Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Malika sedang asik berkutat di dapur memasak untuk makan malam mereka.
"Dek... masak apa?" tanya Refandi datang tiba tiba dengan kursi rodanya.
"Eh... Mas ngapain kesini, belum matang juga" ujar Malika lembut dia melihat ke arah sang suami yang sedang menatapnya.
Seeerrrr..... Darah Refandi berdesir melihat wajah polos sang istri dan senyum tulus yang di berikan istri kecilnya itu.
"Cantik..." gumam Refandi dalam hati melihat wajah ayu itu.
"Mas... Malah bengong" ujar Malika melambaikan tangan ke arah wajah suaminya yang asik memandang Malika.
"Ehhh...." ujar Refandi tergagap.
"Bengongin apa sih... di panggil dari tadi ngak di sahutin" kekeh Malika.
"Ngak bengong kok, cuma lagi menikmati wajah cantik istri mas ini" Rayu Refandi.
Blusss....
Wajah Malika lansung merona karena di puji suaminya itu.
"Ncek... gombal" sungut Malika kembali membalik ingin melanjutkan kerjaannya yang tertunda gara gara kedatangan suaminya itu.
Namun sebulum itu terjadi tangan Malika di tarik oleh suaminya, Malika terjatuh di pangkuan sang suami yang duduk di atas kursi roda.
"Mas..." pekik Malika karena kaget.
"Biar seperti ini dulu sayang, mas ingin memeluk kamu" jujur Refandi, dia sudah tidak tahan untuk memeluk sang istri.
"Aku berat loh mas, nanti kaki mas tambah sakit" ujar Malika yang malu di perlakukan seperti itu.
"Berat apanya, badan kerempeng gini aja berat" ujar Ferandi yang memindai tubuh kurus sang istri.
"Ya ya nanti aku akan makan banyak biar badan ku gede" sewot Malika, sebel di katai kurus, padahal memang nyata tubuhnya itu kurus.
Refandi terbahak mendengar gerutuan sang istri.
Hahahahah......
Semenjak kejadian saat itu baru kali ini Refandi bisa tertawa lepas, biasanya dia hanya diam dan sedikit bicara, namun kini bersama Malika dia bisa tertawa lepas.
"Ngak ada yang lucu tau ngak" sewot Malika.
Refandi melihat sang istri sewot dia malah menciumi Malika bertubi tubi.
"Mas gemes sama kamu sayang" ujar Refandi di sela sela ciumannya, dia mulai menyesap bibir mungil berwarna cery milik sang istri yang selalu menggoda imannya itu.
Tanpa permisi dan tanpa aba aba Refandi menyerang istri kecilnya itu dengan sentuhan sentuhan lembut dan bibir sudah menyerang kemana mana, walau keadaannya seperti itu, dia tetap laki laki normal dan mempunyai kekasih halal yang boleh dia sentuh, tentu saja Refandi tidak akan menyia nyiakan kesempatan.
Malika hanya pasrah menerima perlakuan sang suami, dia tau kewajiban seorang istri harus apa, dan dia tidak menolak saat tangan suaminya sudah merayap kemana mana di dalam pakainnya, justru dia juga ikut terlena.
Refandi melepaskan pagutanya di bibir sang istri, namun tangan tetap memegang squishy istrinya tanpa mau melepaskan, karena ini juga pengalaman pertama buat Refandi walau dulu dia mempunya tunangan namun Refandi tidak pernah menyentuh tunangannya sedikit pun dia sangat menjaga dirinya dari hal hal yang di larang agama.
Dia menatap wajah sang istri yang sudah merona bak kepiting rebus, merona entah malu entah menginginkan yang lain, Refandi tidak tau, jujur dia kasihan terhadap sang istri belum bisa memberikan nafkah batin kepada istrinya itu karena keadaannya yang tidak memungkinkan, dia sebagai laki laki dewasa pun menginginkan apa yang di lakukan pengantin baru namun apa lah daya dia tak mampu.
"Maaf ya mas belum mampu memberikan yang kamu inginkan" ujar Refandi menatap sendu sang istri, dia sendiri juga kecewa dengan fisiknya.
Malika yang malu, dan juga merasa bersalah memeluk erat sang suami dan membenamkan kepalanya di curuk suaminya itu.
"Tidak apa jangan di paksa" ujar Malika malu.
Refandi tersenyum simpul dengan kelakuan istrinya itu.
"Mas itu tangan kenapa ngak lepas sih..." omel Malika.
"Pengan bengini aja Yang... empuk" kekeh Refandi yang sengaja merem as nya lebih sedikit kuat.
"Ahhh.... Maass... ih..." de sa h Malika gara gara kelakuan suaminya itu.
Refandi hanya tersenyum tengil melihat sang istri.
"Aku mau lanjut masak tau ngak mas, ganggu sih, harusnya sudah matang dari tadi" gerutu Malika berdiri dari pangkuan suaminya itu.
"Hehehe.... maaf, tapi adek juga doyan" goda Refandi" menaik turunkan alisnya.
Bluuussss....
Wajah Malika merona mendengar ucapan sang suami dan dia juga salah tingkah.
Refandi terkekeh melihat sang istri, hatinya berbunga bunga saat ini, ingin rasanya kembali memeluk sang istri namun istrinya sedang memasak, mau tidak mau di relakan istrinya itu bangkit dari pangkuannya.
"Besok cari orang buat bantu bantu kamu sayang, nanti kamu ke capean" ujar Refandi.
"Tidak usah mas aku masih bisa kok mengerjakannya" tolak Malika.
"Tapi nanti kamu ke capean sayang, mas ngak mau kamu sakit" ujar Refandi.
"Ok... Gini aja, gimana cuciannya di laundry aja, dan mbaknya datang dua hari sekali aja" putus Malika yang melihat suaminya memandang tak suka.
"Ok..." ujar Refandi itu sudah meluangkan waktu sang istri, yang penting sang istri tidak ke capean dan bisa menemaninya duduk santai.
Malika tersenyum menatap suami baiknya itu.