Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab33
Seringnya bertemu dengan Naya,Elvan merasa ada kenyamanan saat bersama tadinya dia masih memikirkan Dinda sekarang lebih berkurang.
Contohnya kemarin saat Dinda menelponnya untuk datang Elvan enggan datang dia malah lebih memilih melanjutkan kerjaannya bersama Naya.
Entah kesengajaan atau tidak semakin kesini Elvan malah semakin sering bersama dengan Naya Elvan merasa Rendra berlebihan memerintahkan sesuatu yang berhubungan dengan Naya.
diperjalanan pulang dari kantor sengaja Elvan membahasnya dengan Rendra.
"Kamu kan tahu Shanum sekarang cemburuan banget kalau aku tidak memerintah kamu siapa lagi"Jelas Rendra.
"Jangan bohong aku tahu siapa kamu ren".
"sebagai teman aku ingin kamu bisa menemukan pendamping yang tepat aku tidak mau kamu selalu mengharapkan Dinda yang jelas-jelas tidak bisa kamu dapatkan, kelihatannya Naya sangat cocok sama kamu".
"Kita berbeda ren keluarganya pasti menolak dengan latar belakangku".
"Jangan pesimis gitu belum tentu orangtuanya seperti itu".
Tak terasa mobil mereka sampai di rumah Rendra,Elvan ditawari tidur di rumah Rendra tapi dia menolak.
Diperjalanan Elvan di telpon Naya meminta untuk bertemu,tak sampai lama Elvan tiba.
"Ada apa mengajakku bertemu?".
"Aku mau tanya sesuatu sama kamu?"Naya balik bertanya.
"Tentang apa?".
"Ini soal pak Rendra"Jawab Naya.
"Kalau kamu mengajakku kesini cuma untuk tanya tentang Rendra sebaiknya aku pergi saja percuma Rendra tidak akan bisa mencintai wanita lain selain istrinya,jadi urungkan niatmu mengganggu rumah tangga mereka karena aku yang akan pertama maju menghadangnya".Jelas Elvan tanpa jeda.
"Siapa juga yang suka sama Rendra aku sukanya sama kamu"Naya keceplosan langsung menutup mulutnya.
Tak bisa di bayangkan betapa malunya Naya bisa-bisanya dia keceplosan sama saja dia menembak Elvan duluan.
Sedangkan Elvan terdiam membisu mendengar pengakuan dari Naya hatinya merasa antara senang dan tak percaya.
"Jangan dimasukin ke hati ya aku cuma bercanda Van"Elak Naya.
"Kalau aku bilang aku juga suka kamu gimana".
Gantian Naya yang kaget dan melotot sangkut terkejutnya.
"Tapi status kita berbeda nay pasti orang tuamu tak akan mau punya menantu sepertiku"Jelas Elvan.
"Emang kamu pernah ketemu orang tuaku kenapa kamu bisa berpikir seperti itu di dalam keluargaku tidak pernah ada yang membeda-bedakan status orang"
Elvan kemudian menceritakan asal usulnya semua tidak ada yang terlewatkan Naya yang mendengarnya sampai menitihkan air matanya.
"Aku membayangkan seandainya saudaraku masih hidup apakah diluar sana akan sama nasibnya seperti kamu"Kata Naya ditengah Isak tangisnya.
"maksudnya bagaimana?"Tanya Elvan heran.
"Sebenarnya aku punya kembaran dia hilang sedari kecil saat kami sekeluarga berlibur ke Indonesia".
"Apa saat itu tidak dicari?"Tanya Elvan penasaran.
"Sudah,orang tuaku mencarinya sampai satu tahun lebih.Karena terlalu lama tinggal di sini perusahaan papaku hampir
Bangkrut makanya kami kembali ke Jerman".
"Apa sampai sekarang belum ada kabar?".
"Belum, karena kejadian itu mamaku sampai stress perlu psikolog untuk menyembuhkannya".
"Makanya papa nggak mau mengurus kerjaan di sini papa nggak mau lihat mama sedih".
"Apa ada petunjuk tentang saudaramu yang hilang".
"Ada kalung ini "Jawab Naya sambil membuka kalung yang ia pakai"Kalung ini hanya ada dua milikku sama saudara kembar' ku".
"Aku kok kayak pernah melihat kalung ini tapi dimana ya"Tebak Elvan sambil mengingat-ingat"Oh ya aku ingat ini sama persis kalung milik Rendra".
"Sudah aku duga,aku sangat yakin setiap aku bertemu dia hatiku seperti sangat dekat karena kita lahir di rahim yang sama.Aku harus telpon papa".
"Sebaiknya jangan dulu kita pastikan dulu kebenarannya".
"Tapi aku sudah tidak sabar Van!".
"kita pastikan dulu ya".