Karna sering diberi hukuman, clara merasa benci dengan angga sang dosen. Bahkan sampai berucap jika dia tak ingin memiliki pasangan seperti dosennya, namun siapa sangka orang tua mereka saling kenal, alhasil mereka dijodohkan dan menikah. Akan kah cinta tumbuh dihati Clara setelah terjadi pernikahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galaunya Pak Dosen
Hari itu ospek berjalan dengan lancar, tanpa ada kendala apapun. Hanya drama yang mengundang gelak tawa ditengah tengah Maba dan seniornya.
"A' Adel teh pulang sendiri wae atuh, soalnya teh Adel juga mau nongkrong sebentar dikape" pamit Adel kepada Abdi.
"Kamu yakin mau pulang sendiri ke kosan?" Tanya Abdi memastikan.
"Iya atuh nggak papa, lagian kosan Adel teh deket sama kampus ini" jawab Adel meyakinkan saudara sepupunya itu.
"Ya udah, nanti kalo ada apa apa langsung telpon Aa' aja ya"
"Siap atuh a'" jawab Adel dengan patuh.
"Ya udah Aa' pulang duluan" pamit Abdi pada Adel.
Adel kemudian pergi menuju tempat nongkrong, tepat di caffe shop dekat kampusnya, kurang lebih tiga puluh menit lamanya perjalanan dengan mengendarai motor. Adel turun dari motor yang dikendarai kang ojol.
"Mang ojol makasih teh udah nganterin Adel, Adel teh bayarnya pakek paylater nyak" Adel berterimakasih kepada kang ojol berjaket hijau dan helm yang juga berwarna hijau.
"Oh iya neng, makasih ya" jawab kang ojol ramah.
Adel pun melenggang hendak masuk kedalam cafe, namun kang ojol memanggilnya kembali.
"Neng" panggil kang ojol.
"Kenapa atuh mang?" Tanya Adel pada kang ojol.
Kang ojol hanya menunjuk kepala Adel, memberi suatu isyarat. Namun karna Adel orang yang narsis, ia mengira bahwa kang ojol ingin meminta berfoto bersamanya.
"Itu" tunjuk kang ojol ke arah kepala Adel.
"Oh mang ojol teh mau ngajak Selfi Adel. Sok atuh ayo, nanti Adel pasang di snapgram" kata Adel bersiap untuk berpose dengan kang ojol.
"Bukan neng, helmnya belum dilepas" kata kang ojol memberi tau.
"Oh, maaf atuh mang" ucap Adel seraya terkekeh dan melepaskan helmnya.
"Kirain Adel teh mau dimintain foto, karna mamangnya tau Adel selebgram" tukas Adel kembali terkekeh.
Kang ojol hanya mengulas senyum seraya ngebatin "ternyata bukan cuma penampilannya saja yang aneh, dari cara bicara, suara juga lagatnya aneh semua. Ini cewe dari jaman Majapahit apa gimana"
Sementara Adel nongkrong sendiri dengan PDnya, didalam cafe itu sudah ada pasangan sejoli yang tengah bermesraan berdua duaan dan saling menggombal. Mereka terlihat mesra dan akur, padahal kemarin mereka sempat cekcok, namun entah kenapa mereka rasa tak enak kalau saling diam dalam waktu yang lama.
Adel yang melihat itu, dengan sok akrabnya menyapa mereka yang duduk berdampingan.
"Atuh kalian soswit sekali, jadi pengen deh Adel punya pacar"
Sonya dan virga yang disapapun menatap Adel dengan tatapan aneh, serta heran.
"Ini orang dari sepesies apa sih" gumam virga.
Seolah Adel tau apa yang ada didalam fikiran virga, Adel lantas bersalaman mengajak mereka berkenalan.
"Boleh teh Adel kenalan sama teteh? Teteh teh cantik pisan" kata Adel mengulurkan tangan ingin berkenalan. Namun Sonya enggan menyalami Adel, dan hanya menakupkan tangan didepan dada.
