NovelToon NovelToon
My Fantasy Came True

My Fantasy Came True

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

aku sangat terkejut saat terbangun dari tidurku, semuanya tampak asing. Ruangan yang besar, kasur yang sangat luas serta perabotan yang mewah terlihat tampak nyata.
aku mengira semua ini adalah mimpi yang selalu aku bayangkan sehingga aku pun tertawa dengan khayalanku yang semakin gila sampai bermimpi sangat indah.
namun setelah beberapa saat aku merasa aneh karena semua itu benar-benar tampak nyata.
aku pun bergegas bangun dari kasur yang luas itu.
"kyaa!!" teriakku sangat kencang saat aku menatap cermin yang besar di kamar itu.
wajah yang tampak asing namun bukan diriku tapi aku sadar bahwa itu adalah aku.
semuanya sangat membingungkan.
aku pun mencubit pipiku dan terasa sakit sehingga aku tahu itu bukanlah mimpi.
"wajah siapa ini? bukankah ini sangat cantik seperti putri kerajaan" gumamku merasa kagum.

apakah semua ini benar nyata atau memang hanya sebuah mimpi indah?

🌸🌸🌸
nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Hari ini Ivander meluangkan waktunya untuk mengajariku berkuda terlebih dahulu. Meskipun aku sangat memahami bahwa dia sibuk dengan perkejaannya dan kesibukannya namun Ivander dengan senang hati membantuku.

“Sayang, aku sudah siap” ucapku berdiri di depannya mengenakan pakaian berkuda.

Jika setiap harinya aku memakai gaun yang indah yang belum terbiasa ku pakai namun kali ini aku merasa sangat nyaman karena mengenakan celana. Aku berharap bisa terus megenakan pakaian seperti ini saja di banding mengenakan gaun yang membuatku kurang leluasa.

“Baiklah. Ayo, kita ke halaman belakang sayang” Ivander mengatakannya dengan wajah yang memerah.

Dia mengulurkan tangannya dan menggandengku ke tempat yang luas untuk berkuda.

Sementara aku menunggunya mengambil kuda miliknya, aku melihat pemandangan yang sangat indah di sekitar mansion itu.

“Wah .. benar-benar indah” gumamku.

Jika biasanya aku hanya melihatnya dari atas di balik kamarku yang luas, kini aku justru melihatnya secara langsung.

“Haa..”

Aku merentangkan tanganku dan menghirup nafas dalam-dalam dan merasakan kesejukan alam dan udara di sana.

Semua yang hanya bisa ku bayangkan kini bisa ku lihat dan ku rasakan. Mansion besar yang tampak mewah, halaman yang luas serta lingkungan yang asri tanpa adanya polusi akibat kendaraan karena masih menggunakan transportasi sederhana seperti naik kereta kuda dan juga berkuda.

Saat itu aku sangat bersyukur bisa merasakan semua ini meskipun jika ini adalah mimpi ataupun memang hal yang nyata namun aku tidak akan menyesalinya.

Hidup di tempat yang bagus bersama dengan orang-orang yang tulus menyayangiku.

“Istriku” panggilnya dari kejauhan.

Aku pun menoleh melihat ke arah Ivander.

Dia terlihat sangat mengagumkan saat ia memegang tali kuda dan mengarahkannya berjalan ke arahku.

Kuda berwarna coklat yang terlihat sangat gagah seperti pemiliknya itu tampak berkarisma dan terlihat sangat kuat.

“Suamiku” jawabku tersenyum lalu berjalan ke depan mendekat ke arahnya.

Aku sangat antusias untuk mencoba hal yang pertama kali ku lakukan ini. Namun ada hal yang masih mengganjal dalam benakku karena aku sangat takut jika Ivander tahu bahwa yang di dalam tubuh istrinya adalah orang lain karena aku pasti akan terlihat sangat gugup dan tak tahu menahu mengenai cara berkuda.

“Sayang, maaf kuda milikmu sedang sakit jadi aku membawa kuda milikku. Tidak masalah, kan sayang?” katanya merasa sedih.

“Iya tidak apa-apa suamiku” jawabku merasa lega.

“Setidaknya aku merasa sedikit tenang berhubung tidak menggunakan kuda milik Casandra karena yang pasti mungkin kuda tersebut akan mengenali bahwa aku bukanlah pemiliknya” pikirku.

Ivander sedang mempersiapkan kuda tersebut sedangkan aku sangat gugup karena ini pertama kalinya aku berkuda.

“Sayang, apa kamu masih ingat caranya? Atau benar-benar tidak mengingat semuanya?” Ivander menekankan kembali.

“Aku sama sekali tidak ingat suamiku. Aku benar-benar seperti pemula yang tidak tahu apa-apa. Apa kamu tidak masalah dengan aku yang seperti ini?” tanyaku.

“Jangan mengatakan hal yang sia-sia sayang.. aku tidak masalah, apapun itu kamu tetaplah istriku yang paling ku cintai” jawabnya penuh dengan kasih sayang.

