Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06. Rundingan Para Orang Tua
...“Haruskah aku menyerah sekarang? Apakah aku terlambat untuk memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh? Bukankah dalam cinta tidak ada kata terlambat? Bukankah dalam cinta selalu ada kesempatan? Lalu kenapa aku harus menyerah di saat semuanya belum terlambat? Disaat masih ada kesempatan sebelum mereka benar-benar resmi menikah?”...
Melihat kesedihan di wajah putrinya, tentu saja membuat hari Levi sebagai seorang ayah merasa tidak tega. Apalagi Levi pernah berada diposisi Zhea yang mencintai seseorang tanpa bisa memperjuangkannya sedikitpun. Jika saja kecelakan malam itu tidak pernah terjadi, mungkin saat ini dia tidak bisa mendapatkan cintanya yaitu Lucia.
Sebenarnya bukan hanya Levi saja yang tidak tega melihat kesedihan di wajah Zhea tapi Rayden, Zhia, Lucia dan bahkan Shea juga turut sedih melihatnya. Masalahnya ini menyangkut perasaan yang tidak dapat dibeli dengan uang maupun kekuasaan, sehingga mereka tidak bisa berbuat banyak apalagi kalau sampai memaksakan sebuah perjodohan.
“Tidak bisakah kita melakukan sesuatu untuk membantu Zhea?” celetuk Shea yang memecahkan suasana hening di antara mereka.
“Biar aku membicarakannya lebih dulu tentang masalah ini dengan Will dan Alea,” ujar Levi yang tidak ingin diam saja melihat kesedihan putri kesayangannya.
“Benar! Biar kami membicarakan hal ini dulu dengan mereka, tapi apapun keputusan akhirnya kau harus ikhlas menerimanya ‘yah, Sayang?” Rayden pun sependapat dengan menantunya, dia tidak mungkin diam saja melihat sang cucu yang tidak bisa memperjuangkan cintanya.
“Jangan sedih, Putri Mommy yang cantik! Meski pada akhirnya kau tidak bisa bersama dengan Nathan, percayalah akan ada pria yang lebih baik di luar sana yang akan mencintaimu dan membahagiakanmu dengan tulus.”
Lucia memeluk dan memberikan semangat kepada putrinya, lantas Shea pun ikut memeluk keduanya. Sementara Zhia hanya tersenyum dan mempercayakan semuanya kepada Rayden dan Levi untuk mengurusnya.
Selanjutnya mereka melanjutkan pembicaraan mengenai perasaan Zhea yang sebenarnya selama ini kepada Nathan, walaupun sebagian besar hanya kekaguman dan pujian yang mereka dengan tentang Nathan dari mulut Zhea.
...****************...
Dan sesuai janji malam itu juga Rayden, Zhia, Levi dan Lucia langsung mengunjungi kediaman Will dan Alea tanpa pemberitahuan lebih dahul. Meski sudah memperkirakan bahwa hal ini akan terjadi, Will dan Alea tetap saja tidak menyangka bahwa akan secepat ini Zhea meminta bantuan keluarganya. Dengan berbagai perasaan dan dugaan, Will dan Alea mau tidak mau harus menyambut kedatangan keluarga yang selama ini ini dijaganya dengan setia.
“Mengapa Tuan dan Nyonya harus datang ke sini sendiri? Kenapa tidak meminta kami saja yang datang ke kediaman utama?” tanya Will sebagai pembuka topik pembicaraan, walau sebenarnya dia sudah tahu maksud kedatangan dari keluarga Tuannya itu.
“Tidak, kami memang seharusnya datang langsung padamu untuk membicarakan hal penting ini,” balas Rayden yang tentu sudah mengetahui bahwa Will sudah mengetahui segalanya, apalagi hanya untuk maksud kedatangannya.
Levi yang sejak tadi menahan diri pun akhirnya ikut buka suara dengan berkata, “Putriku, tiba-tiba memohon kepada kami untyk menjodohkan dirinya dengan putramu, Nathan. Kami pun sudah mendengar semuanya karena Zhea tidak mungkin menyembunyikan hal sepenting ini kepada kami.”
