Petarung Kegelapan

Setelah meninggal kan guild petualang, Temari kembali menuju ke hutan. Iya kembali berburu para hewan monster sekalian buat mengasah kemampuan nya.

Dan pada saat Temari memasuki hutan iya melihat seorang petarung tengah melawan monster beruang abu abu.

Temari pun mengamati petarung tersebut, dan tak lama beruang abu abu itupun berhasil di kalahkan. Dan terlihat peria tersebut adalah jiro.

"katanya petualang tingkat C, tapi kenapa dia bisa dengan mudahnya melawan beruang abu abu. Yang seharusnya beruang tersebut paling tidak di tingkat b" ujar Temari di dalam hati.

Temari pun menghampiri jiro yang sedang menguliti beruang abu abu tadi, buat di ambil kulitnya dan di jual ke guild.

"Hay... Jiro, dapat buruan besar ni...!". ucap Temari menyapa jiro. "Temari... Iya ni...hee..hee...!". saut jiro sambil meringis.

"kalau di lihat kamu ini bukan petualang tingkat C, soalnya aku memperhatikan kamu tadi dari jauh". "hmm... Iya... Sebenarnya aku petualang tingkat b lanjutan". Ucap jiro yang sedikit malu karena tadi berbohong ke pada Temari.

"benarkan filing ku... Aku udah mengiranya tadi, saat melihat gaya mu bertarung...".

"iya... Nya.... Maaf ya udah membohongi mu..". Ucap jiro yang semakin tidak enak ke pada Temari. "biasa aja... Ngomong ngomong kamu berburu sendiri...?". Tanya Temari ke jiro. Karena dari tadi Temari tidak melihat siapa siapa.

"iya... Aku berburu sendiri, habis kamu aku ajak membuat squad bersama tidak mau". Ujar jiro ke Temari.

"bukan nya tidak mau... Tapi belum mau...". Jawab Temari. "begitu... ".

Setelah selesai menguliti beruang tadi, jiro pun berpamitan ke Temari. Karena iya ingin mengantarkan hasil buruannya. Sebelum pergi jiro mengatakan sesuatu ke Temari.

"hmm... Kamu mau aku temenin gak...?" "lain kali aja... untuk sekarang aku bisa sendiri". "baik lah... Kalau begitu aku deluan ya...!".

Jiro pun pergi meninggalkan Temari di sana.

"gayamu bicara... Dan tingkah laku mu sama seperti dia...?". Gumam Temari di dalam hati sambil melihat jiro perlahan lahan pergi meninggalkan nya.

Temari pun kembali memasuki bagian dalam hutan untuk mencari buruannya.

Sedangkan di tempat Yori berada.

Kini Yori sedang berlatih di tempat yang di ucapkan modeus. Yaitu di seberang jembatan yang iya lewati sepuluh tahun lalu. Dan kini waktunya Yori buat kembali menemui modeus.

"sudah sepuluh tahun aku berlatih di sini. Dan aku rasa energi dan kekuatan ku sudah bertambah. Tapi... Bagaimana dengan tubuhku ya... Apa... Sudah jadi tulang belulang... Haa...?". Yori pun berteriak kebingungan karena kepikiran akan tubuhnya.

namun tak lama dia teringat dengan perkataan modeus, bahwasanya iya akan menjaga dan merawat tubuhnya.

"tapi... Modeus kan di rantai... Apa iya bisa...?". Yori pun kembali berteriak lagi.

"Halah... Sudahlah... Aku rasa tidak apa apa. Yang penting benda yang di titipkan ke padaku sudah menjadi burung gagak dewasa seperti yang di inginkan oleh nya".

Yori pun mulai berjalan keluar dari tempat itu, sambil membawa burung gagak hitam. Yang dulu merupakan bola api yang berwarna hitam, yang ternyata itu adalah telur burung gagak.

Yori kembali melewati jembatan yang di bawahnya mengalir magma yang sangat panas. Dan teriakan suara kesakitan yang begitu kencang. yang iya lalui sepuluh tahun yang lalu. Dan terlihat di ujung jembatan sana sosok pria yang waktu itu mengantarkan nya.

Setelah Yori berhasil menyeberangi jembatan tersebut. Yori pun kembali membungkuk kan badannya seraya berkata. "terimakasih untuk selama ini".

