Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 : Alea Ingin Mabuk
Lima belas menit kemudian.
Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka dan Alea pun keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan bathrobe dan handuk yang menggulung di kepalanya.
Alea berjalan memasuki ruang tidur dan mencari keberadaan Bratt, ternyata Bratt sedang berdiri di balkon kamar sambil meng*hisap rokok. Alea pun mendekati Bratt yang ada di balkon.
"Tuan." Panggil Alea.
Bratt pun membuang rokoknya lalu memutar tubuhnya.
Mata Bratt dan Alea sama-sama membulat. Karena saat Bratt memutar tubuhnya ternyata Bratt tidak mengikat bathrobe-nya sehingga otot tubuh dan bulu-bulu yang tumbuh di dada Bratt terlihat jelas dan itu membuat jiwa jablay Alea meronta-ronta.
Sama dengan Alea, jiwa bastard Bratt pun juga meronta kala melihat penampakan belahan dada Alea karena saat ini belahan bathrobe yang Alea pakai tidak tertutup rapat.
Alea dan Bratt pun sama-sama menelan saliva mereka susah payah.
"Ekhem.." Bratt berdehem lalu cepat-cepat berlalu dari hadapan Alea sebelum jiwa bastard-nya yang sedang meronta-ronta membuat dirinya khilaf dan langsung menerkam Alea.
Bratt pun berjalan menuju single sofa yang ada disamping ranjangnya dan mengambil kemeja-nya yang ia persiapkan untuk pakaian ganti Alea.
"Pakai ini." Ucap Bratt sambil menyerahkan kemeja berlengan panjang berwarna biru dongker pada Alea.
"Saya pakai ini saja Tuan." Tolak Alea. Ia malu mengatakan kalau dirinya tidak memiliki pakaian dalam ganti, karena pakaian dalam-nya juga ikut basah.
"Pakai saja, maka-nya aku memilih warna gelap agar tidak menerawang." Ucap Bratt. Ia tahu apa yang Alea pikirkan.
"Bathrobe itu pasti sudah lembab, tidak baik kau memakai bathrobe lembab. Cepat lah pakai, sambil menunggu pakaian mu kering." Kata Bratt lagi.
Mau tak mau Alea pun mengambil kemeja itu dari tangan Bratt.
"Aku mandi dulu." Ucap Bratt setelah Alea mengambil kemeja dari tangan-nya lalu berjalan menuju kamar mandi.
"Alea, ini pakaian mu. Keringkan di lantai bawah!" Ucap Bratt saat sudah sampai di dalam kamar mandi.
"Iya Tuan, taruh saja di depan pintu." Balas Alea.
Bratt pun menaruh pakaian basah Alea di depan pintu kamar mandi lalu menutup pintu kamar mandi. Setelah mendengar pintu kamar mandi tertutup, barulah Alea cepat-cepat membuka bathrobe dan memakai kemeja yang Bratt berikan setelah itu berjalan menuju depan pintu kamar mandi dan mengambil pakaian basahnya.
Dengan pakaian basah yang sudah tidak terlalu basah karena sudah Alea peras sebelumnya, Alea keluar dari dalam kamar Bratt dan turun ke lantai bawah.
*
*
*
Lima belas menit kemudian, Bratt pun keluar dari dalam kamar mandi.
Ia berjalan ke ruang ganti dan memakai pakaiannya. Dengan hanya menggunakan celana jogger dan kaos putih oversize, Bratt pun keluar dari dalam kamarnya dan turun kelantai bawah.
"Apa kau sudah mengeringkan pakaian mu?" Tanya Bratt saat dirinya sudah sampai di anak tangga yang paling bawah.
"Sudah Tuan." Jawab Alea.
"Aku akan membuatkan teh jahe untuk mu." Ucap Bratt.
"Tidak usah Tuan." Tolak Alea.
"Kenapa? Teh jahe akan menghangatkan tubuh mu." Balas Bratt.
"Mmm.. apa aku boleh meminum minuman alkohol milik Anda itu Tuan?" Tanya Alea ragu.
Sebenarnya ia juga belum pernah merasakan bagaimana rasanya minuman beralkohol, hanya saja hari ini ingin sekali ia mabuk agar bisa melupakan peristiwa yang baru terjadi.
"Apa kau yakin?" Tanya Bratt.
Alea menganggukkan kepalanya.
"Aku sangat ingin melupakan kejadian tadi. Makanya aku perlu bantuan minuman alkohol untuk melupakan itu semua." Balas Alea.
"Baik lah kalau kau memaksa. Tunggu disini, akan ku ambilkan minuman dengan kadar alkohol yang paling rendah." Balas Bratt. Bratt pun berjalan menuju bar mini-nya untuk mengambil minuman beralkohol untuk Alea dan untuk dirinya juga tentunya.
*
*
*
Bersambung...