Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Belas
"Selamat datang kembali, Kevin, Mira! Kalian berdua seperti orang yang baru pulang dari bulan madu, begitu bahagia!" seru Cecil.
Gadis itu berusaha menekan suaranya agar tampak biasa saja. Dia juga berusaha menahan agar tak keluar air mata. Tak mau menangisi pria itu.
Kevin dan Mira langsung melepaskan pelukan mereka. Tampak sekali kecanggungan dan kegugupan antara keduanya.
"Sayang, kamu di sini ...," ucap Kevin. Dia mendekati Cecil. Sementara itu Mira melangkah menuju sofa dan duduk dengan kepala menunduk.
Baik Mira maupun Kevin tak mengira jika di apartemen ada Cecil. Gadis itu tak pernah menginap di sana.
Kevin mendekati kekasihnya dan ingin memeluknya, tapi Cecil tampak menghindar dengan berjalan mundur. Pria itu memandangi wajah gadis itu dengan tatapan heran.
"Kamu kenapa, Sayang? Kamu marah?" tanya Kevin dengan nada sedikit heran.
Cecil tertawa sumbang mendengar pertanyaan pria itu. Dia tak mau lagi di bohongi oleh pria itu. Sudah cukup selama ini dia dibodohi.
"Aku mau kamu dan kekasihmu itu pergi dari apartemen ini sekarang juga!" teriak Cecil.
Melihat Mira yang tenang tanpa rasa bersalah membuat emosinya makin tak bisa dibendung lagi. Tak tahu apa yang kini dia rasakan, apakah cemburu, marah atau merasa dibodohi.
"Apa maksud kamu, Cecil?" tanya Kevin lagi.
"Aku sudah tau semuanya. Selama ini kau telah membohongi dan membodohi diriku. Aku pikir kau malaikat ternyata tak lebih dari setan!" ucap Cecil dengan suara tinggi.
Mendengar ucapan Cecil, tentu saja Kevin menjadi meradang. Tak pernah dia mengira jika gadis itu akan berkata kasar seperti itu. Begitu juga dengan Mira, dia sering mendengar Kevin memuji gadis itu dengan sebutan gadis baik nan lugu, tapi kenyataannya sekarang berbeda.
"Cecil ... Kamu kenapa? Marah-marah tanpa sebab!" seru Kevin dengan wajah yang masih terkejut.
"Kamu mungkin mengira selama ini aku bisa dibodohi. Tapi sekarang aku sudah tau. Kau dan Mira adalah sepasang kekasih. Kau dengan seenaknya berzina di apartemen dengan wanita jalang itu. Aku tak mau tempat ini kalian kotori lagi. Untuk itu aku mau kalian pergi sekarang juga!" ucap Cecil dengan emosi.
Tanpa menunggu jawaban dari pria itu, Cecil masuk ke kamar tamu. Dia mengambil tas berisi pakaian Mira dan menyeretnya keluar.
"Bawa bajumu sekalian, dan pergi segera!" seru Cecil dengan Mira.
Mira berdiri dari duduknya. Dia dan Kevin mulai mengerti penyebab kemarahan gadis itu.
"Cecil, kamu pasti salah paham setelah melihat bajuku ada di lemari. Aku hanya numpang menginap dua hari karena kost ku sedang di renovasi. Kami tak ada hubungan apa pun," ucap Mira mencoba menjelaskan.
Cecil tertawa mendengar penjelasan dari wanita itu. Dia tak akan mau percaya lagi, dan tak mau dibodohi lagi.
"Tidak ada hubungan apa pun, kenapa kau mau menginap satu atap dengan seorang pria? Apa semurah itu harga dirimu?" tanya Cecil dengan suara keras.
"Cecil ... kau sudah keterlaluan. Ucapanmu begitu kasar. Mira menginap di sini karena aku satu-satunya orang yang dia kenal dekat di kota ini. Kebetulan kami satu kampung, jadi sudah seperti saudara sendiri. Aku mau kau minta maaf sama Mira!" seru Kevin dengan penuh penekanan.
"Aku tak akan pernah minta maaf atas kesalahan yang tak pernah aku lakukan. Aku bicara jujur, mana ada wanita baik-baik yang mau tinggal satu atap tanpa ikatan, entah kalau sebenarnya kalian ini suami istri?" tanya Cecil lagi.
Pertanyaan Cecil itu membuat Kevin dan Mira saling pandang. Mereka berdua tampak salah tingkah.
"Apa benar kalian ini sebenarnya pasangan suami istri?" Kembali Cecil mengajukan pertanyaan.
"Kau terlalu jauh berpikir. Sudah aku katakan, antara aku dan Mira tak ada hubungan. Hanya sekedar orang satu kampung saja. Entah siapa yang menghasut kamu sehingga menjadi berubah begini. Katakan saja jika kau ingin menyudahi hubungan ini, jangan menuduh sesuatu yang tak masuk akal begini. Kamu lihat sendiri'kan, jika baju Mira ada di kamar tamu, jika kami ada hubungan, pasti aku dan Mira ada dalam satu kamar, bukan terpisah begini!" ucap Kevin dengan penuh penekanan.
Kevin sepertinya mulai terbawa emosi. Dia menatap wajah Cecil tanpa kedip. Namun, sepertinya gadis itu tak takut.
"Ada hubungan atau pun tak ada hubungan antara kamu dan Mira, aku tak peduli. Aku hanya ingin kamu dan Mira keluar dari apartemen ini. Mulai detik ini kita putus!" seru Cecil.
Kevin tampak makin terkejut mendengar ucapan gadis itu. Tak mengira jika Cecil akan berubah secepat ini. Dia lalu berjalan mendekatinya. Dalam hatinya berkata, jika dia harus bisa membujuk Cecil dan meyakinkan kekasihnya itu jika dia dan Mira tak ada hubungan apa pun. Dia tak mau putus.
tp gmn kl emg dh sifat dy begitu..
ya tergantung qt aja sbgai istri yg menyikapinya...
ya qt jg hrs ekstra lbh sabar mnghdapinya...