“Benar, Will! Alea!” Zhia ikut bicara, “Siapa sangka cucuku malah jatuh cinta kepadamu, hingga berani memohon hal seperti itu kepada kami. Namun, kami juga ingin menghargai hubungan Nathan dengan kekasihnya.” Sambungnya.
“Akan tetapi, meski putriku sudah mengetahui bahwa Nathan sudah memiliki kekasih dan mungkin mereka akan segera menikah, tapi dia tetap memohon pada kami untuk memperjuangkan perasaannya. Karena itulah maksud kedatangan kami malam ini menemui kalian,” imbuh Lucia yang langsung to the point akan maksud kedatangan mereka.
Baik Will dan Alea hanya bisa saling melempar pandangan satu sama lain. Memang penilaiannya kepada keluarga Xavier tidak pernah meleset sedikitpun. Namun, tidak pernah keduanya sangka bahwa Zhea akan tetap bersikeras mengejar Nathan sampai batas dimana Nathan dan kekasihnya resmi menikah, sesuai dengan apa yang Zhea katakan di depan mereka.
“Emm, … Tuan dan Nyonya sekalian! Kami pun cukup terkejut dengan pengakuan Nona Zhea di depan kami tadi siang. Bahkan Nona Zhea langsung melamar Nathan kepada kami, tapi seperti yang anda katakan saat ini Nathan sudah memiliki wanita pilihannya sendiri …” Will mencoba merangkai kata dan kalimatnya sebaik mungkin agar tidak menyinggung Tuannya.
“Dan kami sebagai orang tua hanya bisa mendukung keputusannya yang kelak bisa membuatnya bahagia. Jujur saja, kami tidak mungkin memaksakan perasaannya karena seperti yang Tuan dan Nyonya sekalian ketahui bahwa hati seseorang tidak bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan.” Alea yang melanjutkan perkataan Will dan langsung saja mengungkapkan apa yang ada dihati serta pikirannya saat itu.
“Kami tahu itu dan kami juga menjelaskan pada Zhea seperti yang kau katakan barusan Alea.” Zhia menimpali, “Karena itulah kami datang untuk merundingkan hal ini sebagai sesama orang tua.” Lanjutnya.
Suasana terasa semakin menegang, meski Zhia dan Rayden tidak mengatakan akan memaksakan perjodohan antara Nathan dan Zhea tapi sepertinya kedatangan mereka tidak hanya untuk itu. Ditengah ketegangan itu, tiba-tiba pintu utama perlahan terbuka memperlihatkan kedatangan Nathan yang baru saja mengantar kekasihnya pulang.
“Ada apa ini? Apakah Zhea menggunakan kekuasaan keluarganya untuk memaksaku bersamanya?”
Melihat keberadaan keluarga Xavier di rumahnya, dalam hati Nathan sudah memberikan banyak tuduhan kepada Zhea. Sebab dia tahu bahwa orang tuanya tidak bisa menolak permintaan keluarga Xavier, keluarga yang sudah mereka layani dengan setia sejak awal.
“Kebetulan sekali kau muncul, Bocah Sialan! Duduklah atau aku hajar kau karena sudah membuat putriku jatuh cinta kepadamu!” seru Levi yang ingin sekali menghajar wajah tampan Nathan sekali saja.
“Benar! Sebenarnya apa yang cucuku lihat sampai dia benar-benar jatuh hati padamu, Hah?” Rayden pun menambahkan.
“Levi, jaga sikapmu! Kau juga, Ray!” Mamah Zhia mengingatkan dengan tegas.
“Nath, duduklah! Mereka datang untuk merundingkan masalah Nona Zhea, karena ini berhubungan denganmu. Maka kami juga membutuhkan saran serta pendapatmu di sini,” perintah Will pada putranya.
Bersambung, ....
kaboooorrr