Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Cemburu.
Tanpa memperhatikan ada Arya berdiri tak jauh darinya, Keindra terus memutar-mutar pelan tubuh Ammar di atas pundaknya. Tawa keduanya begitu menguar sampai para pelayan berdatangan karena penasaran.
Tuan besar Adiguna bahkan menepuk pundak Brian, “Benar kan kataku! Wajah anak itu sangat mirip dengan Keindra, hanya beda di mata saja. Keindra lebih sipit sementara anak itu bermata besar. Kalau aku tidak tahu... seberapa cintanya anakku pada istrinya sejak kuliah dulu, aku akan menyangka anakku sudah meniduri wanita lain dan berkhianat di belakang Gina.“
Tentu saja Brian pun ada pemikiran seperti Tuan besar Adiguna, maka dari itu dia sudah mengurus seseorang untuk terus mengusut tentang siapa ayah kandung dari Ammar.
“Kau sudah pantas jadi seorang Ayah, Kei!“ ujar Tuan besar.
Keindra menghentikan tingkahnya, “Maafkan aku Pah belum bisa memberikan mu cucu.“
“Kau sadar tidak? Wajah mu sangat mirip dengan anak yang kau gendong!“ kembali Tuan besar bicara.
Hening!
Ammar bahkan ikut terdiam, ternyata bukan hanya dia yang merasa wajah nya mirip dengan Keindra.
“Ammar juga bilang apa, Paman! Kita benar-benar mirip, Paman bukan Papa ku kan?“
Sontak saja Keindra menurunkan bocah itu dari pundaknya ke lantai, Keindra berjongkok mengamati dengan intens wajah Ammar kali ini.
“Memang nya Ayah mu kemana? Tadi Paman dengar kamu nggak punya ayah dan hanya tinggal dengan ibumu, berapa usia mu?“
“Umur Ammar 7 tahun, Paman. Kata Bunda, Ammar hanya punya Bunda nggak punya Ayah sejak dalam kandungan Bunda. Tapi meksi begitu, kata Bunda Ammar terlahir suci dan tidak seperti hinaan orang lain selama ini. Mereka selalu memangil Ammar anak haram karena Bunda tidak punya suami.“
Degh
Jantung Keindra berdetak sangat cepat, nafasnya mulai tak beraturan. Praduganya semakin meyakinkan, jika Alsya adalah wanita yang telah ia nodai dan kemungkinan Ammar adalah anaknya jika dihitung dari tahun kejadian 8 tahun lalu.
Keindra masih ingin bertanya pada Ammar, namun tiba-tiba tubuh bocah itu melayang. Ternyata Arya mengangkat tubuh Ammar, lalu menggendongnya.
“Bunda mu sepertinya mencari mu, Ammar. Ayo!“ tanpa mengindahkan tatapan dari Tuan besar dan Keindra, Arya membawa begitu saja Ammar dari hadapan semua orang.
Para pelayan pun membubarkan diri, sementara Keindra masih terhenyak karena fakta yang sudah bisa ia tarik kesimpulan nya.
Aku yakin Alsya wanita yang aku nodai, aku harus segera mengambil ponsel yang sedang aku perbaiki dan melihat lagi wajah wanita di dalam rekaman video di ponsel. Jika begitu, aku tidak perlu lagi mencari perempuan itu dan hanya akan memberi hukuman pada mereka yang membuatku seperti pria bajinggaan!
Keindra tidak akan bicara dengan Alsya sebelum membuktikan kecurigaan nya, tapi dia akan selalu memperhatikan wanita itu dan Ammar mulai sekarang.
Tuan besar mendekati Keindra, “Ngomong-ngomong, Ammar bukan anak mu kan? Bukankah selama ini kau hanya berhubungan dengan Gina sejak kuliah dulu?“
Keindra gelagapan, ia memang dijebak dan bukan salahnya menodai Alsya tetapi apa Ayahnya akan menerima perbuatan bejatnya jika ia jujur tentang kejadian 8 tahun lalu?
.
.
Di dapur Arya mencari keberadaan Alsya, dia masih mengendong Ammar.
“Tuan muda Arya, turunin Ammar.“
“Tuan muda? Kenapa panggilan kamu berubah?“
“Tuan muda bukan Ayahku, jadi Ammar nggak boleh manggil Papa.“
“Kata siapa?"
“Kata Paman Brian. Paman Brian bilang, Ammar boleh memanggil Papa jika tidak ada orang lain.“
Sialan! Kenapa sih Bang Brian kayak nggak suka aku dekat sama Ammar dan Alsya!? Apa benar dia mengincar Alsya dan mau menjadikan Ammar anaknya, jadi dia melarang Ammar memanggilku Papa?! Arya terus berpikiran buruk pada Brian.
“Baiklah, karena ini permintaan dari Paman Brian... mulai sekarang Ammar panggil Paman Arya di depan orang lain. Tapi, jika hanya ada kita berdua panggil Papa.“
“Iya, Papa Arya.“
Arya pun menurunkan tubuh Ammar, “Dimana Bunda?“
“Tadi ijin pergi, kata Bunda mau mencari sekolah baru untuk Ammar dan meminta surat pindah dari sekolah lama. Bunda juga belum berpamitan sama orang-orang di kontrakan, dan akan pamitan hari ini. Kata Bunda, saat perpisahan jangan ada benci dan dendam. Bunda ingin saling memaafkan dengan orang-orang yang sering menghina Bunda dan Ammar."
Arya dibuat diam dengan pemikiran luar biasa Alsya, kenapa wanita baik seperti Alsya harus hidup dengan banyak cobaan?
“Maafin Papa ya karena lupa mengurus sekolah untuk Ammar, harusnya Papa yang mengurus tentang sekolah barumu.“
“Papa udah baik sama kami, jadi Papa nggak perlu minta maaf."
“Anak pintar dan baik, sebentar lagi akan jadi anak Papa Arya!“
Ammar hanya terkikik geli, sejak bertemu Arya selalu mengatakan ingin menjadi Papanya.
“Ya, sudah. Ammar lebih baik mandi, Papa juga mau mandi. Atau... Ammar mau mandi bareng di kamar Papa. Kayaknya seru tuh! Tadi kan Ammar udah main terbang-terbangan sama Paman Kei, sekarang giliran bermain sama Papa. Kita main air dan busa di bathtub, oke!“
Arya cemburu tadi Ammar bersama Keindra, jadi ia pikir sekarang dirinya harus bermain dengan Ammar juga.
____
Yaelah, Ammar aja udah dicemburui Ar. Gimana ibunya nanti kalau dideketin Keindra 🙈
Nuhun like dan komen nya 🤗