NovelToon NovelToon
Love Is Never Boastful

Love Is Never Boastful

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Beda Usia
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yuliastro

Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan.

Kay tetap meneruskan sekolah di sekolah lamanya karena dukungan Ben.

Sehingga ibu mertuanya tidak dapat memaksa Kay untuk pindah ke sekolah elit.

Kay dapat bernafas lega karena dia masih dapat berkumpul dengan teman-temannya.Tapi konsekuensi yang harus didapatkan Kay adalah Mama Ben menambah waktu belajar empat kali lipat lebih lama durasinya untuk pendidikan penampilan diri,etika dan public speaking.Tidak hanya itu Mama Ben juga menambahkan belajar private untuk kemampuan berbahasa asing Kay.

Kay hanya dapat menghela nafas pendek saat asisten pribadinya memberitahukan jadwal belajarnya yang sangat padat.

Pagi ini Kay terlihat sangat senang dan penuh semangat.Dia akan segera bertemu teman-temannya setelah libur cukup lama.

Tapi kali ini berbeda,Kay pergi ke sekolah harus mendapatkan pengawalan dari kedua pengawal perempuannya dan asisten pribadinya secara rahasia yaitu tanpa sepengetahuan siapapun.Termasuk juga teman-temannya.

Di perjalanan menuju sekolah,Kay berada satu mobil dengan Ben yang akan berangkat bekerja. 

Kay sedang asyik menuliskan rencana keinginannya untuk apa saja uang yang dimilikinya sambil sesekali tertawa.

"Aku akan ikut kursus pastry saja lalu melanjutkan kuliah ke jurusan baking and pastry arts"batinnya di dalam hati.

Tapi tiba-tiba tawanya hilang seketika,saat melihat jadwal belajar yang diberikan Mbak Rina asisten pribadinya.

"Sepertinya aku harus mengubur keinginanku.Huh!"ucapnya pelan sambil mendesah kasar.

Namun Kay mendadak tersenyum lagi dan kembali berkhayal.

"Mungkin aku bisa mengajak teman-teman ku untuk berlibur bersama.Pasti itu menyenangkan!"gumamnya.

Kedua sopir yang berada di depan Kay ikut senyum-senyum melihat tingkah konyol Kay.

Begitu juga dengan Ben yang sejak tadi memperhatikannya.

 "Apa kau sakit?"sindir Ben.

 “Aku tak apa-apa” jawab Kay heran. 

"Benarkah?Tapi kau senyum-senyum sendiri seperti orang gila!" lanjut Ben. 

Kay mengerutkan kening mendengarnya dan berkata," Aku tidak mungkin jadi gila.Aku harus menjaga kewarasanku untuk menghadapimu".

Ben menggelengkan kepala dan memalingkan wajahnya.

Lalu Kay meminta diturunkan di dekat pemberhentian halte bus,tempat biasanya ia turun sebelum menikah dengan Ben.

Kay membuka pintu mobil dan bergegas untuk turun.

Mendadak Ben menghentikannya.

"Tunggu dulu!Apa kau tidak melupakan sesuatu?"tanya Ben.

Kay menggelengkan kepalanya.

"Benarkah?coba ingat lagi!"ucap Ben sambil menyodorkan tangannya ke arah wajah Kay.

"Apa?"tanya Kay ketus.

"Kau ini benar-benar tidak peka sekali!"jawab Ben geram.

Kedua sopir yang berada di depan hanya senyum-senyum melihat sikap Ben.

Kay mengerutkan keningnya.

"Kau sudah menikah dan saat akan pergi pamit dan ciumlah tangan suamimu ini"lanjut Ben.

Kay menatap Ben dengan wajah heran.

"Bukankah kau sendiri yang bilang untuk menghargai pernikahan ini.Sekarang lakukan dan pegang kata-katamu itu".Ben semakin mendekatkan tangannya ke wajah Kay.

Kay mendengus pelan lalu mencium tangan Ben.

"Aku berangkat sekolah dulu suamiku.Hati-hati di jalan ya"ucap Kay sambil tersenyum di paksakan.

Ben tersenyum memandangi Kay.

"Bagus.Mulai sekarang kau harus melakukan hal ini".

"Apa kau senang sekarang?"lanjut Kay.

"Tentu.Belajar yang rajin,supaya kau dapat menjadi ibu yang pintar untuk anak-anak kita nanti"goda Ben sambil menepuk pelan kening Kay. 

Kay hanya diam lalu segera menutup pintu mobil.Ben memperhatikan Kay sembari tersenyum tipis. 

