Menceritakan seorang wanita yang memiliki perasaan cinta kepada suaminya sendiri. Penikahan paksa yang di alami wanita itu menyebabkan tumbuhnya beni cinta untuk sang suami meskipun sang suami selalu bersikap dingin dan acuh kepadanya.
Wanita yang bodoh itu bernama Andin. Wanita yang rela suaminya memiliki kekasih di dalam pernikahannya, hingga sebuah kecelakaan terjadi. Andin mengalami koma dan ketika sadar semua tidak seperti yang di harapkan oleh sang suami.
Apakah cinta Andin tetap bertahan meskipun ia menderita amnesia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Eliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bujukan Yang Ampuh
Setelah 30 menit makan Rian kembali ke dalam mobil dan melihat Andin telah tidur karena hari sudah larut.
Rian tidak mencoba membangunkan Andin, dirinya langsung menancapkan gas menuju kerumahnya.
Beberapa menit perjalanan mereka akhirnya sampai di rumah. Rian tidak menggendong atau membangunkan Andin di dalam mobil. Di biarkannya saja sang istri tertidur di dalam mobil.
Tidak butuh waktu yang lama Andin merasa kegerahan hingga terbangun dari tidurnya karena mesin mobil yang di matikan oleh Rian.
"Dasar lelaki tua... tidak punya hati... Giliran cewek lain yang sudah hamil pakai di gendong segala eh istri tidur bukan di gendong atau di banguni kek malah di tinggal." ucap Andin kesal sambil membanting pintu mobil agar tertutup.
Rian yang melihat Andin dari balkon hanya tertawa lalu masuk kedalam kamar dan pura-pura tidur sebelum di semprot Andin dengan kata-kata kasar.
Sedangkan Andin yang sampai di kamar, langsung mencari keberadaan Rian dan ia dapatkan sedang tidur.
Andin menahan amarahnya dan langsung membersihkan tubuhnya ke dalam kamar mandi. Setelah 15 menit berada di kamar mandi, Andin mengganti pakaian dengan menggunakan dress warna pink yang sangat pas di tubuhnya. Andin sengaja tidak memakai bra karena terasa gerah.
Ketika dirinya mau sudah tidur di samping Rian, tangan Rian bergerak memeluk Andin dan wajahnya Rian miring ke arah Andin. Wajah Rian yang begitu dekat membuat Andin merasa setruman di dadanya.
Ditambah tangan Rian yang tadinya di atas perut kini naik ke dada Andin yang tidak menggunakan penutup.
Rian merasakan kelembutan dan kekenyalan di tangannya namun dirinya berusaha tetap meram untuk menggoda Andin.
Jantung Andin berdetak lebih kencang ketika dadanya di tangkup oleh Rian. Andin menoleh melihat wajah Rian yang tenang dengan mata yang terpejam.
Andin dengan pelan mengangkat tangan Rian dan meletakannya di paha sang punya tangan itu sendiri.
Ketika Andin ingin berbalik memunggungi Rian. Tangan itu kembali memeluk Andin dan kali ini tangan itu menempel di bawah pusar Andin tepat di tengah-tengah pahanya.
Meski Rian mejam dan Andin tahu Rian pura-pura tidur, namun Andin tidak ingin mengerjai Rian. Andin membiarkan saja tangan itu di sana dan dia berusaha untuk tidur mengingat besok ada jam kuliah.
Rian yang kesal dengan Andin ingin menghukum Andin agar besok tidak bisa berkuliah karena kelelahan. Namun dirinya gengsi sehingga dirinya ingin Andin memintanya duluan.
Tangan Rian dengan cepat masuk kedalam celana dan mengelus isinya yang tebal.
Andin terkejut ketika tangan Rian mengelus dan bermain di bawahnya.
Andin merasa ada sengatan listrik yang terjadi di otaknya. Elusan dan gesekan tangan Rian membuatnya melayang.
"Ah... oh..." Andin membalikan tubuhnya kearah Rian yang tetap terpejam. Rian yang menyadari Andin telah menatapnya, kini langsung di lepaskannya sentuhannya di bawah.
Andin tidak menerima di permainkan oleh Rian. Dirinya sudah basah di buat oleh Rian. Namun dengan tenangnya Rian membalikan badannya memunggungi Andin.
"Jadi om mau main tarik ulur" ucap Andin yang membuat Rian membuka matanya karena dirinya kini di balik oleh Andin sehingga terlentang.
