Hallo selamat datang di karya terbaru aku...
Almeria givanda panggil saja giva seorang wanita cantik yang memiliki karir cukup baik sebagai salah satu manager disebuah perusahaan, karena kerja kerasnya akhirnya dia diangkat menjadi sekertaris sang CEO Giovanni Daniel.
Namun dalam urusan percintaan Giva tidak semulus karirnya karena harus berhadapan dengan pasangan yang cukup cuek dan egosi.
Mari kita lanjutkan cerita kehidupan fiksi ini dengan bijak dalam mengambil setiap keputusan dalam proses kehidupan yang dijalani 💐💐💐
happy reading ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 9
Tok...tok..tok..
" Non apa sudah bangun?" ketukan pintu mbok pagi ini membuat giva langsung berlari membuka pintu.
" Selamat pagi mbok, aku udah siap kok apa mbok dan yang lain sudah sarapan? Kita sarapan bareng ya aku gabisa makan sendiri" giva yang masih menggunakan jam tangan dihadapan mbok yang masih setia berdiri dihadapannya.
" Dibawah ada tuan gio sudah datang sejak jam 6 pagi tadi non sekarang sedang menunggu di ruang tamu apa diajak sarapan bareng sekalian?" ucapan mbok sum membuat bibir tipis giva membentuk huruf o, ia tidak menyangka jika atasan sekaligus sahabat sang Kaka akan betul-betul menjemputnya pagi ini.
" Loh kenapa engga panggil saya dari tadi mbok? Yauda sebentar saya ambil dulu tas minta tolong ya ajak kak gio untuk sarapan bareng aja mbok kita sarapan bareng-bareng ya" giva langsung masuk kedalam kamarnya untuk mengambil tas yang akan dibawa ke kantornya hari ini.
🧏 : Hallo kak selamat pagi
🧒 : Pagi dek, gio katanya udah dirumah kamu baru bangun ya?
🧏 : Enak aja aku udah siap kak, ini mau turun kata mbok kak gio dari jam 6 loh aduh aku jadi ga enak.
🧒 : Yaudah gapapa nanti Kaka yang bilang ke dia, sore ini Kaka pulang nanti Kaka jemput ya pulangnya dek
🧏 : Yeaaayyy oke Kaka sampai ketemu nanti sore izin aku matiin ya mau berangkat dulu bye kak.
Setelah menutup telponnya giva langsung beranjak keluar kamar menutup pintu kamarnya dan berlari menuruni anak tangga dengan sedikit berlari karena merasa tidak enak dengan gio yang ternyata sudah datang kerumahnya sejak tadi pagi.
" pelan-pelan giva ga usah lari ga akan ditinggal kok" suara bariton itu terdengar jelas ditelinga giva.
" Ehh selamat pagi kak maaf menunggu lama jadi ngerepotin Kaka yuk sarapan dulu" giva yang langsung duduk dihadapan gio langsung melakukan aktivitas sarapan pagi ini dengan suasana hening begitu pun dengan gio yang ikut sarapan pagi bersama karena Rio sudah memberitahu bahwa adiknya tidak bisa makan sendiri harus ditemani jadi itulah alasannya mengapa ia sudah sampai sejak pagi tadi, atau mungkin memang ada alasan lain yang membuat gio dengan sukarela berangkat sangat pagi demi menemani giva sarapan.
" Selesai, Kaka terimakasih banyak dan maaf merepotkan" giva yang sudah menyelesaikan aktifitas makannya langsung membuka percakapan diantar keheningan diantara mereka.
"sudah berapa kali kamu bilang gitu giv apa ga bosan? Saya saja yang dengernya bosan" seperti biasa gio akan menjawab sekenanya.
" Yuk berangkat" ajak gio yang sudah bangkit dari kursinya.
----------------
Pagi ini jalanan cukup ramai karena memang hari kerja dan anak sekolah namun karena masih pagi jadi tidak begitu padat bisa dibilang ramai lancar.
" Mmmhh pak nanti sore bapak tidak perlu mengantar saya pulang karena kak Rio akan menjemput" disela-sela lampu merah giva membuka obrolan.
" Iya tadi Rio sudah kasih tau saya, kenapa? Kamu seneng dijemput Rio jadi gaperlu traktir saya ya?" Gio menggoda giva yang saat ini sedang menatapnya dengan bibir membentuk huruf o.
" Ih engga gitu pak kalau mau ditraktir lagi juga boleh tapi di kantin kantor aja ehh bentar tapi bapak emang bisa makan dikantin kantor?" ekspresi giva yang menggemaskan membuat gio menggelengkan kepalanya bagaimana bisa perempuan se menggemaskan dan mandiri seperti giva malah disia-siakan oleh adiknya demi Stella yang hanya bisa marah-marah dan liburan terus.
" Pak hallo kok geleng-geleng kepala kenapa? Bapak pusing?" kini kedua tangan giva mengibas dihadapan wajah gio yang sedang menatapnya kosong.