"Namaku Sonya" jawab Sonya tersenyum paksa.
"Oooo, teh Sonya" kata Adel.
"Bukan teh Sonya, Sonya nggak pakek teh" ralat Sonya.
"Iya Adel juga tau, teh itu singkatnya panggilan teteh, teteh itu artinya kakak perempuan" terang Adel.
"Kalok si A' kasep ini namanya siapa" lanjut Adel bertanya kepada virga.
"Virga, virgadana syahreza" kata virga sembari menyalami Adel.
"Kalok gitu Adel permisi dulu nyak, mau live streaming. Kasihan para polowers Adel teh udah nungguin live-nya Adel" kata Adel pamit undur diri meninggalkan virga dan Sonya.
Adel pergi meninggalkan mereka mencari tempat duduk. Sesuai apa yang dikatakan oleh Adel, Adel melakukan live streaming pada platform sosial medianya.
"Hay guys, maaf banget ya Adel live-nya terlambat soalnya Adel tadi teh abis dari kampus, Adel teh masih ospek hari pertama" kata Adel saat live.
Sementara virga dan Sonya hanya memandang aneh ke arah Adel.
"Dia dari planet mana sih, dijaman yang udah canggih, kalok dilihat lihat dia seorang yang terkenal disosialisasikan media. Pastinya dia bisa cari gitu tutor make up yang bener" sarkas virga.
"Kayaknya dia rada rada deh" Sonya menimpali.
"Tadi dia bilang nama dia siapa?" Tanya virga lagi kepada Sonya.
"Dia bilang Adel kayaknya tadi"
Kemudian virga mengutak ngatik ponselnya, ia mencari nama Adel di platform sosial media. Mengetik nama Adel, lalu muncul sebuah akun yang menampilkan beberapa foto Adel.
"Ternyata bener dia seorang selebriti sosial media" kata virga yang menemukan.
Matahari mulai menyingsing kembali keperaduan. Siang berganti menjadi malam, Angga saat ini tengah terbaring menatap langit langit kamarnya sambil menopang kepalanya sebagai bantal. Entah ia memiliki kesalahan apa sehingga sang kekasih tak kunjung menemui atau sekedar membalas pesannya, ia tunggu dengan sabar dan setia. Kini ia seolah seperti manusia yang terlemah karna tak bisa mengerti dan memahaminya.
"Sebenernya Sonya kenapa sih, kamu tau nggak sih soy? Aku itu hampir gila nunggu kamu balas pesanku, bahkan ribuan panggilanku juga nggak kamu jawab sama sekali. Nggak nggak, aku nggak bisa gini terus, masalah ini kalau terus dibiarin bakal jadi runyam. Aku harus ke rumah Sonya sekarang, kalaupun dia belum pulang aku bakal nungguin dia sampai pulang, ya aku harus ke sana" monolog Angga, kemudian Angga bangkit dari atas ranjang dan bersiap siap untuk kerumahnya Sonya.
Selesai bersiap siap Angga keluar kamar dan menuruni tangga, dengan langkah terburu buru Angga menghampiri kedua orang tuanya yang tengah bersantai diruang keluarga.
"Mah, pah, kakak pergi dulu ya" pamit Angga menyalami orang tuanya.
"Widih, udah wangi aja nih si kakak. Mau kerumah Sonya ya? Perasaan ini baru malem Selasa" kata pak Aryo menggoda sang anak.
"Emang ketemu calon istri harus malem Minggu gitu?" Tanya Angga berkelakar.
"Iya deh iya, sipaling calon istri" sahut sang adik yang tengah sibuk mengerjakan tugas sekolahnya.
"Yeeee, biarin. Kerjain pr nya yang bener" sahut Angga kepada adiknya.
Sedangkan sang mama hanya menatap mereka berdua bergantian lalu geleng geleng kepala.
