Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Aku ingin bekerja
Setelah sampai di mansion utama dengan di antar oleh Liam asisten pribadi kakaknya, Baby segera masuk ke dalam mansion lalu membawa Mom Luna yang sedang duduk di atas sofa menuju ruang kerja Dad Dafa.
"Baby sayang ada apa ini?" Luna menatap putrinya dengan penuh tanda tanya, karena tiba-tiba saja Baby menarik dirinya ke ruang kerja suaminya.
"Mom.. Dad.. aku ingin bekerja."
Luna dan Dafa saling menatap dengan wajah yang bingung.
"Sayang bukankah kau sudah bekerja sebagai seorang penulis?" Tutur Luna.
"Bukan sebagai penulis Mom, tapi aku ingin bekerja yang benar-benar bekerja." Ucap Baby dengan penuh emosi saat teringat kata-kata Agam, bahwa nama dan harta kekayaan yang ia punya adalah milik keluarganya.
Luna dan Dafa kembali saling menatap, dan Luna yang tahu betul watak putrinya hanya bisa menghela napasnya dengan panjang.
"Ada apa sebenarnya? Ceritakan pada Mom!" tanya Luna.
"Mom ada seseorang yang mengatakan, kalau nama serta kekayaan yang aku punya itu karena nama besar keluarga Arbeto, dan tanpa nama besar Arbeto aku itu bukan siapa-siapa." Adu Baby dengan menahan tangisnya.
"Apa?" Dafa mengebrak meja yang ada di depannya. "Siapa orang yang sudah berani berkata jujur kepadamu?" tanya Dafa.
"Daddy..." Baby menghentakkan kakinya keatas lantai.
"Dafa..!" Luna menyenggol lengan suaminya.
"Eh, maksud Daddy siapa orang yang sudah berani berkata seperti itu pada putri kesayanganku?" Dafa menelan salivanya dengan susah, saat sadar dirinya sudah keceplosan berbicara.
Padahal apa yang dikatakan oleh orang tersebut adalah benar, nama putrinya yang terkenal sebagai seorang penulis bukan karena buku cetaknya laku dipasaran, tapi Dafa yang sudah menyuruh seluruh karyawannya untuk membeli buku cetak milik Baby hingga menjadi best seller. Hingga nama putrinya menjadi terkenal apalagi ada nama Arbeto di belakang nama Baby.
"A yang mengatakan seperti itu!" Baby menitikkan air mata palsunya, agar rencananya berjalan dengan lancar.
"What?" Luna dan Dafa yang terkejut sampai berdiri dari tempat duduknya.
"Berani sekali A berbicara seperti itu! Hingga membuat putriku menangis." Dafa menghampiri Baby lalu memeluk putri kesayangannya itu. "Baby tenang saja, Daddy akan menyuruh Uncle David untuk menegur A." Ucap Dafa menenangkan putrinya yang sedang menangis.
Sementara itu Luna yang tidak percaya dengan perkataan putrinya, langsung menatap tajam pada Baby. "Apa yang kau lakukan pada A? Sampai A berbicara seperti itu!"
"Aku tidak melakukan apapun Mom," bohong Baby sembari memeluk erat Daddy nya. "Dad boleh ya Baby bekerja? Baby ingin menunjukkan pada A kalau Baby bisa bekerja." Baby sengaja mengalihkan pembicaraan agar Mom Luna tidak mencurigai dirinya.
"Tapi sayang bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Dafa.
"Aku bisa cuti dulu."
"Apa?" Dafa dan Luna kembali bersuara secara bersamaan.
"Tidak boleh!" Dafa mengurai pelukannya.
"Daddy aku mohon boleh ya? Aku janji hanya satu tahun, setelah itu Baby akan melanjutkan kuliah." Pinta Baby.
"Sekali tidak tetap tidak!" Dafa berkata dengan tegas.
"Mom..." Baby memohon bantuan Mom Luna.
"Mom setuju dengan keputusan Daddy." Ucap Luna tak kalah tegasnya.
Mendapatkan penolakan dari Dad Dafa dan Mom Luna, membuat Baby berpikir keras untuk mencari jalan keluarnya agar ia bisa tinggal di Jakarta. "Bagaimana kalau Baby pindah kuliah di Jakarta? Jadi Baby bisa tetap kuliah sambil bekerja." Baby menatap Dad Dafa dan Mom Luna bergantian.