NovelToon NovelToon
Salah Pilih

Salah Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: yu odah

mengabdi pada imamnya dengan sepenuh hati tetapi Justru derai air mata dan darah yang Inara terima.
Suami yang sangat ia cintai ternyata menghianatinya, hancur hati Inara mengetahuinya dan semakin membuatnya terpuruk saat kehancuran rumah tangganya ternyata ada campur tangan ibu mertuanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu odah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Pulang

Egi terus menatap wajahnya di depan cermin dan bergaya bak seorang model.Ia begitu penasaran dengan sikap Inara yang acuh dan cuek padanya.

"Wajahku tampan seperti biasa, suaminya mungkin hanya sepuluh persen di banding denganku"Egi membatin.

"Dasar selera kampungan" sambungnya lagi.

"Gi ...Mas Egi ayo sarapan."

Elic menggedor pintu dengan keras.

"Iya..pelan napa, aku nggak tuli ?" bentak Egi ketus lalu membuka pintu.

Egi tertegun saat membuka pintu kamar yang langsung melihat pemandangan indah.Inara berjalan melewatinya sambil membawa mangkok .

"Dasar wanita dusun" umpatnya dalam hati.

"Ayo makan Ina...aku ingin kita sekali-kali makan bareng kamu" cicit Elic manja.

"Maaf Non ..saya sudah sarapan tadi sama Mas Rusdi" tolak Inara halus, membuat Elic mencibir kecewa.

"Dih lebay...memang kenapa kalau makan bareng dia? Apa lebih syahdu, atau lebih lezat gitu"sindir Egi sinis.

"Idih idih idih..kenapa kamu yang sewot" sambar Elic.

"Ya udah kalau nggak mau nggak usah maksa"protes Egi tak mau kalah.

Elic memandang Egi penuh tanda tanya, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba sepupunya sangat ketus padanya.

"Eh telor ceplok, lu mimpi di cipok tawon ya...pagi-pagi udah ngegass....apa salah gue"jawab Elic kesal dan mulai ber gue..elu pada sepupunya.

Egi memandang Elic lalu mendengus kesal dan tangannya berhenti di udara sambil memegang sendok.

"Stop ...! Kalian cepat makan...! Nggak ada lagi yang bersuara" bentakan Endah membuat keduanya terdiam, Egi yang sudah menganggap Endah seperti ibunya sendiri pun akhirnya mulai makan dengan tenang sambil sesekali memandang Elic sinis tanda pertarungan belum usai.

Inara hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah keduanya, jika kemarin ia di buat tersenyum bahagia tapi pagi hari tiba-tiba dadanya terasa sesak kala tak sengaja melihat corak merah di dada suaminya, dan bukan hanya satu Inara juga melihat nya di bahu Rusdi meski berukuran lebih kecil tapi masih bisa ia lihat, ia bukanlah wanita bodoh yang tak tahu apa arti corak waran merah di kulit sang suami,benarkah suaminya telah menghianatinya, benarkah ia telah berpaling pada wanita lain?.

Namun sikap dan kelembutan Rusdi, rasanya tak percaya kalau hal itu benar-benar terjadi.

"Yeeeyy..."tiba-tiba Elic bersorak girang kala membaca pesan di ponselnya.

"Cih ..baru pesan doang girang bukan main, coba kalau transferan" sela Egi sinis.

"Yeey ...lu harta aja yang di pikir, makanya kosong ni ati...."Elic menunjuk dada Egi dengan bibir mencibir.

"Bu ..nanti aku jemput Mas Ibnu di bandara."

"Jadi pulang juga abangmu, kau tolong temani Elic ya Gi" titah Endah.

"Ya Tan..."Egi meneruskan makannya karena ia harus bergegas menyiapkan mobilnya untuk ke bandara menjemput putra sulung tantenya.

Selama dalam perjalanan Elic tampak sumringah dengan senyum selalu tersungging di wajah manisnya.

"Bahagia banget abang lu pulang Lic?"

"Hmm...karena patah hati membuatnya harus pergi menyembuhkan luka yang mendalam" cicit Elic dengan wajah murung.

"Hah what!!..abang Lu patah hati, wah wah wah....seperti apa wanita yang telah membuat pria se tampan Ibnu patah hati, penasaran gue."

"Kau mengenalnya" ucap Elic lirih.

Egi memandang sepupunya dengan intens.

"Siapa dia?."

Mata Elic bersinar kala tubuh tinggi tegap berjalan keluar dari pintu bandara.

"Mas...sini" jeritnya sambil melambaikan tangan pada sang kakak.

Elic berlari menyongsong Ibnu lalu memeluknya erat,Egi hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal, sebagai seorang putra tunggal ia tak pernah merasakan bagaimana hangatnya pelukan saudara kandung.

Ibnu mengurai pelukan dan mengacak kepala Elic.

"Kau ..bukankah kau Egi?" sapa nya hangat pada Egi dan di balas anggukan kepala ringan.

