kisah cinta seorang gadis bar-bar yang dilamar seorang ustadz. Masa lalu yang perlahan terkuak dan mengoyak segalanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Adiba diam, ia merasa belum siap, tapi takut juga jika menolak. Satria tau kegelisahan istrinya. Sedikit pun tak mau memaksakan kehendaknya. Satria mengeratkan pelukan, dan mengecup kepala Adiba.
"Tidurlah, sudah malam," ucapnya tanpa menjauhkan bibirnya dari kepala sang istri.
Adiba merasa lega, tapi juga merasa sedikit kecewa di dada. "Apa mas Satria tidak menginginkannya? Tapi kenapa dia mengunci pintu? Kenapa meminta Faraz tidur di kamarnya? Dan kenapa memelukku seperti ini?" Adiba bermonolog dalam diamnya. "Jika dia hanya menahan diri, apa itu artinya aku juga akan berdosa?"
Dari belakang punggungnya, Adiba merasakan Satria yang bergerak pelan. lalu tangan yang memeluk perutnya, berpindah bergerak ke atas sampai depan dada. Tapi tak sampai menyentuh.
"Mas?"
Akhirnya, Adiba memberanikan diri bersuara, setelah keheningan menyelimuti kedua anak manusia itu.
"Heemm?"
"Apa mas sedang menahan diri?"
"Menahan diri apa?" Satria malah balik bertanya.
Hening, tak ada yang bersuara lagi. Adiba ingin menyampaikan, namun bingung bagaimana memilih kata.
"Mas sudah pernah berjanji padamu, Adiba. Jika kamu belum siap, mas tidak akan memaksa." Satria berucap menjawab kegelisahan istrinya.
"Adiba...." Suara Gadis cantik berambut panjang itu membasahi bibir, menyiapkan hati dan raganya. Bagaimana jika Satria benar-benar memintanya malam ini?
"Apa yang kamu takutkan?"
"Diba takut... sakit." Suara Adiba sangat lirih sampai nyaris tak terdengar. Karena terlalu malu skaligus takut malam pertama.
Satria tersenyum lebar, "Mas akan bersikap selembut mungkin, Adiba."
Adiba berbalik, sampai keduanya berhadapan dan mata Adiba beradu dengan mata Satria. Keheningan menyelimuti, sampai rasanya malah menyesakan dada saja.
"Kalau belum siap, mas Nggak akan memaksa, Adiba." Tangan Satria menyentuh wajah Adiba, lalu wajahnya semakin mendekat."Boleh?" tanya Satria setelah meneguk ludahnya susah.
Mata Adiba reflek menutup, sebagai tanda jika ia siap. Perlahan, ia merasakan benda kenyal itu menyentuh bibirnya. Bergerak dan beradu dalam kelembutan. Bergerak pelan lagi, dan saling menikmati rasa lumer di dalam mulut.
Bibir Adiba sedikit berjarak, menarik napas sebentar. Namun, bibir Satria sudah menyentuhnya lagi. Tangan Satria memeluk pinggang Adiba, mengangkat dan membawanya ke atas tubuh. Kini, gadis itu di atas tubuh suaminya. Rambut Adiba yang tergerai, mengurai ke bawah, menutup sisi wajah mereka yang bernapas tak tenang dan bersahutan.
Hembusan hangat napas Satria menerpa wajah istrinya, napas yang berirama cepat. Kening Satria menyatu dengan kening Adiba.
"Boleh?" tanya pria itu sekali lagi. Adiba tak langsung menjawab, terlalu sibuk mengatur debarannya.
"Apa Mas masih kurang lembut memperlakukan mu?" tanya Satria berguling dan mengukung tubuh mungil Adiba.
Adiba mengeleng. Satria mengecupnya lagi. Gerak bibirnya melafalkan doa-doa di kepala Adiba. Lalu, satu persatu mengecup wajah gadis di bawah tubuhnya.
kening, Cup
alis, cup
mata yang memejam sayu, cup
hidung yang bangir, Cup
pipi Adiba yang tembem, cup
lalu ruang di bawah hidung antara mulut. cup
Dan berakhir pada bibir merona gadis cantik yang terus gemetar halus.
Satria mengecup, mencecap, bibir Adiba dalam kelembutan. Tangan kokoh Satria perlahan menarik piyama yang Adiba kenakan, hingga benda itu berpidah ke ujung ranjang.
"Adiba."
****
Oke readers, jeda dulu ya🤭 othor kasih visual main carakter ya🥰 semoga sesuai bayangan kalian😘
Visual
1 . Ustad Satria
2 . Adiba Khanza Az-Zahra
Novi
Arga
Yana
6.