NovelToon NovelToon
Istri Kesayangan Tuan Dev

Istri Kesayangan Tuan Dev

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Eli

Aleena Salmaira Prasetyo adalah anak sulung dari keluarga Prasetyo. Dia harus selalu mengalah pada adiknya yang bernama Diana Alaika Prasetyo. Semua yang dimiliki Aleena harus dia relakan untuk sang adik, bahkan kekasih yang hendak menikah dengannya pun harus dia relakan untuk sang adik. "Aleena, bukankah kamu menyayangi Mama? Jika memang kamu sayang pada Mama dan adikmu, maka biarkan Diana menikah dengan Angga". "Biarkan saja mereka menikah. Sebagai gantinya, aku akan menikahimu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Baru Dev

Aleen berjalan pergi meninggalkan rumah keluarga Prasetyo bersama Bibi pengasuhnya dan Dev. Dia mengabaikan pak Bastian yang sejak tadi berteriak memanggilnya.

"Mah, bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Aku tidak mau membatalkan pertunanganku dengan kak Angga"

Diana merengek pada sang ibu ketika melihat Aleena pergi, namun sang ibu tidak menanggapi. Angga pun tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya diam menatap kepergian Aleena

"Aleen, kenapa kamu tidak mengatakan apapun padaku? Selama ini kamu menganggapku apa sampai tidak pernah mengatakan situasimu padaku?"

Gumam Angga sambil menatap Aleena yang semakin menjauh.

...****************...

Dev memperlakukan Aleena dengan lembut. Bahkan dia membukakan pintu mobil untuk Aleen dan pembantunya saat mereka hendak meninggalkan rumah keluarga Prasetyo.

"Non, apa nona baik-baik saja? Ini pasti sangat sakit. Maafkan Bibi, karena selama ini Bibi tidak bisa menjaga Non Aleen dengan baik".

Bibi bicara dengan derai air mata dipinya. Tangannya terus saja memegangi tangan Aleen sambil terus mengusapnya dengan lembut.

"Bi, aku tidak papa. Apa Bibi baik-baik saja? Tadi kan Bibi juga dipukuli oleh papa".

Aleen bicara dengan raut wajah khawatir pada pengasuhnya.

"Bibi tidak papa Non, tapi... "

Bibi tidak melanjutkan kalimatnya dan menoleh pada Dev yang sedang mengemudikan mobil dengan ekspresi yang dingin.

"Dev, terima kasih karena kamu sudah menolongku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang. Mungkin… aku akan terus dipukuli papa sampai mati"

Aleena mengikuti pandangan bibi dan bicara pada Dev untuk berterima kasih.

"Sama-sama. Aku senang karena bisa membantumu"

"Untuk tawaran kamu yang tadi… aku tahu kalau kamu melakukan itu hanya untuk menolongku, jadi kamu tidak berkewajiban untuk benar-benar melakukannya"

Ckiiit

Aduh!

Dev menghentikan mobilnya mendadak setelah mendengar ucapan Aleen.

"Apa maksudmu aku tidak harus melakukannya? Aku sudah mengatakan dengan jelas kalau aku akan menikah denganmu, apa kamu pikir aku bercanda dengan tawaran itu?"

Dev menoleh dan menatap Aleen dengan sorot mata yang tajam. Tidak ada keraguan sedikitpun yang terlihat dari kedua matanya.

"Tidak. Bukan seperti itu. Aku hanya takut kalau kamu akan merasa terbebani jika harus menikah denganku. Kita ini belum lama kenal, bahkan kita baru bertenu 2 kali saja, bagaimana bisa kita langsung menikah".

Aleen bicara dengan sedikit ragu. Dia menundukkan kepala saat bicara dan tidak. berani menatap mata Dev secara langsung.

"Aleen, aku serius dengan ucapanku. Pantang bagiku untuk menarik kembali setiap kata yang pernah aku ucapkan".

Dev berusaha meyakinkan Aleena agar dia percaya dengan setiap kata yang diucapkannya.

Bibi yang ada disana hanya tersenyum memperhatikan interaksi antara Dev dan Aleen.

...****************...

Tak berselang lama mereka tiba disebuah rumah mewah dikawasan perumahan elit. Dev langsung memarkirkan mobilnya setelah satpam membukakan pintu gerbang untuknya.

"Dev, rumah siapa ini?",

Aleen bertanya padanya setelah mengingat kalau sebelumnya Dev bilang dia hanya seorang turis.

"Kita turun saja dulu", jawab Dev dengan sikap yang tenang.

Seseorang sudah menunggu didepan rumah dan langsung menghampiri Dev begitu dia turun dari mobil.

"Tuan muda, saya sudah membereskan semuanya seperti yang anda minta", ujar pria paruh baya itu dengan sikap hormat pada Dev.

"Terima kasih Pak Man".

Dev mengangguk dengan sikap yang tenang menanggapi ucapan pria itu.

"Leen, ini Pak Usman, dia yang merawat rumah ini sementara waktu karena aku belum memiliki pembantu disini. Nanti dia akan kembali kerumah orang tuaku setelah ada pembantu di rumah ini".

Dev memperkenalkan pelayannya pada Aleena.

"Den, kalau begitu biarkan Bibi saja yang mengurus rumah ini. Bibi sudah terbiasa dengan pekerjaan itu".

Pembantu Aleen menawarkan diri untuk merawat rumah Dev.

"Apa benar tidak papa kalau Bibi mengurus rumah ini?".

Dev sedikit ragu karena pembantu Aleen sudah cukup tua untuk merawat rumah besar miliknya.

"Bibi tidak papa Den".

"Baiklah jika Bibi tidak keberatan. Kalau begitu nanti aku akan cari seorang pembantu lagi untuk membantu Bibi mengurus rumah ini".

