Inez, seorang perawat lansia,yang dulunya gadis yang berjuang demi mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, dan menyebabkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan setelah tahu ibunya selingkuh.
Saat dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, dia sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Inez mengobrak abrik kantor ibunya, Inez mencari identitas Doni, tapi tak mendapatkan petunjuk apapun.
"Kak Didi, sudah berapa lama ibu berpacaran dengan Doni?"
"Sudah lama, mau setahun ada non"
"Gimana? apa dia baik?"
"Ya, gitulah non, dia sombong, selama ini yang Didi lihat sepertinya dia hanya memanfaatkan uang ibu saja"
"Itulah kak, Inez khawatirnya di situ!"
"Mungkin besok Inez ke sini lagi, jangan bilang ibu aku ke sini ya kak, biar besok ibu ga pergi lagi, menghindar dari Inez"
"Iya non, beres, aku ga akan bilang ibu"
Inez pun pamit pergi,dia menyewa ojek online.
30 menit kemudian
Sampailah di kos kosan , Inez memberikan uang pada ojek. Lalu dia pergi ke Panti dulu mau ngecek, kondisi Kakek Wijaya.
Sekarang menunjukan waktu pukul setengah 9. Sangat sepi, semua kakek nenek sudah tidur, termasuk Kakek Wijaya.
Tapi ada yang tak biasa, Di kamar kakek Wijaya, ternyata ada Angga yang duduk di kursi dalam, dia seperti sedang menangis.
Melihat hal itu,Inez pun iba, dia langsung masuk ke kamar kakek Wijaya.
Cek lek
"Tuan sedang apa di sini? terus kenapa sambil menangis?"
"Maaf Inez, aku mengagetkan mu ya?"
"Engga , ko! aku udah lihat Tuan Angga dari luar, jadi aku ga kaget"
Bangunlah kakek Wijaya karena mendengar suara Angga.
"Angga ,cucu ku"
"Iya kek, Ko bangun?"
"Kamu datang?, kenapa kamu menangis?"
"Kek, Mama dan Papah, berantem lagi, Papah ingin menceraikan Mamah"
"Terus kenapa ? kamu kan sudah dewasa, kamu sudah biasa melihat ,orang tuamu bertengkar kan?"
"Iya, tapi aku kan ingin menikah, dengan Wina, aku takut kami pun akan sering bertengkar seperti itu"
"Kalian menikah saja"
"Maksud Kakek?"
"Kamu dan Inez!"
"Ga bisa Kek, kami tidak saling mencintai"
Inez dan Angga menolak.
Kakek Wijaya mengambil tas miliknya, dan memperlihatkan sebuah berkas pada Angga
"Bacalah dengan Seksama"ucap Kakek.
Lalu tangan Kakek Wijaya yang kanan memegang tangan Inez dan yang kiri memegang tangan Angga, lalu tangan mereka di satukan.
"Kek? tapi aku tak.."
Saat di pandang Kakek Wijaya sudah wafat, karena sudah tidak bernapas.
"Kek? kakek bangun! Kakek, jangan bercanda, ga lucu kek! kakek? aku ga mau kakek pergi! kakek please"
Tubuh Kakek Wijaya di goncangkan, nadi nya sudah tak berdetak. Angga langsung menangis. Begitupun Inez tangan mereka terlepas dan saling menjauh. Tertulis dalam berkas, bahwa Kekayaan Wijaya, akan di serahkan Seluruhnya pada Inez, Arya dan Angga tidak berhak mendapatkan sepeserpun, jika Angga mau menikah dengan Inez maka, 25% bisa di dapatkan , jika bisa memiliki anak maka bertambah lagi 25% harta untuk Angga, jika punya anak selanjutnya maka 25% itu milik Angga juga dan si anak.
Jika Angga menolak, menikah dengan Inez maka, kekayaan Wijaya 100% jatuh ke tangan Inez.
Angga langsung menatap Inez dan membentaknya.
"Apa yang kamu lakukan pada kakek? sehingga beliau memberikan seluruh hartanya untukmu? apa yang kau lakukan? jawab!" bentak Angga.
"Tu,tu,tuan ,aku tidak tahu apa apa! aku tidak mengerti, aku selalu menolak setiap kakek menjodohkan kita, maaf Tuan, aku tidak tahu apa apa"
"Syiiitt ! kurang Ajar, selama ini gue percaya sama Lo, ternyata Lo malah mencuci otak Kakek! dasar wanita jalang"
Inez di hina habis habisan, dia menangis, dia ketakutan, Bu Miranti mendengar keributan, diapun datang dan Memeluk Inez.
