Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Merasa Bersalah
"Mommy jangan berkata seperti itu!" David menyahut dengan cepat. Dia merasa tidak suka dengan perkataan mommynya yang membawa kata ajal dalam percakapan mereka.
Kepala Mom Meisya tertunduk. Bulir air mata pun jatuh membasahi pipinya. "Mommy hanya mengungkapkan rasa cemas Mommy, David. Apa menurutmu Mommy salah berkata seperti itu?" Tanya Mom Meisya.
"Salah, Mom. Aku tidak ingin Mom menyinggung soal kematian lagi." Tekan David.
Kepala Mom Meisya akhirnya terangkat kembali. "Kalau kau tidak ingin, maka segeralah menikah. Dengan menikah, Mom tidak akan lagi mencemaskan keadaanmu."
David menghembuskan napas kasar di udara. Sungguh, perkataan Mom Meisya membuat hatinya jadi merasa bersalah.
"Menikah bukanlah hal yang main-main, Mom. Aku tidak ingin menikah di saat hatiku belum siap." Tekan David.
"Lalu kapan kau akan siap? Apa menunggu sampai Mommy sakit-sakitan dulu?" Tanya Mom Meisya.
"Mommy..." suara David kini terdengar memelan. Pandangannya pun beralih dari Mom Meisya karena tidak sanggup melihat air mata yang mengalir membasahi pipi mommynya.
"Sayang, sudahlah..." Dad Raka membujuk istrinya. Walau ia tahu niat Mom Meisya berkata seperti itu hanya untuk memancing David, namun Dad Raka tahu jikaMom Meisya juga sedih karena apa yang ia katakan adalah murni dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Mom Meisya buru-buru menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya saat melihat Danesh dan Calista berjalan menghampirinya. "Lihatlah, Danesh. Demi membuat Mommy bahagia, dia rela menerima tawaran Mommy untuk menikahinya dengan Calista. Dan sekarang, kau lihat sendiri, David. Danesh bahagia dengan pernikahannya bersama Calista."
David menghela napas dalam. Ia dibuat sulit untuk berkata-kata. Sebab, apa yang dikatakan mommynya memang benar adanya. Jika saja saat itu dirinya yang dijodohkan dengan Calista, mungkin ia akan menolaknya tanpa peduli rasa sakit hati kedua orang tuanya.
**
Permintaan Mommy Meisya yang menginginkannya untuk menikah nyatanya membuat pemikiran David jadi terganggu. Semalaman ia sulit tertidur karena bayangan wajah sedih mommynya dan permintaannya selalu terlintas di benaknya.
"Mommy..." David mengusap kasar wajahnya karena rasa bersalahnya pada sang mommy semakin membesar. Bukannya tidak ingin menikah untuk saat ini, hanya saja David belum bisa percaya jika masih ada wanita yang tulus mencintainya bukan hanya karena sekedar harta.
Tepat pukul empat pagi, David baru bisa tertidur setelah beberapa kali mencoba untuk menutup mata. Di saat David baru saja tertidur lelap, Embun yang kini sudah tinggal di kediamannya nampak sudah terjaga. Setelah meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, Embun segera turun dari tempat tidur. Rencananya ia ingin mandi terlebih dahulu sebelum beribadah dan memulai pekerjaannya di pagi hari.
Setengah jam berlalu, Embun kini sudah siap untuk memulai pekerjaannya di pagi hari sesuai dengan jadwal baru yang dibuatkan pelayan untuknya. Ketika pelayan lain nampak memulai pekerjaan dengan berkutat di dapur, Embun justru memulai pekerjaannya dengan mengambil pakaian kotor milik majikannya termasuk pakaian milik David.
Setelah selesai mengambil pakaian di dalam kamar Mom Meisya, kini tibalah saatnya Embun mengambil pakaian kotor di kamar David. Jika Mom Meisya dan Dad Raka sudah terjaga dari tidurnya dan sedang bersiap untuk berolah raga di luar rumah, David justru sebaliknya. Pria itu masih nampak tertidur lelap dengan kondisi kamar yang gelap gulita.
Tok
Tok
Tok
Embun mengetuk pintu kamar David lebih dulu seperti yang ia lakukan saat ingin mengambil pakaian di dalam kamar Mom Meisya. Setelah cukup lama menunggu sahutan dari dalam namun tidak mendapatkan sahutan, Embun pun berniat untuk pergi.
"Masuk!" Baru saja ia berniat untuk pergi, sudah terdengar sahutan suara David dari dalam kamar yang memintanya untuk masuk.
Deg
Jantung Embun berdetak kencang setelah masuk ke dalam kamar dan disambut dengan pemandangan yang menyegarkan mata dimana David kini sedang duduk di pinggir ranjang dengan kondisi tubuh bertelanjang dada.
***