"Gila...badan Lu ...salut bro" sanjung Ibnu sambil mengadukan kepalan tangannya di lengan kekar Egi.

"Lu lebih gagah Bro" jawab Egi merendah.

"Gagah tapi di tolak cewek " sindir Elic telak membuat Ibnu melototkan mata ke arahnya.

Egi hanya tersenyum menahan rasa penasaran pada siapa kah wanita yang membuat pria se tampan Ibnu patah hati.

Hari sudah cukup sore saat mobil sampai di kediaman Elic.

"Bu...ibuu..."panggil Elc semangat.

"Ya Lic ibu di dapur" jawab Endah yang sedang membuat teh hangat sedang Sari mencuci piring.

"Selamat sore Bu?" sapa hangat Ibnu membuat Endah tertegun, wanita itu menatap sang putra dengan mata berkaca-kaca, enam bulan sudah putranya pergi untuk menenangkan diri, kini kembali pulang dengan wajah dan tubuh yang semakin terbentuk sempurna.

Ibnu memeluk sang pemilik pintu surganya dengan erat, rasa rindu yang dalam terpaksa ia tahan hanya untuk menyembuhkan luka hatinya.

"Bagaimana kabarmu nak?" tanya Endah sambil mengusap ingus dan air matanya.

"Aku baik Bu.."jawab Ibnu singkat.

"Ayah mana Bu?" sambungnya.

"Ayahmu belum pulang nak, mungkin sebentar lagi, ada tamu peninjauan dari Dinas Perkebunan ke desa kita jadi Ayah harus menemani mereka melihat hasil pertanian yang sedang mereka jalankan.

"Inara mana Bu.."sambar Elic sambil memindai ruangan.

"Sudah pulang Lic, ibu tadinya minta dia pulang nanti, tapi ia bersikeras ingin berada di rumah saat suaminya pulang" terang Endah.

"Cih dasar bucin" gumam Egi tapi masih di dengar rungu Elic dan Ibnu.

"Yeyy mang salah nge bucin in suami sendiri" balasnya sinis.

Inara mengayuh sepedanya dengan santai, tak ingin lekas sampai rumah namun tidak juga berhenti di tengah jalan.

Suasana jalan desa yang sebagian besar persawahan yang ia lewati membuat hati Inara sedikit terhibur, entah kenapa yang di lihatnya pagi tadi sangat mengganggu hati dan pikirannya.

Setelah memarkirkan sepedanya Inara langsung membasuh wajah dan kakinya, sayur dan lauk sudah ia taruh di meja makan.

"Na ...ibu belum masak, apa kau bawa lauk?" tanya Sela keluar dari kamar.

"Iya Bu ..Ina bawa dari Bu lurah, sudah ada di meja Bu."

"Oiya ...itu baju udah ibu rendam Na..kamu tinggal cuci."

"Ya Bu ..nanti Ina cuci" jawab Ina sambil menghela nafas berat, bukankah sudah biasanya memang dialah yang mengerjakan semua pekerjan rumah, Sela sama sekali tidak membantunya, meski hanya mencuci piring bekasnya makan sendiri.

Beruntung setiap hari bu lurah selalu membekalinya lauk dan sayur jadi ia tak harus memasak lagi untuk suaminya.

Merasa letih Inara membaringkan tubuhnya di ranjang miliknya yang tak terlalu besar, mungkin tiga puluh menit lagi baru suaminya akan sampai jadi ia ingin meluruskan dulu pinggangnya sebentar.

Namun niat memejamkan matanya sebentar berbuah petaka buat Inara, suara bentakan Rusdi membangunkannya hingga ia pun terlonjak dengan jantung berdebar kencang.

"Kamu semakin tidak bisa di nasehati ya Na?"bentak Rusdi dengan keras.

"A apa salahku Mas ..a aku hanya ingin istirahat sebentar, aku sangat lelah Mas....toh aku sudah bawa makan untuk kita" ujar Inara dengan wajah kaget.

"Hm jadi mentang-mentang kau selalu bawa makanan lalu kau suruh ibu yang sudah tua itu untuk mencuci baju kita heum? Kau tahu Na ..itu ibuku, ibu kandungku dan umurnya sudah tak muda lagi, kenapa kau tega menyuruhnya mencuci Na....!!"

"A aku tidak menyuruh ibu mencuci Mas..aku yang akan mencucinya nanti setelah aku istirahat sebentar, biasanya juga aku yang selalu mencuci baju kita semua Mas..."

"Alesan kamu...lihatlah, ibu kini sedang merintih kesakitan karena mengangkat ember berat itu Na..lihat dengan matamu sendiri."

Tubuh Inara bergetar mendengar suara menggelegar Rusdi bahkan dua matanya yang membulat dan berwarna merah.

"Cepat sana kau selesaikan cuci bajunya "Sambung Rusdi sambil mendorong tubuh kecil Inara hingga membentur pintu.

1
Holipah
Inara tolol suami penyakit masih mau aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!