Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
di introgasi
"Chef!!!..." Vika meninggikan nada suaranya karena tidak nyaman, hal intim mereka di saksikan oleh nek Rita, walaupun wanita lanjut usia itu melihat dengan tatapan bahagia, tapi tetap saja rasa malunya sampai tidak ada muka lagi
"Sttt!!.." Arya masih terus mengecup bibir Vika dengan lembut. Sampai kegiatannya berhenti mendadak setelah mendengar...
"Dasar anak nakal!!" suara nyaring seorang nenek-nenek mengejutkan Arya yang langsung melepaskan pelukan itu
"Nenek!!! sejak kapan berdiri di sana?" Arya berpaling ke arahnya dan langsung menegakkan tubuhnya di samping Vika penuh dengan salah tingkah. Malu? Tentu saja, hal gila ini di saksikan oleh neneknya sendiri terlebih lagi pada karyawannya, dan bukan kekasihnya
"Begini kelakuan cucu nakal ku sekarang?" Nek Rita memang bernada seperti orang marah. Tapi tetap ada senyuman kecil diwajahnya
"Bukan nakal, aku tadi... hanya minta maaf pada Vika untuk kejadian kemarin." Arya berusaha membuat alasan yang dadakan itu
"Benar itu nak?" Matanya kemudian mengarah pada Vika... Padahal dia tau apa yang cucunya lakukan tadi, tapi pura-pura lugu agar Arya tetap bersikap lembut seperti itu pada Vika
"Iya.. Nek!!" Vika tersenyum lega, akhirnya ada juga orang datang dan menghentikan kelakuan bos nya. Tapi aneh, setiap kali pria itu menghampiri dan menyentuhnya, tubuh Vika sendiri tidak menolak bahkan merasakan kenyamanan ingin berontak tapi tetap tidak bisa
"Hem.. baiklah nenek percaya" Nek Rita tidak mau mempermasalahkan hal baik seperti ini. Dia khawatir Vika akan canggung kalau terus ditanya-tanya. Lagi pula dia senang dengan sikap Arya tadi. Berharap lama-kelamaan akan jatuh cinta pada Vika dan segera meninggalkan Chika karena hubungan Mereka sekarang sudah tidak sehat
"Nenek mau aku buatkan teh?" Vika langsung mengganti topik agar tidak berkepanjangan. Dan dia juga langsung membuatkan capuccino untuk Arya agar pria itu pergi dari sana secepatnya
"Kalau kamu tidak kerepotan. Nenek sangat senang,"
"Tentu tidak" kemudian dia membuatkan minuman untuk nek Rita juga
***
Rara bangun dengan sedikit merenggangkan otot-otot halusnya, dia melihat sekeliling kamar yang rapih tertata dengan baik, termasuk peralatan sekolah, dan juga pakaian untuk berangkat ke kampus..
Rara sudah menyangka kalau ini adalah kerjaan Vika. Karena, di kostan nya juga sangat rapih tanpa ada satu benda yang tergeser dari tempatnya..
Tak lama kemudian orang yang ada dipikiran Rara pun datang dengan membawa segelas susu putih yang biasa setiap pagi gadis itu minum
"Kenapa aku seperti ada di surga ya. Pagi-pagi udah rapih semua, dan juga ada susu yang dibawa bidadari pula"
"Ibu bilang kamu yang harus buat ini sendiri."
"Lha terus, siapa yang buat ini?" Rara mengambil segelas susu itu dari tangan Vika dan langsung meminumnya "pasti calon kakak ipar aku ya yg buat, karena rasnya beda, enak banget"
"Hanya untuk hari ini, besok kamu harus belajar sendiri" Vika mengambil handuk dan langsung mandi
"Vika ikut?" Rara menggodanya
"Jangan, nanti kamu iri liatnya" Vika langsung mengunci pintu takut kalau temannya mengejar dan menerobos masuk kamar mandi juga
***
Di kampus keduanya memasuki kelas dengan tergesa-gesa. Akibat terlalu lama berdandan sambil terus bercanda akhirnya harus menanggung yang namanya telat.
Di sana Rara masuk duluan sementara Vika pergi ke toilet sebentar.
Saat melihat Vika berjalan menuju toilet, Nathan berinisiatif mengejarnya dan menunggu sampai gadis itu keluar.
"Vika" Nathan mengejutkannya
"Eh, pak Nathan. kaget aku" Vika tersenyum
"Haha maaf, habis kamu serius sekali sampai gak liat saya disini"
"Ada apa pak?"
"Kamu ada acara gak nanti malam?"
"Eemm... Gak ada, Kenapa?"
"Dinner bisa?"
