My Fantasy Came True
Pagi hari yang terasa datang lebih cepat dari biasanya menyambutku dengan sinar matahari yang cerah. Aku pun terbangun dengan membuka mataku secara perlahan karena rasa kantuk yang masih tersisa. Seperti biasanya aku merentangkan kedua tanganku ke atas lalu menggeliat dengan melemaskan otot-otot yang tegang.
Saat itu aku belum menyadari ada keanehan dari kamarku yang tampak sangat berbeda. Aku pun melihat ke langit-langit atap kamarku lalu melihat ke kanan kiriku serta ke arah depanku.
“Apa aku masih dalam mimpiku? Kenapa kamarku terlihat mewah? Apa akhirnya aku menjadi gila karena sering berkhayal?”
Aku berdiam diri untuk beberapa saat hingga mataku sudah terbuka sepenuhnya dan merasa benar-benar sadar bahwa aku memang sudah bangun dari tidurku.
Aku pun beranjak dan duduk lalu masih melihat ke sekitar kamarku yang tampak asing.
“Apa ini? Kenapa rasanya sangat nyata” Aku pun beranjak dari tempat tidur yang sangat luas itu.
Langkahku menjadi semakin cepat untuk melihat ke cermin yang besar di dalam kamar itu karena aku sangat penasaran dengan tubuhku yang terasa asing.
Aku merasa bahwa tubuhku lebih kecil dan ramping serta kulitku yang tampak seputih salju.
“Haah! Aku benar-benar bingung” ucapku masih tidak mengerti dengan situasinya.
Sampai akhirnya aku berdiri tepat di depan cermin yang besar itu. Aku sampai terbelalak seakan tak percaya melihat wajah yang tak ku kenali.
Wajah yang sangat cantik, hidung yang mancung, bibir yang kecil namun berwarna pink alami, serta rambut panjang sepinggang berwarna pirang, bergelombang dan terurai indah, sungguh kecantikan yang natural dan sangat murni.
“Haah? Siapa ini?” ucapku seakan tak percaya dengan yang ku lihat.
Aku menyentuh wajah itu bahkan mencubitnya karena masih berfikir bahwa itu hanyalah mimpi.
“Akh!”
“Kyaa!!” teriakku sekencang mungkin saat aku merasakan sakit setelah mencubit pipiku.
Aku terduduk di lantai dengan kaki yang sangat lemas tak bertenaga dan sadar bahwa yang ku alami adalah hal yang nyata.
Drap.. Drap.. Drap..
Langkah kaki yang terdengar memburu dan semakin dekat tepat di depan kamarku.
Brak!
Pintu kamar yang ku tempati itu di buka dengan paksa.
Terlihat banyak sekali orang yang mendatangiku, aku sangat takut karena di tengah banyaknya kerumunan itu ada seorang pria tinggi bertubuh kekar mengenakan armor dengan gagahnya di kelilingi pria-pria lain yang mengenakan armor yang berbeda seperti ada pembedanya.
Sorot matanya tajam saat menatapku dengan nafasnya yang terengah-engah seperti datang ke tempatku dengan berlari.
“Hah? Siapa orang-orang ini? Kenapa mereka memakai pakaian seperti itu? Apa mereka prajurit? Dan ada apa pula dengan wanita-wanita itu yang menggunakan pakaian pelayan seperti itu? Kenapa juga mereka menatapku dengan tatapan penuh haru? Tapi ada apa dengan pria yang menonjol di tengah mereka itu? Kenapa dia mengernyit dan menyeramkan?” dalam benakku.
Mereka pun berjalan mendekat ke arahku sehingga membuatku sangat takut dengan mundur ke belakang.
“Si,siapa kalian?” tanyaku sangat takut.
Langkah mereka terhenti saat mendengar perkataanku yang menanyakan tentang siapa mereka. Raut wajah semua orang itu berubah sedih bahkan pria yang menatapku dengan tatapan tajam itu pun terlihat sedih namun masih mengernyitkan keningnya.
Tiba-tiba sekujur tubuhku terasa berat dan kepalaku sangat sakit seolah terbentur sesuatu yang sangat berat hingga aku pun pingsan dan tak sadarkan diri.