Rian terkejut ketika Andin menarik celana piyamanya sehingga memperlihatkan pusaka Rian yang telah keras dan berdiri tegak.
Andin yang terkesima dengan pusaka Rian langsung menyentuhnya dengan tangannya dan melakukan pijatan sehingga Rian meram melek di buatnya.
"Ah... Andin terus cepat" ucap Rian karena merasa sesuatu yang akan meledak di bawahnya.
Andin menghentikan gerakannya karena dendam akan kenikmatan yang sebentar di berikan Rian.
"Mas masih marah?" tanya Andin yang sengaja.
"Ayo lah sayang... Jangan bahas itu dulu... Ayo... Teruskan, mas gak tahan" ucap Rian yang kini telah membuka bajunya sehingga Rian kini dalam keadaan tanpa kain sehelai pun.
"Aku tidak lanjuti jika Mas masih marah!" ucap Andin yang kini membuka bajunya juga.
Rian menelan air liurnya ketika melihat kemolekan tubuh Andin.
"Mas mau kamu sayang ... Mas tidak marah lagi" ucap Rian yang kini membalikan tubuh Andin sehingga berada di bawahnya.
Rian mencium Andin dengan kasar dan menikmati gundukan kenyal dan putih yang menantang. Setelah Rian melakukan cumbu yang panas barulah mereka melakukan pertempuran yang sesungguhnya.
Setelah 3 ronde mereka lewati kini, Andin baru tertidur setelah pukul 6 pagi. Rian tidak membiarkan Andin tidur, dirinya terus menggempur Andin hingga Andin kehabisan tenaga.
"Pagi kek..." Ucap Rian di ruang keluarga setelah sarapan yang telat.
"Pagi... Kemana Andin? Kenapa kakek tidak bertemu dengan dia?" tanya Kakek.
"Dia kelelahan kek, dia semalam terlalu bersemangat" ucap Rian santai duduk sambil meminum kopi butan koki.
"Kamu ini" ucap kakek tersenyum sambil geleng-gelengkan kepalanya.
"Bagaimana perempuan ular itu, kapan kamu mau usir dia?" tanya kakek.
"Siang nanti Ardy akan mengirim semua barangnya kembali ke apartement dia. Aku sudah hubungi keluarganya untuk menemaninya di rumah sakit" ucap Rian.
"Kakek harap hubungan kalian membaik" ucap kakek lalu meninggalkan ruangan tersebut.
"Aku sudah jatuh cinta dengannya, apa pun yang terjadi aku tidak akan melepaskannya" ucap Rian bermonolog.
Rian pun pergi menuju perusahaannya. Sedangkan Andin masih berada di alam mimpinya.
"Ardy... kamu sudah siap untuk menjelaskan semua yang ingin aku ketahu?" tanya Rian yang kini sudah berada di ruangnya.
Ardy menyerahkan beberapa file yang berisi tentang apa yang ingin dia ketahui.
Rian menutup mulutnya karena terkejut melihat laporan dari Ardy.
"Kamu selidiki kakek, aku ingin siang ini laporannya" ucap Rian lalu di anggukan Ardy.
Ardy meninggalkan ruangan Rian. Sedangkan Rian tampak sedang memikirkan sesuatu sambil menatap semua file rahasia yang selama ini tidak di ketahuinya.
Rian mengambil ponselnya dan menghubungi sang kakek.
" Halo... Kakek di mana?" tanya Rian ketika panggilannya di angkat oleh kakek.
"Ada apa Ri?" tanya kakek kembali tanpa menjawab pertanyaan Rian.
"Kakek, aku ingin bertemu dengan kakek... Tapi tidak di rumah. Bisa kakek minta pak Yono antarkan Kakek ke kafe Bintang di dekat perusahaan kita?" tanya Rian.
"Kamu mau bicara tentang keluarga kita bukan?" tanya sang kakek.
"Kakek dari mana tahu?" tanya Rian
"Ri... Pengalaman kakek lebih banyak di bandingkan kamu. Jika begitu kita ketemu di taman berhadapan dengan pemakam dekat komplek" ucap kakek lalu menutup teleponnya.
Waktu akan membuka semua rahasia yang ia sendiri baru mengetahuinya.
"Maafkan aku kak, Aku gagal menjaga putrimu" ucap kakek.
Kakek bersiap-siap untuk pergi menemui Rian. Ketika kakek keluar dari kamar kakek bertemu Andin yang masih menggunakan piyama.
"Kakek mau kemana?" tanya Andin bingung melihat kakek yang rapi.