" Ehh sorry sorry" gio yang sadar langsung memajukan kendaraannya yang kebetulan memang sudah berwarna hijau.
" Giv saya boleh tau tentang cerita kamu dan adik saya tidak? Tapi jika kamu tidak berkenan gapapa ga perlu dipaksa" Gio yang memang saat ini merasa sangat ingin tahu tentang kisah cinta sang adik dan giva memberanikan diri untuk bertanya.
" Mmhh boleh pak tanya aja tapi saya tidak ada maksud untuk menjelekkan siapapun disini jadi kalaupun nanti ada ucapan saya yang menceritakan kurang baik sikap adik bapa jangan tersinggung ya, saya bercerita tidak ada maksud apapun karena memang saat ini saya sudah tidak ada perasaan apapun untuk Dandy apalagi berharap untuk kembali sepertinya sangat tidak mau hehehe" entah mengapa mendengar jawaban giva membuat hati gio merasa lega apakah ini hanya tertarik, lega karena pada akhirnya tidak akan ada keributan lagi dikantor atau memang ia mulai menyukai adik sahabatnya ini.
" bagus lah kalau udah ga ada perasaan, selama berpacaran kenapa kemarin kamu bilang bahwa dia sering sekali menghilang tanpa kabar?" gio yang mulai melakukan aksinya sebagai wartawan mencecar pertanyaan pertamanya.
" Hahaha iya pak jadi selama kami berpacaran tidak pernah ada berantem atau ribut hanya saja memang saya lebih banyak waktu untuk bekerja sedangkan saat itu Dandy masih tugas akhir kan? Kadang memang waktu kami suka tidak sesuai seperti saat Dandy jenuh dengan skripsinya ia ingin berlibur sedangkan saya harus bekerja karena jika kita memiliki tanggungjawab kita tidak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja apalagi hanya demi berlibur saya rasa itu sangat egois, jika ditanya pasti seluruh karyawan juga ingin berlibur sesuka hati mereka tapi karena tugas dan tanggungjawab yang kita punya tidak bisa melakukan itu tanpa prosedur bukan?" sungguh jawaban yang diberikan oleh giva semakin membuat gio merasa sangat senang karena adiknya bisa melepaskan wanita sempurna seperti giva apakah ini termasuk kesempatan untuk dirinya bisa masuk kedalam kehidupan giva?.
" Jadi setelah pertemuan kemarin dan kamu tau semua tentang Dandy yang pergi bersama Stella apakah itu alasan kamu memutuskan hubungan kalian?" lagi gio ingin mendengar jawaban hangat sang sekretaris sekaligus mantan calon adik iparnya.
" Betul sebenarnya memang alasan saya memutuskan karena tahu ternyata tidak ada kabar selama satu minggu dia pergi berlibur dengan Stella yang ternyata pacarnya juga hahaha, tapi tidak sepenuhnya saya menyalahkan Dandy saya juga ikut andil dalam kesalahan yang terjadi seandainya saya ada waktu dan lebih bisa mengerti mungkin Dandy tidak akan melakukan hal ini jadi semua ini terjadi karena kesalahan kami berdua dan mungkin memang jodohnya hanya sampai disini jadi kalau dipaksakan untuk tetap bersama juga percuma bukan? Jadi kunci utama saat ini adalah saling menerima kenyataan saja dan aku sudah menerima semua itu jadi ga sedih lagi dong pak" senyuman riang menambah kesan cantik dan menarik diwajah giva yang membuat gio semakin jatuh hatinya.
" Maafkan atas perilaku adik saya ya giv" sesampainya di kantor sebelum turun dari kendaraan gio sempat mengucapkan kata maaf mewakili sang adik.
" Udah pak ga perlu minta maaf semua sudah selesai jangan pernah mengucapkan kata maaf atas kesalahan yang tidak kita lakukan karena kita tidak memiliki tanggungjawab untuk itu biarlah oranglain menanggung konsekuensi atas perilaku mereka" jawaban giva menutup obrolan mereka kini mereka kembali dengan pekerjaan yang sudah menunggunya.
peripun iki, thor???
Giva, Rio ternyataaaa?????
Stella.....???
Allohu Akbar!!!
yg namanya Lambe Ember
yaa tetap gitu..
otak dan mulut si Stel emang udah Expired...
Basiiii...
😁🤣🤣🤣
givaaaa
jujur ammaaatttttt
😃🤣🤣
bang gio...
nonton drakor nya diatas pembaringan
bukan di bioskop....
😃🤣🤣
senangnya hatiku..
hilang pening kepalaku...
itu karena dirimu...
yg gk tahu malu....
Lanjut &cemungut, thorqu... 😍
yuk hayuk Demo demo....
byk duit nih bg Rio....
bagi dong, baaangggg
😄🤣🤣
gercep amat....
😃🤣🤣
Emang si Keket kurang malunya yaa
😄🤣🤣
Sahabatku adik iparku...
eh, masih CALON yaaaaaa...