Ivander menyentuh bahuku lalu mengusapnya dengan lembut dan perlahan dengan tatapan penuh kasih sayang.

Grep!

Sret!

“Kyaa.. suamiku” teriakku sangat terkejut.

Tiba-tiba Ivander menyentuh pinggangku dengan kedua tangannya lalu mengangkatku untuk duduk di atas kuda.

Tanpa aba-aba, dia tertawa senang setelah membuatku sangat terkejut dan panik.

Wajahnya menunjukkan rasa senangnya setelah melihat reaksiku yang kepanikan yang sangat terlihat jelas.

“Kamu senang ya menggodaku?” ucapku dengan bibir manyun.

“Haha.. aku suka lihat sisimu yang seperti ini sayang, aku benar-benar merasa kamu membutuhkan perlindungan dariku, tidak seperti dulu saat kamu menjadi wanita yang kuat dan mampu melindungi dirimu sendiri” tawanya masih belum berhenti.

“Huh! Lihat saja nanti, aku pasti akan menjadi diriku yang dulu dan tidak akan merepotkanmu” godaku dengan sengaja.

“Iya.. iya baiklah istiriku yang kuat. Aku suka apapun dirimu, baik dulu maupun sekarang. Nah, sekarang kamu mau aku ikut naik atau sendiri?” tanya Ivander mulai serius.

Berada di atas kuda ternyata jauh lebih menegangkan di banding hanya melihatnya. Tanganku gemetar dengan hebatnya dan jantungku berdebar kencang. Ketakutan ini benar-benar tidak bisa berbohong, aku tidak bisa bersikap seolah mampu namun nyatanya memang tidak.

Meski tubuh ini dulunya sudah terbiasa dengan hal ini namun sekarang yang ada di dalam tubuh ini adalah jiwaku sehingga ini memang perasaan yang benar-benar baru kurasakan untuk pertama kalinya.

“Suamiku, mungkin lebih baik kamu juga naik. Aku takut” jawabku dengan jujur.

“Baiklah sayang” kata Ivander tersenyum tipis melihat diriku.

Sret!

Set!

Ivander sudah berada di belakangku, kami duduk dengan posisi yang sangat dekat bahkan aku bisa merasakan tubuhnya dari belakang.

Paha yang saling bersentuhan, serta tubuh yang terasa di peluk dari belakang sungguh pengalaman yang tak biasa dan pertama kalinya.

“Sayang, bersandar lah dengan nyaman. Aku akan mulai dengan perlahan” bisiknya di telingaku.

Ivander sungguh tak terduga dan membuatku sangat berdebar, saat dia membisikkan ucapannya itu, aku bisa merasakan nafasnya yang hangat itu berhembus menyentuh telingaku bahkan rasanya seperti tersentuh oleh sesuatu yang panas.

Aku pun mengangguk dan tak mengatakan apapun karena wajahku memerah dan terasa panas.

Dia menarik tali kekang dengan perlahan lalu akhirnya kuda pun berjalan dengan perlahan mengikuti intruksi darinya.

“Sayang, bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya Ivander yang sangat dekat.

“Ah, aku merasa gugup dan belum terbiasa suamiku” jawabku merasa bingung menjelaskannya.

Perasaan saat menunggang kuda rasanya menyenangkan namun bercampur dengan rasa takut akan jatuh namun karena ada Ivander justru aku merasa berdebar dan panas.

Dibelakangku dengan tubuhnya yang menempel serta setiap kuda itu berjalan rasanya Ivander menjadi semakin dekat.

“Sayang” bisiknya dengan suara rendah dan berat.

“Hmph.. iya”

Dia mendekatkan bibirnya hingga menyentuh telingaku.

“Uh.. suamiku” ucapku merasa geli dan tergelitik.

“Iya istriku, kenapa?” bisiknya kembali dengan nada yang menggoda.

Kali ini serangannya jauh lebih besar dari biasanya hingga aku merasa sangat lemas di buatnya.

Berdebar tanpa henti dan tak bisa menghindar karena posisi yang sulit sehingga aku sudah tidak tahu lagi akan menjadi seperti apa.

Ivander mendekatkan wajahnya lalu menempelkan pipinya ke pipiku.

“Hmph.. suamiku”

Ivander tidak menjawab panggilanku dan justru diam dan masih menempelkan pipinya, tangannya kini merengkuhku dan memelukku dari belakang tanpa rasa takut akan terjatuh.

Dia terlihat sangat frustasi dan merindukan Casandra sehingga ia sudah sangat ingin menyentuhnya meski sekarang ia sudah menahannya dengan cukup berat dan sulit di kendalikan lagi.

Sentuhan dan sikapnya kepadaku sangat membuatku tak tenang dan bahkan hampir terhanyut oleh pesonanya.

“Arrrggghhh.. apa yang harus kulakukan?” dalam benakku.

1
Luna
semangat ya
Luna
ini keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!