DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

awal

Pagi ini terlihat cerah. Guntur, Rosmia alias Mia, Indira Andini, Darmadi, Yudi, Emy dan Syahfitri akan berlibur ke sebuah Destinasi wisata yang baru-baru ini sedang viral.

Mereka sudah merencanakannya jauh-jauh hari dan akan berangkat hari ini menggunakan kapal yang akan mengantarkan mereka ketempat tujuan.

Andini yang mendapat jatah libur sebagai bidan didesa Karang, merasakan hatinya sangat bahagia karena dapat berlibur dan melepaskan lelahnya.

Darmadi tampak berdiri disisi kirinya, sedangkan Yudi berada disisi kanannya. Tampak Indira, Syahfitri dan juga Emy sedang asyik mengobrol. Mereka sudah tak sabar untuk tiba ditempat tujuan. Dimana pihak pengelola membagikan brosur tentang gambaran betapa indahnya pulau yang akan mereka kunjungi.

Sementara itu, Guntur sibuk berdoa memohon perlindungan pada Sang Maha Kuasa agar perjalanan mereka mendapatkan perlindungan dan selamat sampai tujuan dan juga kembali pulang.

Disisi lain. Tampak seorang gadis nan cantik jelita sedang berdiri diantara penumpang lainnya yang mana akan segera naik ke kapal. Ia terlihat sedikit pendiam, tetapi tidak mengurangi keanggunannya.

Pihak pengelola mengumumkan jika keberangkatan akan segera dimulai dan para penumpang diharapkan untuk naik keatas kapal dengan tertib.

Ke Delapan sahabat itu bergegas naik satu persatu mengikuti antrian dan akhirnya mereka semua tiba diatas kapal. Setelah semua penumpang wisata telah naik, kapal perlahan mulai meninggalkan pelabuhan dan mengarungi lautan dengan airnya yang membiru dan mereka akan segera menyaksikan betapa indahnya pesona alam yang dijanjikan.

Andini, Darmadi dan Yudi duduk bersamaan dalam satu deretan kursi. Sedangkan Guntur, Mia, Emy, Indira dan juga Syahfitri duduk dideretan kursi kedua.

Mereka tampak saling mengobrol sembari menikmati makanan dan minuman yang mereka persiapkan sejak sebelum keberangkatan.

Disudut lain, tampak gadis cantik yang tampak diam membisu sedang memandangi lautan lepas yang sedang berombak.

Sesekali kapal terombang-ambing karena besarnya ombak yang datang. Sinar matanya menyiratkan sebuah misteri yang terlihat sangat misterius, entah apa yang sedang difikirkannya saat ini.

Sesaat langit yang tadinya cerah tampak mulai meredup. Sinar mentari tertutup awan kelabu. Sang wanita berdiri dari duduknya, ia menengadahkan kepalanya memandang langit.

Tiba-tiba ia memandang semua para penumpang, lalu terlihat sinar matanya penuh kegelisahan dan kegundahan yang tak dapat ia utarakan.

Sesaat pandangan matanya tertuju pada ke delapan sahabat yang saat ini sedang asyik mengobrol dan tidak memperdulikan apa yang alam sedang tunjukkan.

Duuuuuuuuaaaar.....

Tiba-tiba suara petir mengagetkan semua penumpang. Kilatan cahaya halilintar membuat suasana sedikit mencekam. Kedelapan sahabat itu tampak saling pandang. Andini mulai merasakan sesuatu yang tidak nyaman, begitu juga dengan sahabat lainnya.

"Perasaanku kenapa tiba-tiba mulai tidak enak, ya?" ucapnya dengan rasa gelisah.

Ke tujuh sahabatnya merasakan hal yang sama, hanya saja mereka mencoba menutupi perasaan mereka agar tidak terlihat cemas.

"Berdoa saja. Semoga Rabb memberikan perlindungan-Nya pada kita semua, aamiin...," Guntur mencoba menenangkan. "jangan lupa baca ayat seribu dinar, agar kita terhindar dari malapetaka dan juga musibah," ia menimpali kembali ucapannya.

Mereka mulai berdoa dengan segala keyakinan jika mereka akan selamat dalam perjalanan ini.

Tampak beberapa pelancong lainnya cemas dan bersikap tak tenang. "Kita kembali saja ke pelabuhan. Aku ingin pulang, aku tidak ingin melanjutkan perjalanan ini!" ucap seorang wanita paruh baya sembari mencengkram erat tangan seorang pria yang sebaya dengannya, kemungkinan itu adalah suaminya.

