Apakah kalian pernah takdir?
Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09 -Alunan Takdir-
Pagi ini, Wulan, Dodi dan juga Ros berangkat ke rumah sakit, rumah sakit yang sudah di tunjuk oleh Ros dan bertemu dengan dokter kepercayaan Ros, hanya ini jalan satu-satunya agar Ros percaya pada usaha Wulan dan Dodi.
Mereka tiba di sana dengan mobil Pajero berwarna putih milik Dodi, mereka turun dan Ros memimpin di depan menuju ruangan dokter Yati, yang akan memeriksa Wulan, Ros sengaja membawa nya ke sini.
" Masuklah kau menantu ku, aku dan suami mu ini akan menunggu mu di depan ruangan dokter, segera keluar saat kau sudah selesai di periksa, aku dan Dodi akan membaca hasil tes nya " ucap Ros kepada Wulan yang saat ini berada di depan ruangan dokter Yati
Wulan menatap Dodi dan menyakinkan dirinya, bahwa dia harus masuk dan sekali lagi di tahun ini dia harus melakukan pemeriksaan yang sama " aku masuk dulu mas, ibuk dan mas tunggu di sini " membuka pintu kaca itu dan masuk ke dalam ruangan dokter
Di dalam ruangan dokter, Wulan di periksa semua nya, termasuk keadaan ramin dan juga urin nya, dia juga melakukan tes darah karena itu penting, ini akan memperlihatkan masalah nya ada di mana, ada pada sang suami atau istri.
Dua puluh lima menit berlalu, Dodi dan Ros sedang duduk dan menunggu hasil dari Wulan, tapi Wulan saja belum keluar dari sana, bagiamana dengan hasil nya, tak lama setelah merasa khawatir, Wulan keluar dengan pakaian rumah sakit, dia di minta untuk memakai pakaian itu karena ada beberapa tes yang penting dan masuk ke lab.
" Wulan sayang, kau baik-baik saja? Apakah mereka menyuntik mu lagi? apakah masih sakit? " Dodi merasa khawatir karena sering sekali dokter melakukan suntikan pada bagian yang sama, dan itu di rasakan oleh Wulan, suntikkan yang mereka berikan tidak mudah hilang
Wulan menatap Dodi " ya mereka memang menyuntik ku, karena memang seperti cara nya, tapi itu sudah biasa, aku sudah sering di suntik " duduk di sebelah Ros
" Setelah dari rumah sakit, antar kan aku pulang baru lah kalian ke panti, itupun jika hasil nya tidak memuaskan, tapi jika hasil nya sesuai dengan keinginan kita semua, maka kau Wulan akan tetap hamil dan tidak akan mengadopsi anak " wajah Ros teringat sangat serius, dia mengakan itu semua karena dia tidak ingin ada orang asing di rumah mereka
Wulan menatap Ros dengan wajah nya yang pucat karena ada banyak darah yang di ambil dari dirinya " iya buk, jika Wulan bisa hamil, Wulan ngak akan mengadopsi anak buk "
Setelah menunggu kurang lebih satu jam, dokter Yati keluar dengan berkas di tangan nya, dia menatap Wulan dan keluarga nya, dia menyuruh mereka semua untuk masuk ke dalam ruangan nya, karena dia harus membaca kan hasil nya sendiri.
Wulan dan Ros duduk bersebelahan dan di depan nya ada dokter Yati yang sedang membaca sebuah kertas " tidak ada masalah di ramin ibuk Wulan, darah dan urin nya juga normal, semua pemeriksaan sudah kami lakukan dan dia normal " jelas dokter Yati
" Kalau semua normal kenapa menantu saja tidak bisa hamil dokter? apa masalah nya pada anak saya? tolong jelaskan lagi dokter " Ros dengan wajah nya yang penasaran
Dokter Yati memberikan kertas di hadapan Wulan dan Ros " memang tidak ada masalah pada Wulan, hanya saja sperma dari sang suami tidak banyak, jadi itu membuat masalah dalam pembentukan janin , saran saya coba suami nya minum vitamin atau " dokter Yati terdiam
Ros menatap dokter Yati dengan wajah yang penasaran " kenapa dokter? kenapa diam saja? Beri tau kami vitamin apa yang harus kami beli untuk anak saya? "
" Iya dokter, jika istri saja bisa hamil dengan vitamin itu, maka akan saya lakukan apapun dokter " ucap David dari belakang Wulan
" Saya menyarankan saja, jika keluarga tidak setuju maka tidak perlu di lakukan, coba adopsi seorang anak, karena biasanya anak yang di adopsi bisa menjadi pemancing untuk sang ibu menjadi hamil, tetapi jika tidak siap dengan adopsi maka, sang suami bisa memberi vitamin ini " memberikan catatan untuk vitamin nya
David menerima nya " terimakasih dokter " membawa Wulan dan Ros keluar dari ruangan dokter Yati, lalu menuju ke parkiran dan langsung peluang, karena malam ini juga mereka harus menjemput Rania
Di dalam mobil, Wulan tertidur karena merasa sangat lelah, Dodi menatap sang ibu " ibu lihat, kami sudah berusaha dan hasil nya selalu saja seperti ini, Dodi dan Wulan tau yang terbaik untuk kita semua "
Ros menatap Dodi yang sedang mengendarai mobil " ya jika dokter sudah mengatakan kalian harus mengadopsi anak, sebagai pemancing maka lakukan saja, aku akan lihat hasil nya " masih tetap kekeh bahwa Wulan bisa hamil
Dodi hanya diam saja, hingga samali di rumah, yang turun hanya Ros, sementara Wulan dan Dodi melanjutkan perjalanan nya menuju panti asuhan Rania, walau Wulan merasa lelah, tetapi mereka harus ke sana, karena buk Ratna mengatakan Rania sudah siap untuk di jemput
*
*
*
Lima belas menit dalam perjalan, hingga mereka sampai ke lantai asuhan, dengan wajah yang baru bangun tidur Wulan turun dari mobil dan segera masuk ke dalam
Rania sedang berada di belakang, dia bersama dengan Arya, mereka sedang mengucap kan salam perpisahan dan berkumpul di tempat favorit mereka untuk terakhir kali nya
" Rania, ingat janji mu, kau harus tetap memakai kalung dan gelang ini, karena harus bertemu, walau kita berbeda tempat tinggal " ucap Arya menatap Rania
Rania dengan dress dan juga bando nya, dia sangat rapi dan tentu saja cantik " kau tenang saja, aku akan tetap memakai nya, walau ada kalung yang baru aku akan tetap memakai nya "
Arya memberikan sebungkus permen dengan rasa kesukaan Rania, karena setiap dia merasa sedih, pasti akan memakan permen " ini, bawa juga bersama mu, aku tau ini tidak banyak, tetapi jika kurang, kau minta saja kepada ku lagi, datang ke sini dan minta lagi " ucap Arya
" Rania sayang " teriak Wulan dari belakang, belum sempat mengucap selamat tinggal, orang tua angkat Rania sudah datang
Rania berbalik dan melihat Wulan yang berada di belakang nya " iya ibu " Rania langsung berlari begitu saja tanpa berpamitan, dia lupa mengucapkan salam perpisahan kepada Arya
Wulan membawa Rania ke depan, sementara Arya masih berada di tempatnya, dia sama sekali tidak melihat kepergian Rania, karena dia tidak mau Rania melihat nya menangis.
Selama mereka bersama, Arya sama sekali tidak menangis sesenggukan seperti sekarang, biasanya dia hanya menangis sebentar saja, tetapi sekarang dia menangis sampai terduduk.
Hati nya terasa sangat sakit, saat dia mendengar suara mobil Rania pergi menjauh, Arya hanya menatap cahaya mobil yang mulia keluar dari pagar panti mereka.
" Rania sudah pergi, aku harap takdir membawa ku pada nya, dia sama sekali tidak mengucap selamat tinggal, aku akan mencari nya dan meminta nya untuk mengatakannya langsung pada ku " ucap Arya sambil menghapus air mata nya