"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Ingin mendatangi Purnama
Karena pintu kamar Ibu nya yang di kunci oleh seseorang pasti nua, Intan mencari linggis yang bisa di pakai untuk mendobrak nya, paati ada sesuatu di kamar Ibu nya ini atau orang orang takut maka nya mengunci kamar beliau. Suci bilang kan Bu Nisa di temukan di kamar nya sendiri tengah sekarat, mungkin karena itu lah orang orang jadi mengunci pintu kamar rapat. sangat sulit di buka bila bukan dengan kunci nya, apa lagi tenaga Intan juga tidak seberapa kuat, namun berkat kegigihan nya dan pintu sampai jebol, baru lah bisa di buka sehingga Intan pun menarik nafas lega bisa membuka nya.
"Akhir nya terbuka, aku harus cari tahu apa isi kamar Ibu." batin Intan lega dan mendorong pintu.
Namun detik itu juga dia mematung melihat kasur yang masih memakai seprai bernoda kan darah yang sangat banyak hinnga hampir penuh satu kasur, berarti mereka tidak mengambil seprai ini, pasti lah para warga langsung mengunci nya karena ngeri melihat darah yang sangat banyak itu. Intan juga tidak bisa menyalahkan mereka, para warga sudah mau menolong untuk mengubur jasad Bu Nisa saja sudah alhamdulilah, Intan sudah berterima kasih sekali sebab mereka mau mengurus nya walau dugaan santet terus terdengar, biasa nya di desa ini orang yang kena santet pasti kuburan nya di pisah paling belakang sekali sama dengan yang bunuh diri.
"Astaga, aku juga belum kekuburan Ibu." Intan menepuk kening nya.
"Intaaaan, jadi enggak mau ikut kerja panen cabe?" Suci datang berteriak di depan pintu.
"Eh kayak nya hari ini enggak dulu, Ci! aku mau beresin kamar Ibu dan juga mau kekuburan nya." jawab Intan.
"Kamu dapat kunci dari Bu RT?" tanya Suci pelan sambil melirik kamar.
"Enggak, ini aku buka pakai linggis! tidak tahu mau minta kemana, jadi ya ku buka saja pakai ini." jawab Intan.
"Ya sudah, aku bantuin kamu kalau gitu." putus Suci.
"Eh jangan, nanti kamu enggak dapat uang kalau libur." cegah Intan tidak enak.
"Halah!" Suci membuang muka tanda tidak suka dengan ucapan Intan.
Dia ikut masuk dan memutuskan untuk libur dulu hari ini, melihat seprai dia juga agak gugup sebab dia lah orang pertama yang menemukan Bu Nisa di sini dalam keadaan sekarat, maka nya dia gugup tak tahu harus bagai mana. Intan sendiri segera membuka seprai dan berniat untuk mencuci nya dulu baru kemudian di kubur saja, karena memang kesan seram nya sangat terasa ketika membuka pintu kamar tadi, Suci mengambil sapu untuk membersihkan debu.
"Berarti setahun juga ini kosong ya, Ci?" Intan membuka suara.
"Iya, kan enggak ada yang berani." jawab Suci pelan.
"Ya allah maafkan lah aku yang tidak mengurus Ibu, bahkan saat kematian nya juga aku tidak ada." sesal Intan.
Klotaaak.
Sapu Suci menabrak sesuatu di bawah ranjang nya Bu Nisa membuat mereka berdua sama sama kaget di buat nya, Suci pun berjongkok untuk mengambil apa yang ada di bawah itu, Intan juga ingin melihat nya. kedua nya langsung menutup hidung saat Suci sudah menarik nampan yang berisi dengan berbagai macam sesajen yang telah kering dan sebagian busuk, yang membuat ngeri itu bekas tulang tulang kucing.
"Ini kerangka kucing kan, Ci?" tanya Intan memastikan.
"Benar, kenapa dia jadikan sesajen!" Suci juga heran di buat nya.
"Sebenar nya apa yang sudah Ibuku lakukan, kenapa misterius sekali rumah ini." keluh Intan.
"Kita tidak bisa menyelidiki nya sendiri, harus ada bantuan dari orang yang paham alam ghaib." ujar Suci.
"Maksud mu dukun?" tanya Intan meragu dengan dukun.
Suci menarik nafas panjang karena dia juga mau tak mau pasti akan membantu sahabat nya ini, kasihan juga Intan yang banyak tidak tahu nya karena dia memang tidak paham dengan apa yang sudah terjadi ini dan apa yang sudah Ibu nya lakukan.
"Mari kita temui Mbak Purnama di desa sebelah, ku harap dia akan mau membantu mu." ajak Suci.
"Dia sungguh bisa ya? aku mendengar dua memang sangat pintar." ucap Intan.
"Maka nya kita datangi saja dulu, namun jaga sikap karena dia orang nya agak galak." Suci masih mendengar kabar saja.
"Kapan kita akan menemui nya, hari ini aku mau kekuburan dulu." Intan ingin melihat kuburan Bu Nisa.
"Nanti saja habis tengah hari, sebaik nya ini di biarkan saja dulu agar Mbak Purnama bisa melihat nya." saran Suci.
Intan pun setuju saja dengan ide sahabat nya, mereka berdua keluar dari kamar tengah karena pagi ini juga Intan mau kekuburan, bila sudah dari sana nanti dia bisa agak cepat datang kerumah nya Purnama untuk minta tolong pada wanita yang sangat terkenal itu.
Suci juga malah ikut Intan yang mau melihat kuburan Ibu nya, biar lah sekalian untuk menemani Intan karena teman nya ini juga belum tahu yang mana kuburan Ibu nya, hanya saja Suci agak cemas bila nanti Intan sampai melihat kuburan sang Ibu yang ada paling belakang sekali. Intan pasti tahu bahwa kuburan belakang adalah tanda nya di kucil kan, maka nya Suci agak cemas akan hal itu.
"Eh ini ada gadis dua mau kemana?" tegur Neneng ramah.
"Janda Bulek yang satu nya." sela Intan sambil tersenyum.
"Kalau orang enggak tau juga bakal di kira gadis." sahut Neneng.
"Iya kan body nya masih fres ya, Bulek?" Suci juga ikut menggoda.
"Masih bisa cari bujangan lah." Neneng kian akrab saja.
Intan tertawa karena gurauan mereka yang asik begitu, sehingga dia lupa dengan beban pikiran nya yang sakit hati setelah di buang oleh suami, setidak nya orang orang sini bisa menghibur hati nya yang gundah gulana. beruntung karena tetangga sini banyak yang akrab dan mereka tidak julid orang nya, coba kalau desa lain maka sudah pasti Intan jadi bahan gunjingan.
"Ini mau kemana?" tanya Neneng.
"Mau lihat kuburan Ibu, Bulek." jawab Intan cepat namun membuat wajah Neneng tegang.
"Mau kesana?" ulang Neneng.
"Iya, kan saya belum tahu kuburan Ibu jadi ini mau melihat nya." angguk Intan.
"Ya sudah kami permisi dulu ya, Bulek." Suci segera meluncur dengan motor nya menuju kuburan.
Neneng mendadak cemas karena dia membayangkan reaksi nya Intan nanti, pasti dka akan sangat kaget setelah melihat kuburan sang Ibu yang berada paling belakang, mana ada tulisan juga di sana bahwa itu khusus untuk orang yang mati nya tidak wajar alias bunuh diri. Intan pasti akan sangat sedih karena kuburan Bu Nisa ada di antara mereka semua yang meninggal nya tidak wajar karena bunuh diri atau pun di santet.
kereeen thor
sukses selalu ya