Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Apa Satria kembali mengamuk ?? Ada apa?? Bahkan ini masih sangatlah pagi itu yg Emily pikir ,ada saja keributan yg terjadi dan Bos nya ini tidak bisa di ganggu sedikit saja tempramental nya.
"Apa perlu saya bereskan semua ini Pak .?".
Emily tidak mengalah ,ia terus mengajak bicara Satria karena pria itu lah yg sudah membuat nya seperti kesetanan buru-buru datang ke sini.
Satria mendongak ,melihat sekretaris nya sudah berada di hadapannya kini ia bangkit dari balik meja .
"Kamu ikut saya..!"
Emily melotot ketika tangannya di genggam oleh Satria. Ah ralat ,lebih tepatnya sekarang di paksa untuk berdiri .Ia mengurungkan niat untuk mengumpulkan kertas-kertas yg berserakan.
"Kita ingin kemana Pak..?"
Satria mengambil jas serta ponselnya di atas meja .Lalu memijit beberapa angka hingga terdengar suara wanita di seberang sana .
"Saya ke sana .."
Emily pasrah berada di dalam mobil ,tanpa sabaran Satria mengenakan sabuk pengaman untuk nya .
"Saya tidak bisa menunggu lama lagi sayang ,kita lihat apakah program laktasi kita berhasil..?"
Emily menatap cepat menoleh Bos nya yg tengah fokus mengemudi ,terlihat gurat kecemasan di sekitar rahangnya.
"Astaga ..gue gak bisa nebak ini orang , sedikit-sedikit ngamuk lalu berubah jadi mesum .Jadi tadi telepon gue buat buru-buru ke ruangan nya itu karena ini ..?"
"Bagus. Ini Sat ... Sudah mulai terbentuk sempurna "
Alat yg tadinya berada di atas P*yudara Emily di singkirkan pertanda pemeriksaan selesai.
Yang membuat dirinya malu adalah Satria memaksa memasuki ruangan pemeriksaan untuk melihat secara langsung.
"Apa sudah bisa langsung memproduksi ASI..?"
Dokter muda itu mengangguk .
"Tolong di jaga hormon nya jangan stress asupan makanannya juga harus di perbanyak sayur-sayuran kacang-kacangan , biji-bijian agar lancar .Mungkin buat mbak nya nanti akan sesekali terasa nyeri ,jika masih sedikit yg keluar jangan di paksa ya ,lakukan saja pemijatan secara teratur."
"Baik Bu terimakasih.."
Ujar Emily..
Dirinya tersenyum canggung kala Satria matanya tak lepas dari arah ke dua barang yg memang menjadi incaran nya dari awal.
Ingin sekali ia menepuknya mengingat pria itu bahwa sekarang masih berada di rumah sakit .
"Baik kalau begitu saya siapkan dulu vitaminnya ya ..!"
Suasana semakin terasa canggung ketika dokter itu beranjak dari ruangan pemeriksaan hanya meninggalkan mereka berdua saja .
"Kamu dengar kata dokter tadi ..?"
Emily mengangguk samar , walaupun tak mengerti bagian mana yg Satria maksud.
"Kamu bekerja untuk saya ,bukan untuk perusahaan .Jadi fokuslah apa yg menjadi kebutuhan saya ".
"Bilang aja job desk mu sekarang ini jadi dua , buktinya padahal ia sekretaris nya tapi malah mengerjakan semuanya bisa menjadi kurir pengantar dokumen pula ."
Setelah pemeriksaan selesai Satria tidak membawanya kembali ke kantor melainkan berkeliling ibu kota seperti tidak ada kerjaan . Ini sudah hampir dua jam berkendara tetapi mobil mewah ini tidak ada tanda-tanda akan berhenti.
"Kita akan kemana Pak .?"
Tanya Emily pada akhirnya ,karena ketika sampai Jaksel pria itu malah putar balik kembali hingga kini kembali ke jalanan Senayan .
"Menghabiskan bensin.."
"Hah...Maaf Pak. "
"Saya sedang menunggu apakah ada yg ingin kamu mau ..?"
Emily tidak mengerti fikiran Satria ,apakah ini alasan dari tadi mereka berkendara tidak sampai-sampai ?kalau seperti itu kenapa tidak bertanya langsung saja pada nya .Ingin sekali ia menggigit Satria .
"Saya ingin langsung pulang saja Pak. "
"Oh .'
Ada sedikit kekecewaan di sana , akhirnya mobil mewah itu meluncur di jalan yg sebenarnya .Tidak ada lagi acara putar balik atau pun muter-muter seperti tadi .
