Umur ku baru 22 tahun bekerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Kampus dan perkantoran... Jadi cafe tersebut sangat ramai dari pengunjung maha siswa dan karyawan kantor entah karena urusan pekerjaan atau sekedar meeting petinggi perusahaan.
Mama nya yang sudah tua kini tidak sanggup lagi mengurus anaknya karena kondisi tubuh mama nya yang sering bulak balik rumah sakit akhirnya Devan menerima perjodohan itu menjadi ibu sambung anaknya tapi Vano membuat jarak...
kita Lanjut di cerita saja ya ------>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9....
Mobil berwarna ungu itu masuk dan mepakirkan mobil nya di samping mobil kakak nya lalu berjalan beberapa karyawan memberi hormat yang berpapasan dengan dirinya karena hampir semua karyawan mengenal dirinya adik dari pemilik perusahaan dimana dia bekerja.
"Papa." teriak Tasya yang melihat papa nya berdiri sambil membuka map di meja sekertarisnya.
"Kamu periksa lagi." ucap Devan menyerahkan map yang dia pegang lalu berjongkok menyambut putri nya.
"Papa... Liat Tasya bawain papa makan siang." ucap Tasya... menunjuk ke amat Cindy.
"Kak." ucap Devina menyapa kakaknya lalu mengajak Tasya masuk ke ruangan Devan.
Devan menatap Cindy lalu mengikuti Tasya masuk Ke ruangan nya, Tasya yang duduk di kursi kerajaan papa nya, Cindy yang duduk di kursi singel sambil membuka Kan kotak bekal yang dia bawa Tadi.
"Sayang makan dulu." ucap Cindy memanggil Tasya... Tasya pun langsung duduk di pangkuan Cindy.
"Aku mau makan sendiri mama." ucap Tasya... Cindy pun menyerahkan kotak bekal Tasya.
"Jadi papa nya saja Yang di suapin." ucap Devina menggoda kakak dan kaka iparnya.
"Kamu tidak makan.?" ucap Devan ke adiknya.
"Tidak, kita mau makan hotpot." ucap Devina.
Devan memakan dengan lahap habis tanpa sisa bekal yang di bawa Cindy... Entah Devan lapar apa suka sama masakan istrinya karena di kotak itu tidak ada isi sama sekali.
"Wah kakak lapar apa doyan.?" ucap Devina.
"Besok suruh bibi masak ini sangat enak." ucap Devan.
"Ini bukan masakan bibi tuan muda, ini masakan nona muda tuan." ucap Vina.
"Kamu bisa masak.?" ucap Devan
"Ooh tuhan kakak ku ini, kakak ku yang ganteng ini masakan istri mu kak ." ucap Vina... Devan melirik ke Cindy lalu langsung berahli ke Tasya yang sedang makan.
"Kamu makan pelan pelan saja sayang tidak ada yang merebutnya." ucap Devan.
"Iya papa." ucap Tasya.
"Kalian ngapain kesini.?" ucap Devan.
"Kita mau ke mall kak." ucap Devina.
Devan mengeluarkan kartunya untuk di pakai Devina dan putri nya karena memang biasa seperti itu bila Devina sudah mengajak putri nya pasti Devina meminta uang pada nya.
"Aku sudah ajak nyonya Bos jadi seperti nya tidak perlu ini pasti kakak ipar lebih banyak." ucap Devina melirik Cindy.
Sementara Cindy hanya diam saja karena Devan memang belom memberi nya uang... Akhirnya Devan menyerahkan kartu tersebut ke Cindy ya karena ada Devina akhirnya Cindy mengambil kartu tersebut.
"Kodenya tanggal lahir Tasya." ucap Devan.
"Iya, terimakasih." ucap Cindy.
"Aduh liat kalian ini aneh suami istri kok seperti.... Tidak asik kamu kak." ucap Devina...
"Tasya kamu sudah selesai.? Kita pergi sekarang aunty malas liat papa kamu sama mama kamu tidak ada romantisnya." ucap Devina.
"Kamu hati hati bawa mobil nya." ucap Devan pada adiknya, Tasya pamit sama papa nya.
Devan menatap punggung istri dan anaknya yang berjalan sambil berbintang Cindy yang menggandeng tangan Tasya wajah putri nya sangat senang sekali.
"Seperti nya mama baru Tasya sangat baik dan sayang sama Tasya cantik pula." ucap Suara seorang berdiri di samping Devan.
"Apa kamu sudah selesai.?" ucap Devan pada sekertarisnya yang bernama Rina.
"Sudah pak... Tadi juga saya sudah serahkan ke pak Jimmie." ucap Rina.
"Kemana anak itu.?" ucap Devan baru sadar asisten nya tidak ada.
Rina dengan menggunakan kepala nya menunjuk seorang yang baru keluar dari kamar mandi sambil memegang perut nya.
sebenci apapun itu udah jadi istrimu yg kau renggut keperawannya ...
jangan lama lama ya thor devan julid nya /Ok/