Alunan Takdir

Alunan Takdir

Bab 01 -Alunan takdir-

Di sebuah panti asuhan kecil yang berada di pinggir kota, ada sepasang anak yang sudah menjalin persahabatan selama bertahun-tahun, Arya adalah seorang anak yang saat ini berusia enam belas tahun, dia selalu ceria dan bersemangat, Arya di temukan di depan pintu gerbang panti asuhan di malam hari, pada saat itu hujan turun dengan deras nya.

Ibu Ratna, yang merupakan pengasuh sekaligus pemilik panti mendengar suara tangisan bayi, itu menanggung tidur nya, dia segera bergegas keluar dan membuka pagar, di sana sudah ada seorang anak laki-laki yang diletakkan, " ya Allah, anak siapa ini? Hujan-hujanan di letak di luar pagar " ibu Ratna membawa anak itu masuk ke dalam panti.

Dari sanalah, Arya mulai besar dan bermain di panti, Arya sangat di sukai banyak orang di panti, dia terus saja mendapatkan banyak teman, salah satu nya adalah Rania, Rania atau biasa di panggil Nia, merupakan salah satu sahabat Arya, Rania berbeda dari sahabat Arya yang lain, Rania menciptakan tempat nya sendiri di hati Arya

Suatu pagi di panti asuhan, Buk Ratna sedang mencari Rania, karena sejak pagi ini Rania tak kunjung keluar dari kamar nya, sudah di cek ke dalam kamar, namun tetap saja, Rania tidak berada di sana " Arya, Arya " teriak ibu Ratna mencari Arya

Arya yang sedang bermain bola di belakang panti, langsung berlari ke arah sumber suara yang memangil nama nya " iya buk " jawab nya sambil terus berlari

" Arya kamu ada lihat Rania nak? Dia tidak ada di panti, ibuk sudah cari kemana-mana " ucap itu Ratna dengan raut wajah yang khawatir

Arya tersenyum, " ibuk tenang saja, Arya yang akan cari Rania " ucap nya lalu berlari ke arah luar pagar panti

" Hati-hati Arya " teriak ibu Ratna

Arya berlari di sekitar kota, karena panti berada di pinggir kota, jadi tidak begitu luas, Arya sudah hapal semua jalan dekat sini, jadi dia bisa dengan mudah menemukan Rania.

Arya berhenti saat dia melihat Rania yang sedang duduk tepi sungai sambil memetik daun, lalu membuang nya ke dalam aliran sungai yang sangat deras " Rania " teriak Arya dari jembatan

Rania menatap Arya, dia melambaikan tangan nya, " Arya " tersenyum

Arya dan Rania adalah sahabat, sejak Rania datang ke panti, Arya menjadi sahabat pertama nya, karena saat itu, Rania selalu menangis, hampir setiap malam, ibu Ratna tidak bisa mendiamkan Rania, hingga Arya datang dan memberikan Rania sebuah coklat, sejak saat itu mereka menjadi sahabat.

Arya mencari jalan untuk bertemu dengan Rania, dia menelusuri jalan tersebut, lalu duduk di samping Rania " kenapa kau ke sini? ibu Ratna mencari mu Rania "

Rania menatap Arya, dia menunjuk daun-daun yang sudah ia buang ke dalam air " kau lihat itu, daun nya berjalan mengikuti arah air "

Arya menatap daun-daun tersebut " ya, aku lihat, lalu apa urusan nya dengan keberadaan mu di sini Rania? "

" Air di dalam sungai ini adalah takdir dan daun-daun itu, adalah manusia, kita hanya berdiam dan berjalan mengikuti arah takdir "

" Apa maksud mu? " bingung

" Arya, aku ingin saat besar nanti, menjadi seorang dokter, karena aku ingin mengobati banyak orang, tetapi apakah takdir memberikan hal yang sama? "