Pria itu pun menjawab tanpa ekspresi sama sekali. "semoga engkau nantinya tidak mengambil keputusan yang salah".

Yori pun hanya terdiam mendengar perkataan dari pria tersebut. Dan iya pun perlahan lahan pergi meninggalkan pria tersebut.

Dalam perjalanan nya, Yori pun kepikiran akan perkataan pria tadi. Dia bertanya tanya dalam benak nya. apa maksud dari perkataan pria tadi. Hingga tidak terasa iya telah sampai di tempat awal iya bertemu dengan modeus.

"lumayan lama... Juga ya...". Ujar modeus ke Yori. "itu karena burung gagak ini lama menetas dan besar..." jawab Yori.

"bukan itu penyebab nya... penyebab nya ya dirimu... ". "kenapa diriku...?". Yori pun kebingungan akan perkataan modeus barusan.

"karena rasa dendam di hati mu kurang besar, maka dari itu burung gagak ini lama menetas". "apa hubungannya telur burung gagak dengan rasa dendam di hatiku...?". Yori pun semakin bingung oleh perkataan modeus.

"kalau dendam dan benci di hatimu itu kuat, maka hanya dalam lima tahun saja burung gagak ini sudah berumur segini". Ujar modeus menjelaskan.

"jadi untuk sumber makanan dan kehidupan burung ini adalah dendam amarah dan kebencian...?". Tanya Yori.

"tepat sekali.... Semakin amarah dan kebencian mu menggebu gebu, semakin cepat pertumbuhannya, dan semakin banyak kekuatan yang engkau peroleh". Ujar modeus menjelaskan tentang burung gagak tersebut.

"oh iya... Ngomong ngomong bagaimana dengan tubuhku...?". Tanya Yori yang penasaran dengan tubuh nya.

Modeus pun mengeluarkan sihir nya dan memunculkan tubuh yori. Terlihat tubuh yori utuh bahkan tumbuh semana mestinya.

"ini tubuhku... bukan nya tubuhku masih kecil waktu itu...?". Tanya Yori yang keheranan melihat tubuh nya yang di muncul kan oleh modeus.

"iya... Ini tubuh mu yang berumur enam belas tahun. Kalau kamu tidak percaya silakan cek". Jawab modeus.

Yori pun mengecek tubuh itu, iya langsung melihat bagian pundak belakangnya. Dan iya menemukan tanda lahir nya di sana.

"iya... Ini benar tubuhku... Tapi bagaimana mungkin ini bisa terjadi...?". tanya Yori lagi.

"ini semua berkat burung gagak ini, yang terus menyembuhkan segala lukamu dan membuat tubuhmu berkembang". Jawab modeus.

"seperti itu... kalau begitu terimakasih banyak burung". ucap Yori sambil membungkuk kan badannya.

Melihat itu modeus tertawa seraya berkata. "kamu tetap tidak berubah".

Modeus langsung mengeluarkan kekuatan sihirnya untuk memasukkan kembali Yori ke tubuhnya.

Setelah serangkaian sihir di lakukan oleh modeus. akhirnya Yori pun terbangun lagi. Namun kali ini iya terbangun sudah berada di dalam istana.

"hmm... Apa yang telah terjadi...?". Yori menggeram, dan perlahan lahan membuka matanya. Dia pun terkejut karena berada di atas kasur besar.

"di mana ini... Modeus... Modeus... Di mana kamu...?". Teriak Yori memanggil modeus.

Tiba tiba terdengar suara. "ada apa Yori... Aku di sini...". "kamu di mana... Aku tidak melihat mu tapi aku dengar suara mu...?". Ucap Yori sambil melihat sekeliling mencari keberadaan modeus.

"aku di sini di dalam tubuh burung gagak ini". Jawab modeus memberi tahukan di mana iya berada.

"kamu kok bisa ada di dalam sana...?". "kan dulu aku pernah bilang, kalau tubuhku di kurung di tempat lain". Jawab modeus.

Yori pun teringat dengan perkataan modeus sepuluh tahun lalu. Bahwasannya tubuh dan jiwanya di pisahkan oleh para dewa. Seribu tahu lalu.

"iya... Ya... Aku lupa...". Ucap Yori. "tapi kamu tidak lupakan dengan kesepakatan kita waktu dulu...?". Tanya modeus. "iya aku tidak lupa akan soal itu...". Jawab Yori.