Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30. Membalas Bantuan.
Hyuna menatap Vicky dan Dayu secara bergantian. Dia benar-benar merasa bingung dengan apa yang terjadi saat ini.
"Ayo kita pergi, Tante!"
Hyuna tersentak kaget saat tangannya di tarik oleh Wildan membuatnya menoleh. "Wi-wildan, kita mau ke mana?" Dia menatap Wildan dengan bingung, bahkan belum mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.
"Kita akan pergi ke mall," jawab Wildan sambil menganggukkan kepalanya.
Hyuna kembali menatap Vicky dengan bingung, sementara Vicky sendiri juga menatapnya dengan tajam.
"Sebanarnya ada apa ini, dan apa yang mereka lakukan?"
Hyuna terpaksa ikut dengan mereka saat Wildan menarik paksa tangannya. Dia lalu masuk ke dalam mobil dan segera pergi dari tempat itu.
Aksa yang sejak tadi masih berada di tempat itu mengepalkan tangannya dengan erat. Dia sama sekali tidak tahu jika Hyuna mengenal bahkan pergi bersama dengan laki-laki itu, tentu saja membuat dadanya panas membara.
"Ada hubungan apa di antara mereka? Apa sejak awal mereka sudah dekat di belakangku?"
Hyuna yang sudah berada di dalam mobil terdiam karena tidak tahu harus berkata apa, dia bahkan tidak tahu harus bagaimana bertanya tentang apa yang terjadi saat ini.
"Aku sudah membalas bantuanmu malam itu."
Hyuna langsung menoleh ke arah Vicky yang sedang duduk di samping Wildan. "A-apa maksud Anda, Tuan?" Dia merasa bingung.
"Barusan aku membantumu lepas dari laki-laki itu, dan untuk membalas bantuan yang kau berikan pada putraku."
Ah, Hyuna baru paham sekarang. Ternyata Vikcy sengaja mengajaknya pergi karena tahu jika dia tidak suka didekati oleh Aksa. Namun, kenapa laki-laki itu tahu? Apa dia mendengar semua ucapannya dan Aksa?
"Ma-maaf, Tuan. Apa tadi Anda mendengar ucapan kami?"
Vicky langsung menganggukkan kepalanya, karena mendengar ucapan mereka lah dia sampai melakukan hal sejauh ini. Padahal dia hanya berniat untuk mempertemukan Hyuna dan Wildan saja, tetapi malah mengajak wanita itu pergi juga.
Hyuna tersenyum simpul. Tidak disangka orang asing seperti Vicky paham dengan apa yang dia rasakan, sementara Damian hanya diam sambil beberapa kali melirik ke arah Vicky.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada tuan Vicky? Pertama dia mencari tahu sendiri identitas nona Hyuna, lalu sekarang sampai mengajaknya pergi juga. Jangan-jangan tuan menyukainya?"
"Apa yang kau pikirkan, Damian?"
Damian langsung terkesiap saat mendengar bentakan Vicky, sontak dia memutar setir mobilnya sebelum menabrak pembatas jalan.
"Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja melamun."
"Apa kau ingin cepat-cepat mengirim kami ke atas sana?"
Damian langsung menggelengkan kepalanya, sementara Hyuna mengusap dadanya yang berdebar keras akibat mobil yang sempat hilang kendali.
"Maafkan saya, Tuan."
"Cih."
Vicky berdecih sambil membuang muka ke arah samping. Dia tahu jika sejak tadi sekretarsinya itu pasti memikirkannya, apa lagi lirikan mata laki-laki itu yang terus tertuju padanya.
"Kau pikir aku tidak tau apa yang ada di dalam pikiranmu itu, Damian. Cih, yang benar saja. Tidak mungkin aku menyukai wanita yang baru aku kenal."
Vicky menggelengkan kepalanya, sementara Hyuna tampak berbincang dengan Wildan sampai membuat bocah laki-laki itu tertawa terbahak-bahak.
"Lihat, bukan aku yang menyukainya. Tapi putraku."
Vicky kembali melihat ke arah Wildan dan Hyuna yang sedang sama-sama tertawa, begitu juga dengan Damian yang mendengarnya dari kursi kemudi.
Beberapa saat kemudian, mereka semua sampai di tempat tujuan. Mereka segera turun dari mobil dan berlalu masuk ke dalam mall.
Wildan menggandeng tangan Hyuna dan juga Vicky di kanan dan juga kirinya. Apa yang dia lakukan tentu saja membuat mereka tampak seperti sebuah keluarga kecil yang bahagia.
"Kenapa kau memegang tangan papa, Will? Apa kau mau menyebrang?"
Wildan langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar ucapan sang papa, sementara Hyuna hanya diam dan baru sadar jika Wildan memegang tangannya.
"Tidak, Pa. Aku megang tangan Papa kalena bial sama. Ini." Wildan menaikkan tangannya yang menggenggam tangan Hyuna, dan menunjukkannya pada sang papa.
Vicky terdiam saat melihat apa yang Wildan tunjukkan, sementara Hyuna entah kenapa marasa sangat malu hingga wajahnya memerah.
"Lihat 'kan, putraku benar-benar menyukainya. Apa yang harus aku lakukan?"
•
•
•
Tbc.