Dari halte bus Kay berjalan kaki menuju sekolah.Para pengawal melaksanakan tugasnya.Mereka mengawal Kay secara diam-diam hingga Kay masuk ke dalam sekolah.

Begitu tiba di dalam kelas Kay menyapa kedua sahabatnya dan langsung memeluknya.

"Aku merindukan kalian"ucap Kay.

Juju dan Bilbil pun terlihat sangat senang melihat Kay.

"Kenapa handphone mu sulit sekali di hubungi Kay?memangnya ada acara keluarga apa sih?"tanya Juju.

Kay tersenyum tipis.

"Eh,tunggu!"ucap Bilbil memandangi wajah Kay lalu menepuk pelan pipi Kay.

"Ada apa?"tanya Kay bingung.

"Kau terlihat berbeda"jawab Bilbil.

Juju ikut memperhatikan wajah dan juga penampilan Kay.

Kay terlihat gugup.

"Mungkin karena lama tidak bertemu jadi kalian melihatku berbeda"ucap Kay.

Juju menggelengkan kepalanya sambil mendekati Kay dan mengenduskan indra penciumannya membau aroma parfum Kay.

"Wangi parfum mu berbeda dari biasanya.Parfum mu sangat wangi dan aku tidak pernah mencium aroma parfum ini sebelumnya.Dan lagi kau terlihat sangat glowing dan semakin cantik".

Kay menelan salivanya dengan kasar sambil tersenyum.

"Ku rasa semua karna perawatan dan treatment yang harus kulakukan dari Mama sehingga aku terlihat semakin cantik.Tapi aku suka dan senang jika dibilang semakin cantik"gumam Kay di dalam hati.

Kedua sahabat Kay memandangi Kay dari ujung sepatunya hingga ujung kepalanya.

Mulai dari sepatu,tas dan jam tangan yang Kay kenakan adalah barang-barang branded mahal dan terkenal.

Untuk mengurangi kecurigaan temannya.

Lalu Kay menarik tangan kedua sahabatnya untuk duduk.

Dia mengeluarkan beberapa hadiah untuk Juju dan Bilbil yang sudah dipersiapkannya.

"Kedua orang tuaku sedang memiliki banyak uang jadi mereka membelikan ku sepatu,tas dan jam tangan baru.Dan ini hadiah kecil dariku untuk kalian berdua"ucap Kay sambil tersenyum. 

Juju dan Bilbil tersenyum senang memeluk Kay sambil mengucapkan terima kasih.

"Sekarang bukalah"pinta Kay.

Juju dan Bilbil tersentak kaget saat melihat hadiah dari Kay adalah ponsel mahal keluaran terbaru.

"Apakah ini benar untuk kami?"tanya Juju tidak percaya.

Kay mengangguk mengiyakan.

"Tapi darimana kau mendapatkan uang untuk membelinya.Harganya kan sangat mahal"tanya Juju lagi.

Bilbil menganggukan kepala pelan seraya ikut membenarkan ucapan Juju.

Kay tersenyum sambil memandangi wajah syok kedua sahabatnya itu.

"Bukankah tadi sudah ku katakan jika kedua orang tuaku sedang memiliki banyak uang.Kami mendapatkan rezeki yang tidak di sangka-sangka"ucap Kay.

"Maksudmu semacam menang undian"tanya Juju.

"Ya anggap saja seperti itu.Sekarang simpanlah hadiah itu ke dalam tas kalian.Aku harap kalian berdua menerimanya"kata Kay.

"Tentu saja terima kasih banyak Kay"teriak Bilbil dan Juju sambil memeluk Kay.

Kay merasa senang karena dapat melihat kedua sahabatnya tersenyum  bahagia.

***

Selesai meeting,Ben makan siang dengan ketiga teman-temannya yaitu Gavin,Bram dan Varo di sebuah restoran mewah.

Semua orang memandang ke arah mereka,begitu memasuki area restaurant.

Terutama para gadis-gadis yang berada disana.

Ben dan teman-temannya adalah grup pengusaha muda yang sempurna,tampan dan menarik.Tentu banyak kaum hawa yang menyukai mereka.

Seperti biasa Ben berjalan tanpa memperdulikan sekitarnya dan langsung menuju ke private room restaurant yang sudah dipesan.Sebaliknya ketiga temannya masih sempat tersenyum atau memainkan alisnya untuk menggoda para gadis yang memperhatikan mereka.

 

Ben duduk lebih dulu diikuti oleh ketiga temannya.

"Kenapa Zidan tidak kalian ajak untuk makan siang bersama kita?aku juga tidak melihatnya saat pernikahan ku?apa yang terjadi dengannya?"tanya Ben sambil melihat buku menu makanan.

"Dia masih lelah dan sibuk mengurus urusannya"jawab Varo.

Ben tersenyum kecil saat melihat salah satu nama menu western dengan tulisan huevos rancheros.

Tiba-tiba Ben teringat Kay dengan telur ceplok topping siraman kecap asin buatannya.

"Apa yang terjadi saat malam pertama dengan gadis itu Ben?"tanya Bram.

Gavin dan Varo tersenyum mendengarnya.

Sebaliknya Ben terlihat tenang dan dingin.

"Tidak terjadi apapun seperti yang kalian pikirkan"ucap Ben dingin.

"Benarkah?"tanya Gavin dengan senyuman simpul. 

"Dia gadis yang cantik meskipun tak secantik Dea"sahut Bram.

Ben melirik ke arah Bram dengan tatapan tajam.Seolah tak suka jika Bram menyebut nama Dea di hadapannya.

Bram terdiam seketika dan Gavin mencoba mengalihkan pembicaraan karena tahu Ben tersinggung. 

"Oh..ya nama istri mu kalau tidak salah adalah Kay bukan?Gadis itu memiliki kecantikan yang natural.Apa kau tidak tertarik padanya?"tanya Gavin.

"Iya Ben…masak tidak terjadi apapun di malam pertama mu"desak Varo.

"Bukankah sudah ku katakan jika tidak terjadi apapun di antara kami.Kami tidur di kamar terpisah.Dia masih sekolah"sahut Ben dingin.

Hahaha…Hahaha…

Semua teman Ben tertawa keras.

"Tapi dia istrimu Ben.Itu bukan alasan"sahut Varo.

"Sudahlah jangan bahas soal itu dan cepat pesan makanan kalian.Aku sudah lapar"pinta Ben.

 

Selesai makan siang bersama teman-temannya.Tak sengaja Ben bertemu dengan Dea saat menuruni tangga dari lantai dua private room restaurant. 

Gavin memanggil Dea dan menyapanya. 

"Dea?Kau sendirian saja?kapan kau pulang ke Indonesia?"tanya Gavin dengan wajah keheranan.

 Dea diam saja.

"Bagaimana dengan fashion show mu?bukankah kau akan menetap di luar negeri untuk merintis karir mu menjadi model internasional?"tanya Gavin lagi.

 Dea melirik ke arah Ben yang tidak memandangnya sama sekali.

"Aku mengubah keputusanku karena ada hal penting yang harus ku urus"jawab Dea.

Ben mengajak Bram dan Varo untuk pergi.

Dea melihat ke arah Ben dan berkata,"Bisakah kita bicara berdua Ben?".

Ben seakan tidak peduli dengan permintaan Dea dan mengabaikannya.

Namun Dea tidak tinggal diam dan langsung menggapai lengan Ben untuk menghentikan langkahnya.

"Ku mohon sebentar saja"pinta Dea memelas.

Ketiga teman Ben saling berpandangan lalu meninggalkan Ben berdua dengan Dea agar mereka bisa bicara berdua. 

Dea mengajak Ben ke rooftop restaurant.

Dengan wajah dingin Ben mengikuti langkah Dea.Setelah sebelumnya ia membooking seluruh area roof top untuk dapat mengobrol bebas dengan Dea,tanpa diketahui oleh siapa pun.

Dea memilih berdiri melihat pemandangan dari roof top restaurant.

Ben menghampirinya dan berdiri di sampingnya.Lalu menghadap ke arah berlawanan dengan Dea.

"Radeya adinata urbi gadis yang bodoh.Dia gadis bodoh yang hanya terobsesi dengan mimpinya.Saat berjalan di catwalk,semua orang menatapku tanpa emosi.Padahal semua kebahagian,kesedihan,ambisi dan mimpiku terwujud dalam setiap langkah ku di catwalk"ucap Dea sambil menarik nafas dalam.

Ben diam tidak bergeming dan seolah tak mau tahu tentang apa yang Dea katakan.

Dea diam sejenak lalu meneruskan kembali kata-katanya.

"Aku menghabiskan seluruh waktu dan hidupku untuk modelling.Bahkan saat kau terus menungguku.Aku pernah berkata padamu.Kau akan menyesal seumur hidupmu,jika harus menungguku selamanya.Sampai saatnya kau memintaku untuk menikah denganmu.Tapi aku yang bodoh ini…."