"Ada apa ini tuan? kenapa anda memarahi Inez?"
"Makanya kalau cari pekerja jangan yang jahat, Kakek ku meninggal bu" Angga menangis.
Ibu Miranti Kaget akhirnya, dia memeriksa Pak Wijaya, dan dia menelpon bagian Ambulance untuk membawa Kakek Wijaya ke rumah sakit.
Setengah jam kemudian, Dengan Ambulance Kakek Wjaya akan di bawa ke rumahnya, di sini datanglah Mama dan Papahnya Angga.
"Umur Ayah ternyata hanya sampai di sini, kami sangat sedih" ucap Arya dan Istrinya bernama Sinta.
"Bu Miranti, terimakasih atas penjagaannya selama ini, kami akan membawa jenazah Ayah saya kerumah,jika soal sisa bayaran, hal itu akan di sampaikan Angga" ucap pak Arya.
"Iya, tuan, saya turut berduka Cita" ucap Bu Miranti, sambil memeluk Bu Sinta yang terlihat sangat sedih itu.
Pak Arya dan Bu Sinta pun pergi, tinggalah Angga yang masih duduk di dalam ruangan kakeknya sambil memegang berkas peninggalan kakek, dan dia menangis tanpa henti. Di paksa menikah dengan Inez, dan kepergian kakeknya itu lah yang memukul perasaan Angga saat ini.
Inez pun bingung harus melakukan apa, akhirnya dia pun pulang ke kosan dan pamit dengan bu Miranti.
"Yang sabar ya Nez?"
"Iya bu, aku sangat kaget, bu sebenarnya aku ada masalah besar"
Inez tidak jadi ke kosan dulu, dia pergi ke ruangan bu Miranti dulu.
"Ayo ceritakan, kita udah di sini, ga akan ada yang dengar"
"bu, tadi sebelum kakek Wijaya meninggal, tadi dia memberi tahu warisan hartanya, didepan Angga dan Aku"
"Terus kenapa?"
"Kakek Wijaya, menulis kan di surat waris nya , bahwa hartanya di berikan pada Inez seluruhnya, jika Angga dan Arya menginginkan, mereka harus menikahkan Angga denganku Bu"
"Astaga, begitu sayangnya Kakek Wijaya padamu, sehingga dia meninggalkan hartanya hanya untukmu"
"Aku di benci Tuan Angga, jika Pak Arya tahu dan Bu Sinta tahu, terus aku harus bagaimana bu? aku takut"
"Lebih baik kamu pulang ke rumah orang tuamu, dan menghilang sesaat untuk meredakan amarah mereka, tenang ibu akan rahasiakan keberadaan kamu"
"Aku takut, jika karena warisan, aku akan di bunuh"
"Tidak, selama kamu bersembunyi maka kamu akan aman" ucap Bu Miranti.
"Baik Bu"
"Pergilah sekarang, jangan sampai kamu tunggu besok, ibu khawatir dengan keadaanmu"
Inez pun menuruti, dia langsung pergi ke kos kosan dan membereskan semua barangnya.
Inez lupa mengunci pintu, sehingga datanglah Erni dan kekasihnya Dion.
Suara ketukan pintu.
Tok
Tok
Tok.
Inez pun membalikan badan, dan melihat Erni di pintu dengan pacarnya.
"Eh kak Erni, ada apa?"
"Aku turut berduka cita, atas kematian kakek Wijaya"
"Iya kak"
"Kamu mau kemana?" Tanya Erni, dia pun masuk bersama pacarnya.
"Aku mau kerumah ibu"
"Ko buru buru sekali, jangan dulu pergi"
"Ga bisa, aku harus pergi kak"
Pintu pun di tutup, dan Kak Erni keluar.
Sementara Inez panik, karena Dion di dalam dan langsung memeluk Inez , mulutnya di lakban, tangannya pun di lakban, di ikatkan ke Dipan kasur.
"Emmmmhhh, emmmhhhh,emhhhh" hanya itu yang di katakan Inez.
Dion melakukan hal yang tidak senonoh pada Inez, dia di suruh Erni. Karena Dion ingin mencicipi rasa Inez.
