Beberapa bab dalam tahap REVISI
Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Pagi itu Rania sedang membantu bibi menyiapkan sarapan di rumahnya. Mama Laura dan papa Rangga sudah duduk manis di meja untuk sarapan.
"Rania, ayo kita sarapan," panggil mama Laura.
"Sebentar ma, aku menyiapkan minumannya dulu," sahut Rania.
"Biarkan bibi saja nak, kamu di sini saja temani mama," ucap mama Laura lagi.
"Baik ma, kalau begitu aku bawa beberapa saja," sahut Rania sambil mengambil satu gelas susu dan orange jus untuk dibawa.
Baru saja Rania tiba di meja, terlihat seorang laki-laki berjalan mendekat ke arahnya. Rania memperhatikan laki-laki itu yang ternyata adalah Farhan.
"Selamat pagi semuanya," sapa Farhan tenang memperhatikan ayah dan ibunya dan juga Rania.
Ia menarik kursi yang berada di samping Rania dan mendudukinya. Rania yang masih berdiri di depan kursi nya, dengan spontan meninggalkan kursi itu bermaksud pindah ke kursi di samping papa Rangga.
Namun belum sempat Rania pergi, Farhan telah menahan pergelangan tangannya.
"Duduk," ucapnya dingin.
Rania menepis tangan Farhan," Aku akan duduk, tapi tidak di dekatmu!"
Setelah mengucapkan itu Rania meninggalkan kursi itu dan duduk di samping papa Rangga, berseberangan dengan mama Laura dan Farhan.
Farhan yang mendapat penolakan Rania hanya terdiam dengan mengeratkan rahangnya seperti menahan perasaan. Ia menatap tajam Rania saat wanita itu telah duduk.
Rania tahu bahwa saat ini ia sedang diperhatikan oleh Farhan, namun ia tak mau melihat ke arah laki-laki itu. Ia lebih memilih tidak mempedulikannya. Rania mengambil nasi goreng secukupnya, lalu menuangkan air putih ke gelas kosong yang berada di dekatnya.
Suasana mendadak menjadi canggung karena kehadiran Farhan. Semua yang ada di meja seolah tak tahu mau berkata apa, melihat Rania yang hanya diam tanpa ekspresi apa-apa.
"Rania, ini tadi kamu membawa susu," ucap mama memecah keheningan sembari menunjukkan gelas susu pada Rania.
"Iya ma, untuk mama saja susu nya," sahut Rania menatap mama sesaat lalu kembali fokus pada makanannya.
Mama Laura pun mengerti, ia meletakkan kembali gelas susu di atas meja.
"Untukku saja susunya," ucap Farhan lalu mengambil susu itu dan meminumnya.
Ia meminum susu itu sambil menatap Rania yang masih tak mau melihat dirinya. Setelah beberapa teguk meminum susu itu, Farhan pun mengambil nasi goreng dan dituangkan ke dalam piringnya.
"Tumben sekali masaknya nasi goreng putih?" tanya Farhan sambil menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.
"Hmm enak juga rasanya, lebih gurih," ucap nya lagi dengan tanpa beban.
Mama Laura dan papa Rangga berpandangan. Lalu melihat ke arah Rania yang tampak diam tak memperdulikan Farhan.
"Ini nasi goreng buatan Rania," sahut mama singkat.
Mendengar itu Farhan berhenti mengunyah dan menatap ibu nya sesaat. Lalu pandangannya dialihkan pada Rania. Wanita itu masih sibuk dengan kegiatannya tanpa melihat ke arahnya atau pun ke arah yg lain.
Farhan pun memakan nasi gorengnya lagi tanpa mengatakan apapun. Dalam hatinya, ia merasa kagum dengan nasi goreng buatan Rania, karena ia memang tidak pernah memakan nasi goreng putih seperti itu.
"Farhan, kau sudah mengurus surat perceraian mu? Mama belum menerima surat panggilan dari pengadilan," ucap mama di tengah sarapan itu.
"Oh masih diurus," jawab Farhan singkat.
Rania hanya diam. Dalam hatinya ia ingin sekali mengatakan pada Farhan untuk segera mengurusnya. Tapi dirinya terlalu malas mengeluarkan suara di depan laki-laki itu.
"Jangan terlalu lama, karena mama ingin Rania segera terbebas darimu," tandas mama Laura gemas.
"Baiklah, tak lama lagi surat itu akan keluar. Setelah perceraian ku, aku akan menikah dengan Dewi," ucap Farhan tanpa rasa bersalah.
"Terserah kamu, mama sudah peringatkan bahwa dia bukan wanita baik-baik. Tapi kalau kamu memang sudah terkena cinta buta ya itu urusanmu," sahut mama kesal.
Rania yang telah menyelesaikan sarapan nya pun beranjak dari duduknya.
"Aku masuk dulu ya ma, pa," pamitnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Farhan.
Farhan memperhatikan Rania hingga wanita itu menghilang dari pandangannya. Ia pun segera menyelesaikan makanannya, dan lalu beranjak dari duduknya.
"Mau kemana kamu?" tanya mama.
"Kenapa memangnya? Ini kan rumahku juga," sahut Farhan.
"Kau tidak boleh menghampiri Rania, kau tidak mama izinkan untuk menemui nya," mama Laura memperingatkan Farhan.
"Baiklah, aku tidak akan menemuinya, aku hanya ingin istirahat sebentar," sahutnya sambil berjalan ke arah ruang tengah.
jodih nya..
😀😀😀❤❤❤❤