Penjara Cinta Mantan Suami

Vyora termenung duduk sendiri di taman kampus, semenjak kepulangan Kafka dari Bandung 2 minggu yang lalu, Vyora merasa Kafka berubah. Vyora merasa ada yang disembunyiin Kafka darinya tapi apa? Vyora ingin tau namun selalu tidak ada waktu untuk sekedar berbicara dengan Kafka.

Kafka selalu pulang malam dengan alasan setelah dari kampus dia langsung ke kantor, selalu seperti itu. Vyora selalu menunggu Kafka pulang namun Kafka seperti sengaja, dia akan pulang setelah Vyora tidur.

Tapi aneh nya sebelum tidur Kafka selalu meminta maaf pada Vyora, pernah sekali Kafka menangis saat tidurnya dan memeluk Vyora seperti takut akan kehilangan.

"𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴? 𝘈𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘬𝘶, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘱𝘢?"

Ting

Bunyi dering notifikasi di ponsel Vyora membuyarkan lamunannya.

Deg

"𝘐𝘯𝘪 𝘨𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯." 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘶𝘤𝘶𝘳𝘢𝘯.

"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢."

Vyora bangkit dari duduknya hendak melangkahkan kakinya, namun baru selangkah Vyora langsung ambruk begitu saja, untung saja Fayla datang tepat waktu dan bisa menahan tubuh Vyora sebelum Vyora pingsan.

...----------------...

Fayla membawa Vyora ke rumah sakit karena Fayla merasa khawatir sebab akhir-akhir ini Vyora sangat pucat, nafsu makan nya pun berkurang, Vyora sering terlihat bengong dan tidak fokus saat jam pelajaran. Fayla takut terjadi sesuatu dengan Vyora namun jika Fayla bertanya ada apa? Vyora selalu menjawab tidak apa-apa.

Sampai di rumah sakit Vyora langsung diperiksa dokter, dan alangkah terkejutnya Fayla saat dokter mengatakan Vyora ternyata hamil. Fayla tidak percaya, fikiran buruk pun tiba-tiba bersarang di benaknya.

"𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘪𝘦𝘮? 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭 𝘥𝘪𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩, 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢? 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭𝘪𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 ?𝘚𝘦𝘵𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘨𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯, 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘮𝘶𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘗𝘢𝘬 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘗𝘢𝘬 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢? 𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢 𝘝𝘺."

Berbagai fikiran pun bermunculan di otak kecilnya Fayla, sungguh Fayla dibuat penasaran, Fayla tidak sabar menunggu Vyora bangun.

"Aku dimana?" Vyora memegang kepalanya yang terasa berat.

"Syukurlah kamu akhirnya bangun, Vy. Kamu di Rumah Sakit sekarang."

"Rumah Sakit ? Kenapa aku bisa di Rumah Sakit?"

"Kamu tadi pingsan di taman, untung aku keburu datang coba kalau tidak, kamu akan terbengkalai di Taman tadi," cerocos Fayla.

"Kamu fikir aku gudang? Ngatain aku terbengkalai," kata Vyora. Fayla memang selalu menempatkan kata-kata pada tempatnya.

"Vy , tadi Dokter bilang--." Fayla merasa ragu untuk mengatakan nya. Fayla takut Vyora malu dan ingin menyembunyikan kabar ini.

"𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘺𝘢? 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘨𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘰𝘯𝘨?" 𝘍𝘢𝘺𝘭𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘪𝘣𝘶𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘧𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢.

"Dokter bilang apa Fay?" Vyora penasaran apalagi melihat Fayla yang seperti ragu-ragu mengatakan nya.

"Dokter bilang kamu hamil, Vy." Fayla tertunduk, Fayla tidak berani melihat reaksi Vyora.

"Alhamdulillah ...." Vyora meneteskan air matanya sambil tertunduk tangannya kemudian mengusap perut datarnya.

Melihat reaksi Vyora yang malah terlihat bahagia, membuat Fayla bingung dan terkejut ternyata respon Vyora tidak sesuai prediksinya.

"Kok alhamdulillah, Vy. Kamu hamil diluar nikah Vy, itu anak haram," celetuk Fayla tanpa ampun.

Peletak

Vyora menyentil kening Fayla sangat keras membuat Fayla sampai meringis menahan sakit.

"Sshhhh ... sakit Vyora," kesal Fayla.

"Syukurin, lagian tuh mulut tega banget ngatain baby ku anak haram."