"Gua ga tahan, lo Diam Jalang!" bentak Dion.
Tiba tiba datanglah Angga yang dengan kekesalan ingin memarahi Inez, tapi ternyata ada Erni yang mengintip di jendela Inez, terlihat Inez sedang di lecehkan, Erni pergi saat dia tahu Angga datang.
"Tu,tuan, tolong Inez, Inez di Asusila" ucap Erni seolah dia mau menolong.
Pintu di tendang Angga, lalu Erni kabur ke jalan entah kemana.
"Hei ,Bangsat!"bentak Angga.
Dion di pukul hingga babak belur, saat Angga menyelamatkan Inez, Dion yang pura pura pingsan pun kabur.
Inez sudah tak pakai apa apa, dia menangis, lalu tubuhnya di selimuti oleh Angga.
Inez tidak berhenti menangis. Sehingga membuat seisi kosan keluar, dan mendapati Angga di kamar berdua dengan Inez, sedangkan Inez sedang menangis dan tak memakai baju.
"Astaga kalian sedang apa?"
ibu kos datang dan panik.
"Ibu, kami tak melakukan apapun, dia menyelamatkan aku dari tindakan asusila Dion pacarnya Erni"
"Bohong bu, dia bohong, sedari tadi aku di luar kosan bu, dan tak tahu apa yang dia lakukan" ucap Erni.
"Sabar bu! aku bisa jelaskan, tadi aku hanya menyelamatkan dia , Erni sedang mengintip saat Inez akan di perkosa, terus dia lari, aku hanya menyelamatkan Inez"
"Ibu ga percaya, nama baik kosan ibu bisa kotor, cepat ayo kalian, ke kantor polisi"
Inez dan Angga di masukan kedalam Sel tahanan, selama satu hari,selama di dalam mereka di masukan ke sel yang berdampingan.
"Angga maafkan aku" ucap Inez.
"Aku tidak tahu, aku sudah kehilangan kakek, sekarang aku di penjara, hidupku sudah tak ada harapan"
Keesokan harinya,
Datanglah Wina kekasih Angga, dia menangis melihat Angga di penjara.
"Pak polisi ga mungkin, pacar saya melakukan itu, dia itu sangat menjaga wanita, jadi dia tidak mungkin seperti itu"
"Nanti kita tunggu, kuasa hukum dari pak Angga ya?"ucap Pak polisi.
"Iya pak, aku mohon lepaskan!"
Wina menangis di kantor polisi. Datanglah Syarif, pengacara keluarga Wijaya.
"Tuan tidak apa apa?"
ucap Syarif.
"Aku tidak apa apa pak, cepat tolong kami" ucap Angga.
"Pasti dong,kalian akan aku selamatkan"
"Sebentar ya, tuan Angga, aku akan bicara dengan Polisi, agar kalian di bebaskan, tapi dengan syarat"
"Syarat apa?"
"Kata Kakek Wijaya, kalian harus menikah!"
"Maksudnya?"
"Kamu harus menikah, dengan Inez, karena sudah kejadian seperti ini"
"Tapi lihatlah, aku da Wina akan menikah pak Syarif?"
"Bicaralah, pada Wina, jika kau sudah melakukan dengan Inez, agar Wina melepaskan kamu"
"Tapi?"
"Ini keputusan Final, Ini wasiat Kakek Wijaya"
"Baiklah, aku akan turuti mau kakek, aku akan menikahi Inez, ini juga untuk kebahagiaan kakek, dengan Warisan aku tak perduli" ucap Angga.
Mendengar Angga setuju, pak Syarif pun mengurus jaminan untuk Inez dan Angga dengan syarat dari polisi mereka harus di nikahkan.
Mendengar keterangan seperti itu, Wina menangis, saat Angga di keluarkan, Wina menerima Keputusan polisi yang pasti agar Angga keluar dari penjara.
"Maafkan aku Wina"
"Tidak apa apa , aku tidak jadi menikah dengan mu, mungkin kita tak berjodoh, tapi asal kamu tahu, aku akan selalu mencintaimu" ucap Wina.
Angga yang sangat mencintai Wina, dia menangis, karena Wina langsung pergi dan meninggalkan Angga.
"Sampai jumpa Angga, aku pergi, aku tidak sanggup melihat kau menikah dengan wanita lain, aku akan pergi ke luar negeri.
Apakah Angga bisa menerima Inez di dalam keluarganya?