"Tetapi kita sudah hampir sampai, kita akan baik-baik saja jika sudah berada dipulau itu," sang pria mencoba menenangkan.

Wanita paruh baya yang menggunakan topi lebar itu tampak tantrum, ia terus memaksa untuk kembali kedaratan.

Kegaduhan mulai terjadi, dimana pro dan kontra antara pelancong mulai terjadi. Ada yang mendukung untuk kembali, ada juga yang ingin melanjutkan perjalanan, semuanya berasumsi dengan pendapat mereka masing-masing.

Duuuuuuaaar.....

Kembali petir menyambar dengan suaranya teramat dahsyat, dan sontak saja menghentikan keributan yang terjadi.

Tiba-tiba hujan mulai turun dengan rintik yang bertambah deras dan mengguyur dengan disertai angin yang sangat kencang.

Guntur mengingatkan para sahabatnya untuk memakai pakaian pelampung untuk mengantisipasi kejadian yang tidal diinginkan.

Ke tujuh sahabatnya tak ada yang membantah. Mereka mencoba menghormati apa yang diucapkan oleh sang sahabat, sebab mereka menganggap jika Guntur adalah pemimpin mereka untuk perjalanan saat ini.

Darmadi memperhatikan wanita misterius yang berada dianjungan kapal dengan berpegangan pada pagar besi yang menjadi pengamannya.

Bahkan ia tak perduli dengan hujan yang mengguyur tubuhnya hingga basah kuyup. Kulitnya yang putih terlihat berkilau saat diterpa kilatan cahaya halilintar.

"Siapa Dia? Apa yang sedang diperhatikannya?" gumam Darmadi dalam hatinya. Rasa penasaran yang begitu kuat terbuyarkan oleh sesuatu yang sangat mengerikan.

Buuuuuuuuum......,

Suara ledakan yang sangat dahsyat mengguncang seisi kapal. Cuaca buruk dengan angin yang kencang membuat kapal hilang kemudi dan salah haluan, lalu menabrak batu karang yang mana tentu saja kejadian ini sangat ditakuti dan tak diinginkan oleh siapapun.

Suasana sangat gaduh, dan para penumpang terlihat panik. Kapal terbelah dan mulai akan tenggelam.

Darmadi menarik pergelangan tangan Andini, sedangkan Yudi menarik tangan Indira dan Emy untuk segera ke ke bagian badan kapal yang terbelah untuk melompat kelautan.

Sementara itu, Guntur mengamankan Mia dan Syahfitri. Ia menarik pergelangan tangan kedua wanita itu, lalu membawanya ke ujung badan kapal yang kini terbelah, sedangkan dibagian kemudi, tampak asap mengepul yang menandakan jika terjadi kebakaran disana.

Saat mereka berlari menuju pintu, tiba-tiba kapal semakin karam, dan semua terasa sangat mengerikan.

Suara teriakan dan tangis ketakutan menggema dan bersahutan diruang kapal yang sudah sangat memprihatinkan.

Tampak beberapa penumpang sudah berlompatan ke laut meskipun tanpa menggunakan pelampung, dan semua terjadi begitu cepat.

Tanpa menunggu lama, mereka ikut melompat untuk menyelamatkan diri mereka. Semua seperti mimpi buruk, haruskah perjalanan mereka berakhir dengan kengerian yang terlihat sangat nyata.

Terlihat beberapa orang mencoba menyelamatkan diri dengan berpegangan pada puing-puing kapal yang mengapung dilautan, bahkan ada yang tenggelam dan akhirnya harus mati sia-sia.

Suasana begitu kacau, mereka mencoba menyelamatkan diri masing-masing dan bertahan hidup diantara gelombang air yang sangat dahsyat disertai hujan yang semakin deras mengguyur dan kilatan halilintar yang seilah ingin menjadi penerang dalam ketakutan jiwa-jiwa yang panik.

Sesaat suara petir menyambar sesuatu yang terlihat seperti bangkai kapal. Terdengar suaranya begitu sangat menggelegar dan suasana semakin mencekam.

Gelombang laut yang besar seolah ingin menggulung semua korbannya dan tak ingin menyisakan sedikitpun.

Tampak kedelapan sahabat itu berada dalam satu gulungan ombak yang sama dan membawa mereka entah kemana.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

waaah namaku masuk berasa jd artis noveltoon😭😂🤭

2024-08-08

7

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

guntur diajak spesialisasi doa kek nya 🤭

2024-08-08

5

•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ

•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ

iyavlah.. bang guntur kan bisa tau yg ngga kita tau

2024-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!