Semua orang yang melihatku panik lalu pria besar itu mengangkat dan menggendong tubuhku dengan sikap posesif yang tidak membiarkan orang lain mendekat apalagi menyentuhku.
Dia menggendongku seolah tubuhku sangat ringan lalu dia menurunkanku perlahan ke kasurku.
“Semuanya keluar!” perintah pria itu dengan tegas.
Mereka pun keluar dan hanya menyisakan pria itu bersamaku di kamar yang luas itu.
Setelah satu jam berlalu akhirnya aku pun bangun dan saat aku membuka mata tampaknya aku masih berada di tempat yang sama dan itu membuktikan bahwa aku telah merasuki tubuh seseorang dan masuk ke dimensi lain yang belum ku ketahui.
“Sayang.. akhirnya kamu bangun juga” ucap pria itu yang sedang duduk di samping kasurku.
Air matanya mengalir dengan senyum tipis dan rasa haru yang begitu besar, tangannya terasa kasar namun besar menggenggamku dengan erat lalu menciumnya seolah aku sangat berharga baginya.
“Sayang? Kenapa pria ini memanggilku sayang?” dalam benakku masih sangat bingung dengan semua yang terjadi padaku saat itu.
Aku pun menatapnya dengan raut wajah yang bingung serta merasa kagum dengan wajah yang sangat asing itu. Wajah yang tak biasa bahkan tak pernah ku lihat dalam kehidupanku yang biasanya. Wajah yang selalu ku khayalkan saat membaca komik dan novel romansa yang menjadi penyemangat hidupku.
Tanganku dengan refleksnya menyentuh wajah pria itu lalu mengusap air matanya dengan sentuhan yang lembut seraya berkata.
“jangan menangis!” pintaku pada pria itu.
Aku sangat takut dengan tubuhku yang tak bisa dengan mudah ku kendalikan di hadapan pria tersebut seperti merasakan ikatan yang erat dengannya.
Dia pun tersenyum dan menatapku dengan tatapan penuh kasih sayang dan kehangatan serta menarik tanganku lalu mencium tanganku dan meletakkannya untuk tetap berada di pipinya dengan sesekali menggeseknya seolah sedang bermanja dengan senangnya.
“Akh!” tiba-tiba kepalaku merasa pusing kembali.
“Sayang kenapa?” kata pria itu khawatir.
Dia bediri dan berusaha membuatku tenang karena aku terus menyentuh kepalaku yang terasa sangat sakit.
Kepanikan membuatnya hilang arah hingga berlari ke depan kamar dan memerintahkan dokter untuk masuk memeriksa kondisiku.
Sepertinya dia sudah memperkirakan hal ini karena sudah ada dokter yang menunggu di depan kamar.
“Cepat masuk” ucapnya sangat panik.
Dokter pun datang untuk memeriksa kondisiku namun tangannya sedikit gemetar seakan tertekan oleh pria bertubuh kekar itu.
Aku tidak memperdulikan apapun karena kepalaku sangat sakit dan tak tertahankan hingga akhirnya aku merasa jauh lebih baik setelah beberapa saat.
Aku bahkan tidak tahu apa yang dokter itu lakukan karena pria itu terus berada di sampingku dan menggenggam tanganku dengan erat.
“Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya aku sangat sehat saat aku tertidur sebelum berada di tempat ini? Aku belum mengerti apa aku masuk dalam sebuah novel atau apapun itu. Aku sangat berharap ini hanyalah mimpi dan ketika aku terbangun lagi semuanya menjadi normal kembali” dalam benakku.
Rasa kantuk pun mulai muncul, mataku perlahan terpejam dan wajah pria itu masih terlihat sangat khawatir denganku hingga aku pun tidak tahu apa yang terjadi karena sudah tertidur.
“Kuharap semua ini hanya mimpi yang sekilas saja namun aku sudah cukup merasa berharga karena memiliki wajah cantik bak seorang putri dan juga di pedulikan oleh pria tampan yang tak pernah ku temui dalam hidupku” dalam benakku sebelum aku benar-benar larut dalam tidurku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Riss Sofia
semangat ya
2024-09-04
1
Riss Sofia
ini keren
2024-09-04
1