Mengkisahkan Seorang wanita yang akan menikah dengan seorang duda karena Faktor Ekonomi yang membuat ia menerima di nikahi dengan Seorang Pria yang meminta nya untuk melahirkan Seorang putra untuk nya.
Laki-laki duda yang selalu bersikap dingin pada nya. meski tak ingin menikah dan menjadi mesin anak untuk pria seperti itu, Wanita itu tetap mau di nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04 - Terencana
Alyssa kembali ke rumah dan hari sudah larut malam. sudah di tunggu kedua adik nya.
"Kak, Kakak kok pulang nya malam sekali tidak seperti biasa?." Tanya Nando.
"Iya, kakak lembur, Kakak mau istirahat dulu, kalian makan lah, kakak sudah makan." Jawab Alyssa dengan senyuman yang menutupi kesedihan nya, sembari menaruh makanan siap saji di atas meja untuk adik-adik nya.
Nando dan Emeli saling melihat. "Kakak memang agak aneh akhir-akhir ini." Ucap Emeli menjawab pertanyaan dari sorotan mata Nando.
Alyssa berjongkok di tepi tempat tidur seperti seorang anak kecil yang menangis karena takut, Alyssa sangat takut apa yang akan terjadi kedepan nya.
•••
Keesokan hari nya.
Alyssa yang tertidur dengan posisi duduk di lantai samping tempat tidur di bangunkan dengan ketukan pintu dari luar pintu kamar nya.
Alyssa mengosok mata nya sejenak mengumpulkan nyawanya.
"Ada apa?." Tanya Alyssa sembari membuka pintu. dan melihat Emely menatap nya dengan wajah khawatir.
"Kak, di luar ada penagih hutang." Ucap Emely. Alyssa terdiam sejenak.
Ia lalu keluar menemui mereka. "Nona, kami datang untuk menagih hutang anda, bos kami sudah baik memberi anda waktu selama ini." Ucap Penagih.
"Apa boleh aku minta waktu lagi?."
"Maaf Nona, jika dalam Minggu ini anda tidak bisa membayar setengah dari hutang ayah anda, Kami akan menyita rumah Anda." Ucap nya.
Alyssa menjadi kalut, Ia tak percaya mendengar nya.
"Biasa aku bisa menyicilnya, kenapa sekarang harus membayar Setengah nya. aku mana mungkin bisa mendapatkan nya." Ucap Alyssa.
"Maaf, kami ini perintah dari atasan kami. kami permisi."Ucap Orang itu lagi.
Alyssa pun merasa begitu sedih, begitu juga dengan Nando dan Emely. Rumah peninggalan orang tua mereka yang sangat mereka sayangi, mana mungkin rela untuk meninggalkan nya.
"Kak, kita harus bagaimana?."
"Kita pindah saja kak, untuk apa kita terus bertahan kalau hidup kita terus tertekan."Ucap Nando.
"Aku akan bantu kakak untuk bekerja, tapi jangan lepaskan rumah ini Kak, ini rumah kita yang penuh kenangan." Ucap Emely menangis.
Alyssa hanya bisa memeluk Emely dan menenangkan nya, tanpa bisa mengatakan apa pun.
Tanpa Alyssa sadari, tak jauh dari rumah nya, Nyonya Anastasya lah yang meminta mereka untuk menagih dan mempersulit Alyssa, agar rencana nya menikahkan Alyssa dengan putra nya berjalan dengan lancar.
Nyonya Anastasya menyunggingkan senyum sinis ketika melihat ketiga orang itu tampak begitu sedih.
"Ayo Jalan!." Ucapnya pada Supir.
•••
Alyssa kembali ke tempat kerja nya, memikirkan apa ia harus menerima pernikahan ini, dan menjadi mesin anak untuk Nyonya Anastasya.
Lamunan Alyssa tersadar saat Alea datang dan menepuk pundak nya.
"Kau baik-baik saja kan Alyssa?."
Alyssa membalas dengan senyuman yang berat sekali untuk ia lakukan. Alea sudah mendengar semua yang di ceritakan sahabat nya pada nya, itu sangat menyakitkan. tapi Ia juga tak bisa berbuat banyak selain tetap di samping sahabat nya, menemani nya.
"Apa Keputusan mu Alyssa."
"Aku Rasa, aku akan menerima nya Alea, Aku tak punya pilihan lain, semua masalah datang bersamaan." Ucap Alyssa.
"Maaf Alyssa, Aku tidak bisa membantu mu, kau tahu kan kondisi keuangan keluarga ku." Ucap Alea merasa bersalah.
"Bukan salah mu, Kau selalu ada menenangkan ku, aku sudah cukup berterima kasih Alea." Ucap Alyssa.
Kedua nya saling berpegangan tangan penuh haru dan sedih. Hingga Johan sang Manager datang "Hm." deheman manager lekas membuat kedua nya kembali pada tugas mereka.