"Ya udah, tapi jangan pulang pagi ya, kalian kan belum resmi. Pertunangan kalian aja belum resmi, masih ikrar antara kalian berdua. Nanti kalau papa kamu urusannya udah selesai kita bakal adain lamaran sekaligus pertunangan ya" ucap sang mama.
"Iya mah, ya udah kakak berangkat sekarang" Angga berpamitan sekali lagi lalu menyalami kedua orang tuanya dengan takzim.
Tak lupa Angga juga menjahili sang adik dengan mengacak kasar rambut sang adik. Dan tentu saja Azkara merasa kesal dan bersungut-sungut.
"Kakak" tegur sang papa.
Angga hanya tertawa melenggang keluar rumah. Menyusuri gelapnya malam, Angga menuju kerumah Sonya. Diliriknya jantungan yang melingkar di lengan Angga menunjukan waktu pukul setengah delapan malam. Angga pikir kalau Sonya sudah pulang ke rumah, maka dari itu sampai didepan gerbang rumah Sonya, Angga langsung turun dan menuju ke depan pintu rumah Sonya. Angga mengetuk pintu rumah Sonya, lalu mama Sonya membuka pintu rumah.
"Eh, Angga. Ayo masuk" mama Sonya mempersilahkan Angga masuk, dan Angga tersenyum sambil mengikuti interupsi mama Sonya.
Angga mendaratkan pantatnya pada sofa setelah dipersilahkan duduk.
"Tante, apa Sonya sudah pulang?" Tanya Angga setelah berbasa-basi.
"Belum, biasanya dia pulang diantar kamu kan? Tante pikir kamu datang mengantar Sonya" ucap mama Sonya.
Angga hanya mengerutkan dahinya mendengar penuturan sang calon mertua, pasalnya sudah tiga hari ia tak bertemu atau berkabar dengan Sonya.
"Perasaan dari tiga hari terakhir ini aku nggak ketemu Sonya sama sekali, kok Tante bilang aku sering mengantar Sonya. Hmmm, ada yang nggak beres ini" ucap Angga didalam hatinya.
"Hari ini Angga nggak nganter Sonya Tante, tadi Angga pulang ngajar jam enam sore, jadi nggak sempet jemput Sonya ditempat kerjanya" kata Angga menjawab.
"Loh, bukannya emang kalian sering pulang jam segini. Sejak tiga hari terakhir ini kamu nganter Sonya cuma Sampek depan gerbang doang nggak masuk, ya Tante maklumi si mungkin kamu juga capek jadi buru buru pulang" sahut mama Sonya lagi.
"Maaf Tante, sebenarnya Angga sejak tiga hari terakhir ini nggak nganter Sonya sama sekali. Angga lagi ada masalah sama Sonya, Sonya ditelpon nggak pernah diangkat, di what's app juga nggak pernah dibales. Makanya Angga kesini mau ketemu Sonya, Angga mau ngelurusin dan tanya apa salah Angga ke Sonya" Angga berterus terang kepada mama Sonya perihal itu.
Dan mama Sonya menautkan alisnya terheran heran dengan penuturan Angga, seperti yang ia ketahui Sonya selalu mengatakan kalau Angga lelah dan mau langsung pulang kerumahnya, Angga hanya menitip salam kepada sang mama.
"Tante apa Tante tau siapa yang mengantar Sonya?" Tanya Angga berharap mama Sonya tau, atau mengetahui ciri cirinya.
"Tante nggak tau, Tante selalu ada didalam rumah, dan Sonya selalu langsung masuk kamar setelah pulang" jawab mama Sonya.
Tak lama berselang, Sonya pun datang. Ia pikir papanya sudah pulang dari Singapore, makanya ia antusias masuk kedalam rumah.
"Angga" ucap Sonya terperangah saat mengetahui kalau itu bukan sang ayah, melainkan Angga.
Angga dan mama Sonya kompak menoleh, dan mereka sama sama berdiri dari tempat duduk. Menatap Sonya penuh tanya.