Vika menjawabnya dengan anggukan. Sebenarnya dia sendiri ragu, semoga saja pulang kerja hari ini bisa lebih cepat, jadi ada kesempatan untuk jalan dengan dosennya,
"Tapi pak Nathan jemput nya di restoran Mahesa ya"
"Baik" Nathan tersenyum bahagia, akhirnya bisa makan malam juga dengan Vika
"Kalau gitu aku balik ke kelas lagi"
"Silahkan?" Senyum rekah kini terlukis di wajahnya, akhirnya setelah sekian purnama dia menantikan kesempatan ini, ternyata keberuntungan berpihak padanya
Vika kemudian kembali ke kelas, dan memulai mata kuliahnya hari ini. Mungkin sekarang waktu terbaik untuk terlepas dari bayang-bayang Arya.. dengan cara Nathan menjemputnya di Restoran, sudah pasti akan terlihat kalau Vika punya pendamping, dan bos itu tidak perlu lagi merasa dekat dengannya..
Sepulang sekolah tak tanggung Nathan juga menawarkan tumpangan untuk mengantar Vika dan Rara ke Restoran Mahesa. Karena kebetulan sekali hari ini Rara tidak bawa mobil, jadi tawaran Arya memang sangat bermanfaat
"Gak usah pak?, kita masih bisa naik taksi kok" Tolak Rara yang memang tidak setuju kalau Vika dekat dengan dosennya
"Lho kenapa Ra?" Bisik Vika
"Aku gak mau kamu terlalu dekat sama pak Nathan"
"Gak jelas kamu"
Vika tidak mempedulikan perasan Rara. dia mengiyakan Nathan mengantar mereka karena bagi Vika daripada dia harus keluar uang lebih baik cari yang gratis dan menguntungkan, mau tidak mau Rara pun ikut karena memang ada benarnya juga.
Sesampainya di Restoran. seperti biasa keduanya langsung ke ruang ganti. Namun siapa sangka bos mereka ternyata sudah ada lebih dulu di sana, tapi bersama Chika juga. Dan Rara sangat tidak senang melihat itu.
Untung tadi mereka diantar Natan, jadi suasana hati Vika tidak canggung saat berpapasan dengan Arya dan kekasihnya
"Siapa yang mengantar kalian?" tanyanya penasaran
"Ih, mau tau aja?" Jutek Rara
"Harus?. kakak berhak tau siapa yang mengantar adik gadisnya pulang, siapa tau anak brandal yang gak jelas!!" Arya mendekat pada Rara
Berhubung ini percakapan keluarga, bagi Vika dia tidak perlu berdiam diri di sana, toh Arya juga sedang mengkhawatirkan adiknya. Dia pun kembali ke ruang ganti dan memulai pekerjaannya
"Dia itu dosen ter ganteng di Kampus. Keren, Cool, perfect banget deh pokoknya," Rara menjawabnya dengan gaya seolah-olah dia sangat mengidolakannya
"Se perfect apa dia? sampai kamu kecentilan seperti ini?" Arya meremehkan rupa dosen adiknya
"Banget, tapi sayangnya dia nggak suka sama aku" wajah Rara berubah murung
"Hahaha, dosen itu mana mau sama kamu yang pembantah dan tidak pernah bisa diam" Arya puas mendengar perkataan Rara, dia masih saja tertawa sambil mengacak-acak rambut adiknya
"Enak aja. Itu karena pak Nathan lebih tertarik sama Vika dibanding aku." Rara menjelaskan dengan santai namun kenapa tiba-tiba Arya terkejut sampai mengeluarkan ekspresi tak terduga
"What?!!!"
"Ya ampun kak Arya!! biasa aja kali kagetnya, telinga aku setengah tuli tau. Ya emangnya kenapa? toh Vika juga nggak punya pacar, atau jangan-jangan kakak cemburu ya!!!" Keceplosan Arya malah membuat dirinya mendapat ejekan dari Rara, dan tanpa disadari di sampingnya wajah Chika sudah berubah.
Demi menghindari ketidak canggung nya "jangan bicara yang tidak-tidak. Kamu kerjakan tugas sana" Arya berbalik badan dan pergi kearah kantornya, diikuti juga dengan Chika penuh heran atas sikap kekasihnya hari ini.
Sesampai di dalam ruangan Chika yang merasa tidak nyaman dengan perilaku Arya tadi, dia langsung menegurnya dengan to the point
"Beby What is this, kamu Cemburu karena karyawan itu didekati oleh dosennya sendiri?"
"Jangan membuat pertanyaan yang terlihat bodoh Chika" Arya menepis
"Tapi sikap kamu berlebihan padanya"
"Omong kosong apa yang kamu katakan, please baby don't be like this, kau tahu siapa dirimu dan siapa dia. Come on, aku tidak mungkin tertarik pada gadis lain," Arya mencoba meyakinkan Chika meskipun di dalam hatinya sendiri tidak tahu perasaan apa yang sebenarnya terjadi.
Dirinya marah ketika Rara mengatakan dosennya menyukai Vika. Tapi di sisi lain dihadapan Chika dia sangat mencintainya.
"Kamu serius?" Chika memastikan lagi perasaan Arya kepadanya
"Kamu masih meragukan setengah semua perjuanganku untuk menikahi mu selama ini?" Arya meyakinkan Chika yang ada di depannya
"Of course not" Chika tersenyum sambil bergelayut manja padanya, Kemudian mereka memeriahkan perasaan masing-masing dengan sentuhan bibir ke bibir yang sedikit bergairah.