"Ya terus apa dong? Kamu hamil sebelum menikah Vyora?" Fayla berbicara sedikit berbisik.

"Kamu fikir aku cewek apaan?" Vyora semakin kesal dengan pemikiran sahabat absurd nya itu.

"Berarti ... "

"Sebenarnya aku udah nikah, Fay. Udah hampir 7 bulan malah, aku terpaksa harus menyembunyikan pernikahan ku karena ada masalah pribadi yang gak bisa aku kasih tau, tapi dalam minggu-minggu ini aku dan suamiku sepakat akan mengadakan resepsi." Vyora tersenyum.

"Jahat kamu, Vy. Gara-gara kamu aku udah berfikiran buruk tadi, tapi ngomong-ngomong siapa suami kamu?"

"Nanti kamu akan tau sendiri." Vyora tersenyum senang melihat wajah penasaran Fayla.

"𝘔𝘢𝘴 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘪𝘵𝘢, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘯𝘺𝘢," 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮-𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘩𝘦𝘣𝘰𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪.

Tapi senyuman itu pudar saat Vyora mengingat foto yang dikirimkan seseorang yang Vyora tidak tau siapa pengirimannya, yang jelas foto itu berhubungan dengan suaminya.

"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘮𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘶𝘨𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢."

...----------------...

"Bos , lo kenapa sih gue perhatiin akhir-akhir ini lo kaya gak ada semangat hidup?"

"Gue udah buat kesalahan besar Ga." Kafka menghela nafas nya kasar. "Dan ini sangat fatal, kalau Vyora tau dia pasti ninggalin gue."

Kafka sangat kacau, setelah pulang dari Bandung, Kafka lebih suka menghabiskan waktunya di kantor bahkan bisa sampai malam, itu Kafka lakukan hanya untuk menghindari Vyora. Kafka sangat merasa bersalah sampai tak mampu untuk sekedar menatap mata Vyora.

"Kesalahan besar apa bos? jangan bilang--"

Brakk

Belum selesai Raga bicara, dia sudah dikejutkan dengan pintu yang tiba-tiba dibuka paksa dari luar.

"Kafka, kenapa kamu susah sekali dihubungi?" Gracellyn tiba-tiba masuk dengan gaya angkuh nya membuat Raga yang melihat nya memutar bola matanya malas.

"Jadi lo masih berhubungan dengan wanita binal ini bos?" Raga tersenyum miring.

"Hey ... asisten kurang ajar, beraninya kamu ngatain aku binal?" Gracellyn mengepalkan tangannya tidak terima. Asisten Kafka ini memang tidak pernah menyukai Gracellyn, bahkan dengan terang-terangan Raga selalu melontarkan kata-kata cacian pada Gracellyn.

"𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘶 𝘙𝘢𝘨𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪."

"Terus kalau bukan binal apa? Bitch?" Enteng Raga, mulutnya begitu mulus melontarkan kata-kata makian itu untuk Gracellyn.

"Kurang ajar kau-- ." Gracellyn hendak melayangkan tamparan untuk Raga, namun tiba-tiba notifikasi ponsel nya berbunyi membuat Gracellyn urung menampar Raga.

Ting

Seseorang mengirim chat pada Gracellyn.

"𝙂𝙧𝙖𝙘𝙚, 𝙑𝙮𝙤𝙧𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙡𝙪𝙖𝙧."

"𝘉𝘢𝘨𝘶𝘴, 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢, 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯!"

"Kafka aku hamil anak kamu dan kamu berjanji akan bertanggungjawab, aku minta kamu nikahi aku secepatnya, aku gak mau anak ini lahir tanpa ayah."

Deg

Deg

Deg

"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘴? 𝘛𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘩𝘫𝘶𝘮𝘮𝘢 𝘪𝘵𝘶, 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯?"

"𝘚𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘺𝘢𝘢 ... 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘩𝘪𝘬𝘴 ... 𝘩𝘪𝘬𝘴 ... 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭? 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘮𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢, 𝘺𝘢 ... 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶."

Vyora mendengar dengan jelas apa yang Gracellyn katakan, karena kebetulan pintu ruangan Kafka tidak tertutup dengan sempurna membuat Vyora dengan jelas mengetahui apa yang terjadi didalam.

Vyora pun meninggalkan kantor Kafka tanpa mendengarkan jawaban apa yang akan keluar dari mulut Kafka.

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