Dea menghentikan kata-katanya dan menarik nafas panjang yang dalam.

"Tapi semua itu sudah berakhir sekarang.Aku menyesal mengatakan itu padamu"ucap Dea dengan suara bergetar.

Dea melirik ke arah Ben untuk melihat ekspresinya.

Tapi Ben masih tetap diam.

"Ku kira mimpi dan hidupku adalah menjadi model profesional di tingkat internasional.Tapi saat aku mendengar kau benar-benar menikah dengan gadis lain.Aku hancur Ben.Akhirnya aku sadar jika  hidup dan mimpiku adalah bersamamu.Aku sangat mencintaimu Ben.Dan aku ingin memperbaiki semuanya"ucap Dea sambil menangis.

"Mencintaimu itu sakit,namun melupakanmu itu jauh lebih sakit dan membuatku menderita"imbuh Dea.

Ben yang semula diam lalu berkata pada Dea.

"Harapan itu akan menjadi indah,jika yang kita harapkan juga mengharapkan kita".

Dea memandangi wajah Ben yang tidak ingin menatap wajahnya.

"Ben…"ucap Dea lirih.

Tapi Ben tidak menoleh ke arah Dea.

"Cinta bukan tentang apa yang kamu katakan,tapi apa yang kamu tunjukkan.Jangan khawatir,aku tak akan mencampuri hidupmu lagi.Bukankah kau mengenalku dengan baik?"kata Ben sambil tersenyum sinis.

Dea semakin sedih mendengar perkataan Ben. 

"Kenapa kau mengatakan ini Ben?Apa aku sudah tidak ada lagi di hatimu?Apa kau sudah melupakan semuanya?"teriak Dea.

Ben hanya diam saja.

Dea berusaha mengapai tangan Ben.

Tapi Ben menjauh dan memilih pergi meninggalkan Dea sendirian.

"Ben!"teriak Dea keras sambil memandangi kepergian Ben.

Bughhh…..

Dea jatuh terduduk.

Huhuhu….huhuhuhu….

Tangisnya  pecah.

"Kau tidak boleh mengabaikan aku seperti ini Ben!"ucapnya lirih dalam derai air mata.

***

Seperti biasanya,Kay pulang sekolah bersama Bilbil dan Juju.

Kay terlihat sangat bahagia bersama teman-temannya.

Tiba-tiba ponselnya berdering.

Ben menelponnya dan meminta dirinya untuk menemuinya di toko kue pertama kali mereka bertemu.

Ben menunggu Kay di dalam mobil.

Kay mencari alasan untuk menjauh dari teman-temannya,karena Ben sudah menunggunya.

"Kalian pulang duluan saja.Aku ada urusan lain yang harus ku selesaikan"kata Kay.

Kedua teman Kay tidak menaruh curiga terhadapnya,karena fokus pada ponsel baru hadiah dari Kay.

Kay bergegas menemui Ben di ikuti oleh para pengawalnya.

"Kenapa dia selalu membuatku terburu-buru seperti ini!"ucap Kay dengan nafas turun naik.

Kay berdiri tidak jauh dari toko kue tempat dia bertemu pertama kali dengan Ben.

Tiba-tiba Ben berteriak memanggil Kay untuk segera masuk ke mobil.

"Hei gadis aneh!cepat masuk ke mobil!"pekik Ben.

Kay menghela nafas pendek berulang kali dan menghampiri Ben dengan wajah kesal. 

Pengawal Ben langsung membukakan pintu mobil untuk Kay.Sedangkan Ben sudah duduk lebih dulu di dalam mobil.

Kay melirik ke arah Ben yang seolah tak melihat kehadirannya. 

"Dia memang pria yang aneh!"batin Kay beranjak duduk.

Pengawal Ben menutup pintu mobil,setelah Kay sudah duduk di dalam mobil.

Mobil pun melaju menuju ke rumah kediaman keluarga Hartanto.

Begitu juga dengan mobil para pengawal pribadi Kay dan Ben,mengikuti mereka dari belakang.

Kay teringat akan rumahnya,saat mobil yang membawanya melewati jalan tikungan yang berbelok ke rumahnya. 

"Biasanya aku berjalan kaki menuju rumahku?"ucapnya pelan sambil menghela nafas pendek. 

Mendadak Kay rindu rumahnya.

1
Yuni Andrianih
annyeong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!