Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Setalah pergi dari Cafe. Alisya pergi ke terminal, dia menaiki bus dengan tujuan ke Kota B.
Dia akan memulai menata hidup nya kembali bersama anaknya kelak. Bermodalkan uang pesangon dan sisa tabungan, Alisya akan membuka bisnis Olshop. Tak apa kecil-kecilan dulu, karena Alisya sadar tidak akan ada orang yang mau menerima dirinya sebagai karyawan apa lagi dengan kondisi tubuhnya sedang berbadan dua.
*
*
*
Hari berikutnya sepulang dari kampus. Erik dan kedua teman nya berniat mengunjungi kontrakan Alisya sebelumnya yang ada di kota J.
Sesampainya di kontrakan Alisya mereka melihat pintunya tertutup, di ketuk beberapa kali juga tidak ada yang membukakan pintunya.
"Maaf Adek mencari siapa?" tanya Bapak pemilik kontrakan.
"Kami mencari Alisya pak. Tapi dari tadi kami ketuk pintunya tidak ada yang menyaut" ucap Andra dengan sopan.
"Alisya sudah tidak ngontrak di sini lagi. Dia sudah pamit sama saya kemarin sore" jawab Bapak kontrakan.
"Bapak tau tidak Alisya pergi kemana" Tanya Andra yang sudah mulai khawatir.
"Bapak tidak tau dek, tapi setau Bapak dia tidak punya saudara. Soalnya dari lama mengontrak di sini tidak ada sanak saudaranya yang datang menjenguk nya" jelas Bapak kontrakan.
"Kalau gitu terima kasih Pak" Ucap Andra tersenyum. Akhirnya mereka pamit dan pergi meninggalkan kontrakan tersebut.
Mereka berpikir Alisya pasti ada di tempat kerjanya. Mereka berharap masih bisa bertemu dengan Alisya untuk meminta maaf, namun tidak ada yang tau isi pikiran Erik.
Tidak ada yang tahu maksud tujuan Erik ikut Alisya itu mau ngapain.
"Ayo sekarang kita coba ke tempat kerja Alisya Fan" Ajak Andra kepada teman nya.
"Ayo Ndra, semoga saja Alisya masih di sana" ujarnya dengan penuh harap.
Mereka melajukan mobil nya menuju tempat Alisya bekerja. Sepanjang perjalanan mereka saling diam, tidak ada yang memulai pembicaraan sama sekali. Mereka sibuk dengan pemikiran.
Erik dan temannya tiba di Cafe tempat dulu Alisya bekerja. kebetulan mbak Dewi lah yang menemui mereka.
"Ada yang bisa kami bantu tuan" tanya Mbak Dewi ramah.
"Maaf mbak, benar tidak di sini ada karyawan yang bernama Alisya" tanya Andra. Sedangkan Erik dari tadi cuma diam mengkuti Andra dan Irfan saja.
"Maaf kalian siapa? kenapa mencari Alisya?" tanya Mbak Dewi. Setau dia teman kampusnya tidak ada yang mau berteman sama dia, apa lagi melihat penampilan mereka yang jauh dari Alisya dan dirinya, bisa di tebak kalau pemuda yang di depan nya ini anak-anak orang berada.
"Kita teman kampus nya mbak" jawab Andra.
"Setahu saya Alisya tidak punya teman, apa lagi orang kaya seperti kalian" ucap mbak Dewi
merasa curiga, soalnya tiba-tiba Alisya di DO dan memilih pergi dari kota ini.
"Mmm..."ucapan Andra terpotong.
"Bisa tidak sih, tinggal jawab aja apa susah nya" bentak Erik.
"Alisya sudah mengundurkan diri kemarin, tapi saya tidak tahu Alisya mana yang kalian maksud" ucap Mbak Dewi tanpa takut bentakan dari Erik.
"Apa mbk tahu Alisya pergi kemana" tanya Irfan. Karena lidah Andra terasa kelu setelah mendengar ucapan dari mbak Dewi.
"Saya tidak tahu Alisya pergi kemana, yang jelas dia pergi meninggalkan kota ini. Apa semua ini ada hubungan nya dengan kalian? hingga menyebabkan Alisya pergi" tanya Mbak Dewi yang mulai mencurigai ketiga pria yang ada di depan nya.
"Jangan sembarangan berbicara kamu!!" Bentak Erik tidak terima di curigai.
"Saya hanya tanya, bukan menuduh kalian, jika memang kalian tidak merasa ya tidak usah marah" tegas mbak Dewi. Membuat Erik salah tingkah, dia mempunyai tempramen yang buruk sehingga mudah tersinggung.