Arya menatap Rania dengan tatapan bingung nya, dia terlihat sudah bosan melihat tingkah Rania " sudah lah, takdir dan tuhan yang akan mengatur semua nya, sekarang kita harus kembali, karena buk Ratna mencari mu " ajak Arya

Rania hanya diam saja, dia memasang wajah malas nya " aku tidak ingin kembali ke panti, aku ingin berada di sini saja "

" Jika kau tidak kembali, lalu bagiamana dengan ku? Aku akan kehilangan sahabat yang aku sayangi lebih dari diriku sendiri " Arya tersenyum menatap Rania

Rania berdiri " Arya kau harus berjanji pada ku, bahwa kita akan selalu bersama apapun yang terjadi, kau akan mencari ku, dimana pun aku berada Arya " teriak Rania

Arya menutup kedua telinga nya " sudahlah kau tidak perlu berteriak, karena dimana ada Rania pasti ada Arya " tersenyum bersama

*

*

*

Pagi ini, sepasangan suami istri datang ke panti, mereka ingin mengadopsi seorang anak perempuan, karena sudah tujuh tahun pernikahan mereka belum juga memiliki momongan, jadi kedua nya memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari salah satu panti asuhan.

" Selamat datang pak Doni dan buk Wulan, saya Ratna pengurus anak-anak di sini " sapa buk Ratna kepada sepasangan suami istri tersebut

Wulan dengan senyuman di wajah nya " iya buk Ratna, kami sudah tau, kami sering dengar dari beberapa orang bahwa, buk Ratna ini pengurus dan juga yang punya panti asuhan ini " menatap sekitar

" Iya buk benar, jadi apa yang membuat bapak dan ibuk datang ke panti asuhan kami? " tersenyum

Wulan menatap suami nya Doni yang duduk di sebelah nya " sebenarnya, saya dan suami sudah menikah tujuh tahun, tapi kami masih saja belum di berikan momongan, " menatap ke bawah

" Anak itu adalah titipan buk, nanti jika bapak dan ibu sudah benar-benar siap, saya yakin pasti akan di berikan anak "

Doni menatap buk Ratna " kami ingin mengadopsi seorang anak perempuan buk, anak perempuan yang baik hati nya " menatap Wulan

Tok.... Tok....

Rania menggetok pintu, dia masuk dan meletakkan teh yang sudah ia buat " buk ini teh nya, " ucap Rania kepada buk Ratna

Setiap ada tamu yang datang, Rania selalu membuat kan teh untuk mereka, itu sudah menjadi tugas nya Rania.

Wulan menatap Rania, mata nya berbinar-binar, " nak siapa nama mu? "

Rania mengalihkan pandangannya ke arah suara yang memangil diri nya " assalamualaikum buk, saya Rania " ucap nya dengan sopan dan senyuman di wajah nya

Wulan memegang tangan Rania dan mengusap wajah nya, seolah takdir mengatakan bahwa Wulan dan Rania akan menjadi ibu dan anak pada hari ini " nak apakah kau mau ikut dengan ibu? "

Rania merasa sedih, Ucapan Wulan yang menyebut dirinya sebagai ibu, membuat Rania merasa sedih dan ingin memeluk Wulan, air mata Rania jatuh " ibu? " ucap Rania

Karena selama ini, Rania hanya mengatakan pada dirinya bahwa, tak ada satupun ibu yang baik di dunia ini, karena ibulah yang sudah membuang nya, ibu yang membuat nya menjadi seperti ini, menjadi anak panti.

Namun saat ini dia merasakan hal yang berbeda dari Wulan, dia merasa nyaman saat Wulan memang tangan nya, " iya nak ibu " Wulan mengulangi perkataannya

Rania masih kekeh pada pendiriannya, bahwa tak ada ibu yang baik di dunia ini, " maaf buk pak, saya harus ke belakang sebentar " Rania menarik tangan nya yang berada di genggaman Wulan lalu pergi dari sana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!