak sabar inginkan jawaban dari sosok pria tersebut.

"Aku tak dapat menjelaskannya. Hanya saja kalian harus berdoa dan juga usaha untuk dapat keluar dari tempat ini," pria itu mengingatkan.

"Kamu manusia apa siluman?" tanya Guntur penuh selidik.

"Menurutmu?" pria itu balik bertanya, sembari menoleh kearah ketiganya.

"Woow, kamu tampan juga," celetuk Mia keceplosan. Seketika Guntur membolakan kedua matanya dengan cepat, meminta Mia tak sembarangan bicara, bagaimana jika yang ada dihadapan mereka adalah Siluman.

"Jangan cari tahu siapa aku, tapi cari tahu caranya agar kalian dapat keluar dari tempat ini sebelum menjadi korban dari kesadisan Siluman itu," saran pria tersebut.

Ketiganya tercengang. "Bagaimana caranya?" tanya Andini cepat.

"Bantu aku mengambil kunci yang ada dinding goa tersebut," ucap pria tersebut dengan ujung matanya yang tertuju pada sebuah benda disudut dinding kerangkeng.

"Apakah kau dapat kami percaya?" tanya Mia penuh selidik.

"Tanyakan hatimu, jika ada keraguan, maka jangan lakukan, tetapi jika mempercayaiku, maka silahkan ambil kunci itu untukku" pintanya dengan menatap Mia yang meragukannya.

Andini meliriknya, sepertinya hatinya mengatakan jika ia mempercayainya, dan ia mengingat jika kemampuan panjat tebing yang dikuasainya dapat diandalkan dan memudahkan dirinya untuk mengambil benda tersebut.

"Itu hal yang mudah," ucapnya, lalu bergerak cepat memanjat dinding goa dan mengambil benda itu dengan cekatan.

Seeets... Ssseeettts....

Gerakan lincahnya membuat Guntur dan Mia tercengang. Bagaimana mungkin seorang bidan yang selama ini terlihat hanya berteman dengan jarum suntik dan obat-obatan dapat selincah tupai.

Tap.. Tap...tap...

Ia telah berhasil membawa benda yang diinginkan oleh pria asing tersebut.

"Ini," ucap Andini, dan menyerahkannya pada pria yang belum diketahui namanya, dan bahkan mereka belum sempat untuk berkenalan.

"Tolong bukakan pintunya," pinta pria tersebut.

"Ngelunjak banget," protes Mia, lalu merampas kunci ditangan Andini, dan membuka pintunya.

Taaaak....

Pintu terbuka dan Mia segera keluar dari tempat tersebut.

"Apalagi yang kalian tunggu?" ucapnya.

Pria itu beranjak bangkit, lalu berjalan keluar menuju pintu, tetapi tiba-tiba...,

Sreeeeeek....

Sebuah rantai besi mengikat pergelangan kakinya, dan membuat ia tertarik ketempat semula.

"Hah," mereka tercengang. Bukankah tadi tidak terlihat jika ada rantai disana? Tetapi mengapa tiba-tiba mengikat kaki pria itu?

Saat bersamaan, terdengar derap langkah kaki yang sangat bergema. Sektika Mia kembali masuk kedalam kerangkeng dan mereka bersikap seola-olah frustasi.

Sesaat tampak beberapa orang pria bertubuh tinggi dengan membawa tombak dan hanya menggunakan cawat seadanya sebagai penutup anunya.

Mereka menyeret dua orang wanita paruh baya, dan sepertinya mereka para penumpang kapal yang selamat. Sebab Guntur pernah melihatnya saat mereka sedang berlayar dan sebelum kejadian naas itu terjadi.

"Lepaskan, lepaskan, kami!" salah satu wanita mencoba memberontak dengan sisa tenaga yang kalah jauh dengan para pria tersebut.

Braaaak...

Mereka dilemparkan begitu saja ke lantai, hingga sesosok Siluman Ular berkepala tiga itu datang dengan tiba-tiba.

Ia terlihat menggeliat, lalu menatap dua wanita tak berdaya itu dengan tatapan seringai.

Kepala bagian tengahnya tampak begitu bersemangat, dan ia merundukkan tubuhnya, lalu dengan cekatan menyambar keduanya dan menelannya dengan cepat.

"Astaghfirullah...," ucap ketiganya dengan serempak.

Sesaat ruangan tampak bergetar, ternyata kalimat yang mereka ucapkan membuat istana milik Ratu Siluman bagaikan terlempar bom.

"Heeei, kalian! Jangan coba-coba lagi mengucapkan kalimat iti!" hardik salah satu sosok pria bercawat.

1
Susi Akbarini
waahhhh..
kok berhenti ceritanya...
mna lanjutannya????
Siti H: kehabisan ide authornya bun.. sabar ya
total 1 replies
🏖⃟⃞🌺 𝐉𝐑
𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐢𝐧𝐢
🏖⃟⃞🌺 𝐉𝐑
𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐨𝐧 𝐥𝐠𝐢.
𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐜𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐤𝐥𝐢𝐧𝐠..
V3
si Asih kmna sich , kok gak nongol-nongol LG ❓❓❓🤔🤔🤔🤔
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
iyavlah.. bang guntur kan bisa tau yg ngga kita tau
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
was was pasti nya ya. serem ih
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
ada apa ya.. kok mencurigakan
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
wiih seru pasti nih
V3
smg ja Edy bisa menyelamatkan semua orang-orang itu , terbebas dr orang-orang kanibal dan cepat keluar dr pulau itu
Heri Wibowo
itu pasti bule pernah masuk kampung makanya tahu buah kecubung
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
masa iya orang barat tau kecubung nieeh di tempat q bukan cuma kecubung hijau hitam pun ada ada yg mauuuuu?
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: udh buat obat mertua q TPI daunya di rebus.. ekekwkkkkk
Ai Emy Ningrum: 🙄🙄 udah dicobain blum tuh kecubung2 nya...💃🏻💃🏻
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
apa iru loa yahhh
hahaha 4 biji masih di bagi lagi hahahahaa
Tiah Fais
semoga Edy bisa meyelamat kan kedelapan sahabat dan juga Lee dan kawan ny
Susi Akbarini
moga2 edi dapat mengumpulkan lee dan 8 petualang..
dan mereka daoat nyebrang dengan selamat..
❤❤❤
V3
lanjutkan kak 😘😘
Ai Emy Ningrum: siyap /Good/
total 1 replies
V3
si Bule rusuh bgt sich 🤦 mo mengantar kan nyawa nya nih
Tiah Fais
lanjut kak
Ai Emy Ningrum
empat biji mana kenyang ,minimal 4 kilogram atuh makan buah loa nya 🤣🤣🤣🤣 🍈🍈🍈🍈
Ai Emy Ningrum: sodara jauh pokok nya mah,ga keitung lah 😹
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: masih sodaraan sama leeleelawar kali yaak dia /Slight/
total 16 replies
Heri Wibowo
lanjut
Siti H: 😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
Heri Wibowo
perjuangan darmadi CS belumselesai.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!