Astoria Adventure

Caspian, dengan suaranya yang keras, memanggil dari kejauhan saat dia mendekati Vincent. Langkahnya didahului oleh David, yang juga bergegas turun dari kuda setelah mereka sampai di dekat raja mereka. Sikap Vincent semakin sulit diprediksi, membuat Caspian semakin pusing dengan perilakunya yang makin hari makin misterius.

Vincent turun perlahan dari kudanya, mengambil tiga pil merah terang berbentuk pipih lonjong dari ruang penyimpanannya. Pil-pil tersebut ditemuinya di antara koleksi barang pribadinya, dan tanpa ragu ia meminta tolong kepada kedua teman seperjalanannya untuk memberikannya kepada masing-masing kuda.

Tanpa banyak bicara, kedua temannya segera membuka mulut kuda mereka satu per satu dan memasukkan pil merah tersebut. Vincent dengan teliti memberikan pil yang sama pada kudanya sendiri.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, matahari bersinar terang di atas kepala mereka. Vincent memberitahu pengawalnya dengan tegas bahwa mereka takkan berhenti hingga mencapai kota Eudenville.

"Kita tidak akan berhenti sebelum tiba di Eudenville. Waktu terlalu berharga untuk terbuang," ujar Vincent sambil menarik tali kudanya dengan mantap.

Namun, kedua pengawalnya merasa heran tidak terkendali, merasa ragu dengan kemampuan kuda untuk berlari sepanjang hari.

"Tuan, mustahil bagi kuda untuk berlari sepanjang hari," sanggah Caspian.

Dengan serius, raja menjawab, "Mereka bisa. Pil stamina monster yang saya berikan kepada mereka memungkinkan kuda-kuda ini untuk berlari terus selama satu hari penuh."

Caspian dan David memutuskan untuk mempercayai Vincent sepenuhnya tanpa keraguan. Mereka memacu kuda-kuda mereka dengan cepat, Caspian memimpin jalan, Vincent berada di tengah untuk menjaga keselamatannya, sementara David berada di urutan paling belakang.

Mereka menempuh puluhan kilometer, disertai cahaya matahari yang terik dan semilir angin yang menyegarkan perjalanan mereka. Sebuah keajaiban terjadi, dimana kuda-kuda tersebut terus melaju tanpa tanda kelelahan. Caspian merasa menyesal telah meragukan kemampuan Vincent untuk sekian kali.

Dari titik ini, Caspian memutuskan untuk sepenuhnya percaya pada raja mereka, tanpa keraguan sedikitpun. Perjalanan yang telah mereka tempuh terasa sudah sangat jauh. Tinggal beberapa puluh kilometer lagi sebelum mereka sampai di tujuan mereka.

Ketika sudah pukul 3 sore, kuda-kuda itu masih terus berlari dengan kencang. Meski tampak prima, David terlihat lelah setelah menunggang kuda sepanjang hari. Punggungnya terasa pegal karena hantaman gerakan kuda yang terus menerus.

David memang belum terbiasa menaiki kuda, mengingat pada zamannya, hanya kaum bangsawan yang mampu memiliki hewan tunggangan seperti kuda. Rakyat jelata tidak mampu menyediakan biaya untuk memiliki kuda atau bahkan keledai.

Singkat cerita, tepat saat mereka melihat kastil kerajaan Eudenville dari kejauhan, mata Vincent memandang jauh. Inilah negeri yang dipimpin oleh saudara kandungnya yang telah lama meninggalkan istana untuk mendirikan kerajaan sendiri.

Setelah menikmati panorama kastil dari kejauhan, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka untuk segera tiba di tujuan. Sekitar 10 kilometer lagi dan mereka akan tiba di gerbang ibu kota kerajaan.

Vincent, dengan jubah hitamnya yang melindungi dirinya dari pengenalan orang-orang, menyadari bahwa jika saudaranya mengetahui kedatangannya, itu mungkin akan menyebabkan beberapa masalah.

Lambat laun, mereka mendekati pintu gerbang Eudenville yang terlihat dari kejauhan. Mereka pelan-pelan menyusuri jalan menuju gerbang, di mana beberapa penjaga dipersenjatai dengan zirah besi khas abad pertengahan Eropa, menjaga pintu gerbang dengan cermat.

Para penjaga itu dengan cepat menaruh perhatian pada kedatangan tiga orang tersebut, dan pria berzirah besi itu turun dari posnya untuk berbicara kepada mereka.

"Berhenti, siapa kalian dan apa tujuan kalian di sini?" tanya para penjaga, mencegah Vincent dan teman-temannya untuk melintas.

Caspian turun dari kudanya dan memberikan dua keping emas kepada para penjaga, "Kami punya kesepakatan dagang yang ingin kami tawarkan di pasar kota ini."

Para penjaga tersenyum dan dengan ramah mengijinkan mereka untuk melintas."Ya,tentu saja silahkan lewat hahaha"