"Baik Den. Terima kasih".

"Justru saya yang berterima kasih karena Bibi mau ikut kemari dengan Aleen".

"Tuan muda, saya sudah menyeleksi beberapa orang untuk bekerja sebagai tukang kebun dan pembantu disini. Nanti akan saya tunjukkan profil mereka".

Pak Man ikut bicara setelah Dev selesai. bicara.

"Baiklah. Pak Man bisa kembali kerumah Papa setelah mengurus semuanya disini. Ingat untuk tidak mengatakan hal yang macam-macam pada mereka. Aku masih ingin menjaga gendang telingaku dengan baik".

Dev memperingatkan pak Man agar menjaga ucapannya didepan kedua orang tuanya.

Aleena mengerutkan dahi heran mendengar ucapan Dev

"Apa maksudnya masih ingin menjaga gendang telingaku? Apa bisa terjadi sesuatu yang berbahaya jika pak Man mengatakan sesuatu tentangku"

Aleen berpikir sendiri tanpa menanyakan secara langsung apa yang dia pikirkan pada Dev. Dia menoleh kesana kemari memperhatikan setiap sudut rumah.

"Ayo kita masuk kedalam. Aleen, ini rumahku. Aku belum lama membelinya jadi masih agak berantakan dan belum memiliki banyak barang. Jika kamu menginginkan sesuatu untuk ditaruh disini, maka kamu bisa mengatakannya secara langsung agar aku bisa menyiapkannya".

Dev sedikit memberikan penjelasan pada Aleen, namun Aleen kembali heran dengan apa yang dikatakan Dev. Dirumah ini terlihat kalau semuanya sudah lengkap.

"Dev, apa lagi yang kurang dari rumah ini?Sepertinya, semuanya sudah terisi dengan baik. Bahkan banyak barang pajangan yang berharga dan terlihat mahal", ujar Aleen sambil menoleh kesana kemari.

"Baguslah jika kamu merasa begitu. Jika menurutmu masih ada yang kurang, tinggal katakan saja. Karena mulai sekarang kamu akan tinggal disini, jadi aku ingin membuat dirimu nyaman".

"Baiklah. Aku mengerti"

Aleen menanggapi sambil tersipu malu.

"Ini sudah larut malam. Kalian istirahatlah. Pak Man, tolong tunjukkan kamar mereka dan siapkan kotak p3k. Bi, tolong bantu Aleen membersihkan luka-lukanya".

Dev memberikan instruksi dengan sikap yang ramah.

"Apa perlu saya panggilkan dokter". Pak Man menyela Dev mendengar Aleen terluka.

"Tidak perlu. Pak Man tidak perlu repot-repot". Aleen ikut menyela agar tidak memanggil dokter.

"Pak Man dengar sendiri kan?".

"Iya, tuan muda. Saya mengerti. Silahkan sebelah sini. Saya akan antar anda berdua ke kamar masing-masing"

Aleen mengangguk menanggapi tawaran pak Man. Dia dan bibi akhirny langsung mengikuti pak Man dari belakang.

Sementara itu Dev langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana setelah melihat Aleen pergi. Dia bergegas menghubungi Seseorang melalui telepon"

Tuut tuut tuut

Cukup lama Dev menunggu panggilan telepon tersebut diangkat.

"Halo, tuan Dev".

Terdengar suara seorang pemuda dari seberang telpon.

"Halo, Ray. Aku memiliki sesuatu untuk kamu cari tahu".

Dev langsung bicara tanpa basa-basi

"Silahkan katakan".

"Cari tahu semua informasi tentang keluarga Prasetyo. Aku tidak ingin ada satu hal pun yang terlewat dari keluarga itu. Kamu mengerti"

"Baik, Tuan. Saya akan laporkan semuanya ada anda"

Ray menyanggupi dengan patuh permintaan Dev. Dia adalah orang kepercayaan Dev dan selalu membantunya menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi Dev.

"Bagus. Aku akan membuat mereka semua membayar kembali apa yang sudah mereka lakukan pada Aleena selama ini!"

1
Grace Koharu
Luar biasa
Grace Koharu
acuh tak acuh always ada di setiap Bab ya..
Rendra 0710
Luar biasa
Aysana Shanim
Biasanya kalo di perkantoran nggak ada bel istirahat kak. Jadi jam 12 udah otomatis pada keluar. Kalau di pabrik memang ada.
Dang Antie
Luar biasa
Soetiarsih Moestofa
Biasa
Soetiarsih Moestofa
Kecewa
Aysana Shanim
Apa aleena itu bukan anak kandungnya? Kok pilih kasih gitu ya
Neng geulis
Luar biasa
Heni Nurhaeni
THOORRR KENAPA SIH KO Suka x DENGAN kata acuh ta acuh apa memeng harus slalu ada kata acuh tak acuh itu??
Heni Nurhaeni
tu kan aku bilang juga apa s om rey pacaran sama s nina
Heni Nurhaeni
nina bisa jadi pacarnya OM REY
Heni Nurhaeni
ADA ULAT DI KANTORMU DEV
Heni Nurhaeni
THOOOORRR BISA GA BUANG BAHASA ACUH TAK ACUH????
Heni Nurhaeni
hahaaa ni s citra jadi ulat pisang
mas Ian
Luar biasa
gian 305
horang kaya kok pake taksi kan bnyk mobil n ada supir/Facepalm/
Capricorn 🦄
keren
Ruth Khoiriyah
katanya aleen kerja bawa mkbil kok keluar nunggu taxi gimana ceritanya thor wah gak jelas
Ruth Khoiriyah
masak sampe kecolongan gak masuk akal pengawalnya mana thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!