Emanuel Abraham Lincoln seorang pria dewasa yang berumur 28 tahun merupakan CEO Dari perusahaan Besar yang bernama E,A Company
Emmanuel Merupakan suami dari seorang wanita cantik yang bernama Rossa, mereka sudah lama menikah dan di karuniai seorang
putra Yang Kini Berusia 2 tahun, putra mereka Di beri nama Kenzie Junior Abraham Lincoln.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Silvia dan Rossa
Saat ini posisi Emmanuel sedang duduk di atas kursi kekuasaannya sembari mengerjakan pekerjaan kantornya. Pria dewasa itu nampak sangat serius dalam bekerja.
Hingga tak terasa sudah empat jam berlalu. Kini Emmanuel sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia pun lantas berdiri dari duduknya dan mendekati Silvia yang masih setia duduk di sofa.
"Kenzie tidur?" tanya Emmanuel baru menyadari jika Kenzie sedang tertidur di atas pangkuan Silvia.
Silvia pun menganggukan kepalanya. "Dia pasti sangat lelah karena tadi pagi dia menangis tanpa henti," ucap Silvia sembari mengecup kening Kenzie dengan sangat lembut.
"Berikan padaku. Lebih baik Kenzie ditidurkan di dalam kamar," ujar Emmanuel sembari mengarahkan kedua tangannya pada Silvia.
Tanpa banyak berkata lagi, Silvia pun segera memberikan tubuh Kenzie pada Emmanuel. "Memangnya di sini ada kamar, Tuan?" tanya Silvia mengerutkan keningnya.
"Tentu saja," ucap Emmanuel sembari berjalan ke arah salah satu pintu dan membukanya.
Silvia yang melihat itu pun lantas terkejut. Benar, saat Emmanuel membuka pintu tersebut di dalamnya terdapat kamar yang sangat luas. "Aku pikir pintu itu menuju kamar mandi tadi," gumam Silvia tersenyum kikuk.
Emmanuel pun masuk ke dalam kamar itu berniat untuk menidurkan Kenzie di dalam sana. Anak itu nampak tertidur sangat pulas sehingga ia tak sadar bahwa ia sedang dipisahkan dari ibunya.
Di sisi lain. Silvia masih setia duduk di tempatnya. Pandangannya terus mengedar menatap sekeliling ruangan itu yang terlihat sangat luas dan mewah. "Hidup orang kaya memang seenak ini, ya. Bisa tinggal di tempat yang luas dan mewah seperti ini tanpa takut kepanasan karena ada AC. Berbeda jauh dengan rumahku yang ada di desa."
Di saat Silvia sedang melamun meratapi nasibnya. Tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan pintu ruangan yang terbuka dengan sangat keras.
Lantas saja Silvia segera menolehkan pandangannya. Seketika itu pula Silvia langsung terdiam ketika melihat seorang wanita cantik dan sexy yang sedang berdiri di ambang pintu sembari menatap ke arahnya dengan tatapan yang sangat tajam.
Wanita itu adalah Rossa. Yeah ... Rossa, mantan istri Emmanuel. Rossa berjalan mendekati Silvia dengan raut wajah yang sangat marah.
"Di mana Emmanuel?!" sentak Rossa pada Silvia.
Silvia yang mendengar itu, lantas merasa heran. "Emmanuel?" tanya Silvia yang memang saat ini Silvia belum tahu jika ayah Kenzie bernama Emmanuel.
"Tidak usah berpura-pura di hadapanku! Dasar kau jalang!" teriak Rossa yang membuat Silvia tersinggung.
Silvia pun berdiri dari duduknya dengan raut wajah yang marah. "Jaga kata-katamu, Nyonya! Apa maksudmu menyebutku sseperti itu!" sungut Silvia tak terima.
"Oh? Jalang ini berani melawanku ternyata! Apa kau tidak tahu aku ini siapa?!" bentak Silvia merasa ditantang dengan keberanian Silvia itu.
"Memangnya siapa kau?!" tanya Silvia.
"Aku ibunya Kenzie!"
Deg ....
Seketika saja Silvia terdiam di tempatnya. Silvia tak menyangka jika yang ada di hadapannya saat ini adalah ibunya Kenzie. Silvia berfikir ibunya Kenzie sudah meninggal tapi ternyata dia masih hidup.
"Kenapa kau diam?! Terkejut mengetahui bahwa aku ibunya Kenzie?! Apa kau pikir kau akan berhasil merebut hati Emmanuel setelah kau merayu putraku, hah?!" teriak Silvia sangat marah.
"Aku tidak pernah berfikir untuk merebut hati Papanya Kenzie! Kau sudah salah paham!" ucap Silvia berusaha membela dirinya sendiri.
"Lalu sedang apa kau di sini, hah?! Ini adalah ruangan pribadi Emmanuel! Orang asing di larang masuk! Terutama wanita jalang sepertimu!"
"Aku bukan wanita jalang! Papanya Kenzie yang memintaku untuk ikut dengannya ke kantor ini!"
"Cih! Alasan!" Karena muak, Silvia mengangkat satu tangannya lalu ...
PLAK!!!!
Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Silvia. Bersamaan dengan itu Emmanuel baru saja keluar dari kamar dan menyaksikan semuanya.
"ROSSA!"