Hanya butuh dua puluh menit saja mereka telah sampai , hampir saja Emily tertidur pulas apalagi pintu kacanya terbuka lebar merasakan hembusan angin alami.
Ketika memasuki rumah , dirinya di kejutkan banyak tumpukkan kardus di ruang tamu . Beberapa penjaga sedang memindahkan nya ke dapur ,kening Emily mengerut dari gambar tertera kardus buah apel ada pula buah-buahan lain.
"Buat apa ini Pak..?"
Emily bertanya pada salah satu penjaga yg akan mengangkat kardus berwarna kuning semuanya tulisan Mandarin tapi tidak perlu mengerti lagi itu adalah jeruk .
"Saya tidak tau Non ,tuan yg menyuruh mobil kontainer datang ke sini..".
Ujarnya sembari menunjuk kardus-kardus ,bahkan masih ada lagi di luar sana sebelum di masukkan.
"Apa mau ada hajatan kah..??"
Tanya nya pada diri sendiri.
Emily melangkah mendekati dapur ,berapa terkejutnya lemari pendingin dua pintu itu saat ini sudah penuh oleh buah dan sayuran.
"Bibi ini ada apa ..?"
Wanita baya itu menoleh mendapati nona mudanya dengan kening mengerut.
"Enggak tau Non ,Den Satria langsung yg tadi memerintahkan semua isi kulkas di ganti oleh buah dan sayuran."
Emily melongo ,ia mengingat satu hal .Apa semua ini untuknya ?? Astaga ,kenapa harus sebanyak ini bahkan Emily jamin kulkas itu tidak muat .
"Ya ampun ..Bibi biar Emily bantu , pasti capek sekali ya..?"
"Jangan Non ,ini juga Bibi masih bingung yg lainnya akan di taruh dimana "
Bibi Shanum membuka semua laci dan pintu lemari ,benar saja semuanya telah terisi penuh.
Emily menatap kesal ke arah lantai dua ,di mana Satria sudah memasuki kamar terlebih dahulu .Tidak perlu repot-repot menyapa penjaga rumah yg sedang kerepotan itu.
"Enggak apa ya Emily bantu Bibi.."
Emily mengatur para penjaga rumah untuk menumpuk setiap lima kardus di dekat kitchen set .Masih terasa dingin karena baru saja keluar dari truk kontainer.
"Di bikin jus aja ya Bi sebagian biar gak busuk.."
"Tapi Non ,tadi pagi juga Pak Satria sudah sempat ingin mendatangkan kulkas tambahan dari rumah utama."
Mata Emily melotot sempurna dan benar saja selang beberapa menit suara deru mobil terdengar .Ia mengintip melalui celah jendela ,kulkas yg ukurannya lebih besar sedang terparkir di luar .
"Ini gila ,padahal enggak mungkin ini gue makan sebanyak itu dalam hitungan hari. Seenggaknya ini semua bisa buat tiga bulan ."
"Kalau begitu kamu habiskanlah dalam beberapa hari.."
Emily terlonjak kaget ,ia menoleh ke belakang terdapat Satria di sana yg sedang melipat ke dua tangan nya di dada. Sedangkan mata nya fokus melihat ke luar di mana beberapa penjaga sedang sibuk menurunkan kulkas baru walau di bantu dengan alat berat.
"Pak Satria.."
"Kagetnya telat .."
"Hah.."
Emily mengedipkan matanya beberapa kali melihat pria itu dengan seenaknya pergi begitu saja setelah mengagetkan nya .
"Pak ini beneran buat saya ??"
Emily mengekor di belakang .
"Kamu tahu apa yg saya tidak suka Baby ,??"
Emily menepuk bibirnya seketika , lagi-lagi dirinya kelepasan .
"Iya ..Mas maaf ..Tapi ini semuanya buat apa."?
Saat ini mereka berdua ..
alasan cerita ini juga terlalu dibesar"kan. pertama, satria dilarang bercerai dengan alasan keluarganya malu. ..yg bakal malukan catrine, dia yg selingkuh duluan. ke dua, membuat karakter keluarga terhormat dan disegani tapinmelihat catrine yg gak ada apa"nya malah sangat disayangkan keluarga seperti itu tdk punya pendirian dan keberanian. gw yakin dengan melihat bagaiman catrine mengancam wiratam gw jadi filing yg selingkuh itu wiratama dengan catrine...makanya dia selalu ngelarang surya cerai dengan alasanencoreng nama keluarga. justru namanya yg akan tercoreng kalau ketahuan.
MERTUA DAN MENANTU MAIN API.
SKIP DAH GW😪
ya ampun si emeli kena getahnya smpe mau ditelanjangi 😩