Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 31
Ke esokan harinya.
Tepatnya pada pukul 05:00 pagi.
"Intan, buka pintunya!?" Pekik Indra yang terus mencoba mengetuk pintu. Entah yang ke berapa kalinya dia mengetuk pintu, tapi tetap saja Intan tak membukanya.
Indra langsung memijit pelipisnya dari kemarin, Inta hanya berdiam diri di kamar tidak keluar untuk makan atau pun minum.
Indra yang merasa khawatir karena Intan tidak kunjung membuka pintu apalagi menjawab ucapannya. Fikiran negatif mulai bermunculan, Indra khawatir kalau sesuatu telah terjadi pada isterinya itu.
"Sial!! Aku menyesal telah memarahinya kemarin." Gumamnya menyalahkan diri.
"Sayang, aku mohon buka pintunya. Aku janji, aku tidak akan membahas lagi tentang kemarin. Tolong maafkan aku Intan, cepat buka pintunya!!"
Tetap saja, meski Indra sudah memohon untuk yang kesekian kalinya, Intan masih saja membungkam mulutnya dan tak membukakan pintu kamarnya.
Terlintas dalam fikiran Indra untuk mendobrak pintunya karena semakin panik. Indra menyesal, andai saja ibunya tidak ikut campur dan menampar Intan, mungkin saja Intan tidak akan seperti ini.
"Jika kamu tak membuka pintunya, aku akan mendobraknya!!" Pekik Indra.
Dan tanpa menunggu lama, Indra pun mencoba untuk mendobrak pintu kamarnya.
Dugh! Dugh!
"Sial!!"
Pintu tersebut tidak kunjung terbuka meskipun Indra sudah mencoba untuk mendobraknya. Saat itu juga, Indra mencoba mengambil ponselnya untuk menelepon pihak resepsionis.
"Ayolah angkat!!" Ucapnya dengan tak sabaran. Dirinya mencoba menelepon pihak resepsionis untuk meminta kunci cadangan. Bukan tanpa alasan, kunci cadangan yang lain, semua ada di kamarnya yang sekarang terkunci dari dalam oleh Intan.
Karena pihak resepsionis tak kunjung mengangkat teleponnya, Indra langsung berjalan menuju pintu keluar dan bergegas untuk turun ke bawah.
Ceklek
Saat di lorong dia tak sengaja berpapasan dengan seseorang.
"Ah, kebetulan ada mas Doni.!! Pekik Indra dengan tiba-tiba.
Doni pun terlonjak kaget saat Indra tiba-tiba menyapanya dengan raut wajah yang panik.
"Lho, ada apa?" Tanya Doni dengan menunjukan eksrepsi bingung.
Sebenarnya, Doni juga berniat untuk pura-pura berkunjung ke apartemen Indra dengan dalih membagikan makanannya. Padahal dirinya Ingin bertemu dengan Intan.
"Bisakah mas Doni mendobrak pintu kamar saya? Dari kemarin Isteri saya tidak kunjung membukakan pintu kamarnya sampai sekarang!!" Ucapnya tergesa-gesa.
Deg
Saat itu juga, Doni langsung mematung dan menjatuhkan makanan yang dia pegang. Saat ini pikirannya langsung kalang kabut ketika mendengar ucapan yang di lontarkan Doni.
"Apa?!!" Pekiknya terkejut.
"Sementara itu, saya akan ke......"
Srettt
Dengan cepat Doni langsung berlari masuk ke dalam apartemen tanpa mendengarkan dulu kata-kata Indra yang belum selesai. Indra merasa heran dengan reaksi Doni yang seperti lebih merasa khawatir akan isterinya.
yang awalnya Indra ingin pergi ke bawah untuk menemui pihak resepsionis, namun dia malah ikut masuk ke dalam untuk memastikan apa Doni bisa membukakan pintu kamarnya atau tidak.
Tok.. Tok.. Tok..
"Mbak Intan, ini saya Doni. Bisakah anda membukakan pintunya?" Ucap Doni dari luar pintu.
"Mas Doni, sudah saya katakan. Anda harus mendobraknya, Intan tak kunjung membukanya.!!"
"Diam!!" Pekik Doni dengan raut wajah terlihat marah menatap Indra.
Melihat reaksi Doni membuat Indra mengerutkan dahinya. Dia heran, kenapa Doni bisa bereaksi seperti ini? Bukannya ini terlihat berlebihan?
Dugh.. Dugh..
Tanpa menunggu aba-aba, Doni langsung mendobrak pintunya dan akhirnya pintu tersebut terbuka!
Brakh
"Mbak in......"
Deg
Doni mematung kala melihat Intan yang sudah tergeletak di lantai dengan wajahnya yang pucat. Perlahan dia mendekati Intan dengan tangannya yang gemetar untuk memastikan keadaannya.
"Astaga, Intan!!" Pekik Indra yang melihat Intan tergeletak di lantai.
Doni mencoba mematikan kondisi Intan, mulai dari nafasnya, urat nadinya dan menyentuh dahinya.
"Sial, dia demam tinggi" Umpatnya.
"A-apa?" Pekik Indra terkejut.
Dengan cepat Indra juga perlahan mendekati Intan dan menyentuh dahinya. Memang benar, dahinya sangat panas dan suhu tubuhnya benar-benar panas.
"Kita harus membawanya ke rumah sa....."
Srettt
Tanpa menunggu persetujuan Indra, Doni dengan cepat membawa Intan dengan memasang ekspresi panik dan juga khawatir.
"Hei, kenapa anda yang membawanya? Itu isteri saya, biar saya yang membawany....."
"Minggir, sialan. Kau suami yang tidak peka, untuk apa sok jadi pahlawan untuk saat ini? Kau harusnya benar-benar memperhatikan isterimu!!" Ucapnya langsung pergi sambil membawa Intan.
*Gak ada yang ngasih vote nich*