"Saya harap semua ini tidak ada hubungan nya dengan kalian, saya sudah lama kenal sama Alisya, saya tahu betul kehidupan dia, saya harap bukan kalian yang membuat dia di Do dari kampusnya, saya tahu persis perjuangan dia buat mendapatkan beasiswa itu, jangan sampai kalian lah yang merusak nya" sindir Mbak Dewi. Sebenarnya dari tadi mbak Dewi sudah yakin pasti mereka lah yang menyebabkan Alisya pergi.
Karena dari dulu tidak ada teman sekolahnya yang mencari Alisya, bahkan sekedar teman aja gak punya, kenapa tiba-tiba sekarang ada yang mencarinya.
"Syukurlah kalau gadis miskin itu sudah pergi dari kota ini, jadi aku tidak perlu repot-repot mengusirnya. Dengan begitu ke depan nya tidak akan ada yang menganggu kehidupanku" pikir Erik dalam hati sambil tersenyum.
Irfan yang melihat situasi mulai tak kondusif pun akhirnya memilih untuk pamit pergi. Dia tidak mau kalau Erik semakin emosi.
Mereka bertiga berjalan memasuki mobilnya.
"Kita cari Alisya kemana lagi Ndra" tanya Irfan. Yang sudah duduk di kursi kemudi. Andra menghela nafas pelan.
"Aku tidak tahu Fan, gimana nasib Alisya ya Fan? dengan kondisi hamil begitu tidak mungkin Alisya bisa mencari kerja" jawab Andra menerawang kedepan, sambil menyandarkan tubuhnya ke jok mobil.
"Apa Alisya akan menggugurkan kandungan nya Ndra" tanya Irfan sambil mengemudikan mobilnya.
"Aku tidak tahu Fan" sahut Andra lesu.
"Kalian bisa diam tidak sih, kenapa selalu ngomongin gadis miskin itu, akan lebih baik kalau dia meninggal sekalian. Jadi tidak akan merepotkan kita." Bentak Erik yang sudah tidak tahan dari tadi mendengar teman nya ngobrolin tentang Alisya.
"Kau emang tidak punya hati Rik, brengsek!!" ucap Andra tak kalah tinggi suaranya dengan Erik. Irfan mencoba menenangkan Andra sambil fokus menyetir, dia tidak mau mereka berdua saling baku hantam.
*
*
*
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan berganti bulan. Dua bulan lalu Alisya sudah melahirkan bayinya yang berjenis kelamin perempuan.
Ia memberi nama putrinya tersebut dengan nama Reva putri Alghifari mengikuti nama belakang Ayah Alisya.
Alisya bersyukur melahirkan bayinya dengan cara normal.
Alisya kesal karena muka anaknya mirip dengan papa nya, Erik versi perempuan, Namun Alisya tidak membenci bayinya, dia sangat menyayangi anaknya.
Alisya bersyukur dengan kehadiran putrinya. karena dengan begitu Alisya tidak merasa hidup sendirian lagi di dunia ini, dia merasa mempunyai keluarga.
Selama ini Alisya menyambung hidupnya dengan berjualan. Alisya menjual baju onlin yang dia tawarkan lewat media sosialnya.
Setiap penghasilan yang dia dapatkan Alisya selalu menyisihkan uang nya buat biaya lahiran. Dan sisanya buat beli susu dan makanan bergizi, meskipun terkadang Alisya menahan lapar karna uang nya hanya cukup untuk makan sehari 2x saja. Untuk orang normal sih bisa saja makan 2x dalan sehari, namun untuk orang hamil kayaknya susah.
Tapi Alisya tidak pernah mengeluh, dia selalu bersyukur dengan apa yang dia dapatkan, kehamilanya menjadikan dia bersemangat dalam mencari nafkah, dan tak jarang ada hinaan yang ia dapatkan dari tetangga.
Bersambung
kyk si budiman , paman alisya jadi bondan
ratmi , tantenya alisya jadi hera
koq nama karakternya sering gak konsisten thor ?
coba buat di kertas kosong , biar inget nama2nya jadi yg baca gak pusing 🙄
gak selalu dia di atas , roda itu berputar
bukannya mengarahkan adiknya malah makin nguras uang papanya
ingat!! reva biar bagaimanapun cuma anak tiri , harusnya bersyukur sam arsen yg akuin dia daripada si erik , bukan malah habisin uang papa tirinya
makin besar cara berpikirnya bukan makin dewasa malah mirip "siska" , nenek kandungnya
kalau bangkrut gmn ? mau jadi gila puluhan tahun spt siska ??
bukannya tau diri mlh semakin merugikan arsen
masa dia gak ingat pernah susah hidup ber 2 sama mamanya wkt kecil?
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana