Ayyara Queenby Anderson 22 Tahun, Dia gadis yang ceria dan sedikit bar bar. Ayyara baru menyelesaikan kuliahnya dan lansung di terimah kerja jadi sekertaris di sebuah perusahan besar yang ada di kotanya.
David Wilson Alexander 28 Tahun, Dia seorang Ceo diperusahaan tempat Ayyara bekerja.
Ayyara gadis yang cerewet dan bar bar dipertemukan dengan David yang dingin tak tersentuh oleh wanita.
Yuk! Kita intip kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScorpioGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Sakit
Kelopak mata yang memiliki bulu mata lentik itu perlahan terbuka. Mata sayunya berkedip-kedip menyesuaikan cahaya lampu dalam ruangan.
Hoooaaammm.
Ayyara menguap, ketika sudah membuka matanya dengan sempurna.
"Aku dimana?" ucapnya memandangi ruangan yang serba putih.
"Bos!" Ucapnya dengan pelan, ketika melihat David yang tidur disampingnya dengan berbantalkan tangannya.
"Kak Jack!" ucapnya ketika beralih melihat ke arah sofa dan ada Jack disana yang lagi tidur terlentang dengan berbantalkan tangan kanannya yang di lipat.
"Bau apa ini?" ucapnya mengendus-enduskan hidungnya. Dia mencium bau-bau alkohol; bau khas rumah sakit.
"Aaahhh iya, ini kan di rumah sakit." ucapnya, ketika sudah tersadar sepenuhnya. "Aaauuuwww!" ringisnya, ia tidak sengaja menarik tangannya yang terpasang infus, membuat selang infusnya terlepas dari tangannya.
David yang terusik dengan suara Ayyara, spontan bangun begitu pun dengan Jack.
"Hati-hati!" Ucap David, dia memegangi tangan Ayyara yang terlepas infusnya.
Sedangkan Jack yang melihat infus Ayyara terlepas, bergegas keluar ruangan memanggil dokter.
"Refleks Bos!" ucapnya sambil nyengir.
Dokter masuk bersamaan dengan Jack dan perawat. Mereka lansung menghampiri tempat tidur Ayyara.
"Bagaimana perasaannya Nona?" tanya Dokter.
Sedangkan perawat perempuan sedang memasangi plaster bekas infusan Ayyara, setelahnya memperbaiki selang infus Ayyara yang terlepas karna cairannya merembes ke lantai.
"Saya sudah merasa baik-baik saja Dok." terang Ayyara
"Bagus, berarti tidak perlu di infus lagi." ucapnya lalu memeriksa keadaan Ayyara.
"Semuanya sudah baik. Nona sudah bisa pulang siang ini." ucap Dokter.
"Bisakah pagi ini saja Dok? Saya sudah tidak tahan berada disini. Tidak enak!" ucapnya. Membuat dokter terkekeh.
"Tidak masalah, tapi setelah petugas pagi datang." ucapnya.
"Tidak masalah Dok." ucap Ayyara antusias, membuat dokternya terkekeh kembali. Mendengar Ayyara mengulang kata-katanya. Dan Ayyara sudah pasti sengaja mengulang perkataan dokter.
"Bagaimana dengan kulitnya yang merah-merah Dok?" tanya David.
"Saya akan resepkan obat. Nanti akan hilang sendiri." ucap Dokter.
"Baguslah!" ucap David.
"Kami Permisi dulu Tuan, Nona!" pamit dokter.
"Iya, Dok." ucap Ayyara, sedangkan David hanya mengangguk mengiyakan.
"Lapar!" ucap Ayyara dengan muka cemberut, sambil memegangi perutnya. Setelah dokter meninggalkan ruangan.
"Mau makan apa?" tanya Jack.
"Apa aja, yang penting bisa di makan." ucapnya berbicara seperti anak kecil. David jadi gemes melihatnya. Dia mengacak-acak rambut Ayyara.
"Ya udah. Aku keluar dulu." pamit Jack. Sedangkan Ayyara mengangguk cepat.
"Kamu alergi seafood? Kenapa kamu makan?" ucap David, ketika Jack hilang di balik pintu.
"Aku hanya kurang terbiasa makan seafood. Jadi ya! Tenggorokan ku merasa asing dengan itu." ucapnya mencoba untuk bangun, karna badan nya udah pegel-pegel baring terus. David dengan sigap membantunya untuk duduk.
"Terimah kasih!" ucap Ayyara, dan David mengangguk mengiyakan.
"Mana ada orang hanya karna tidak terbiasa makan seafood, jadi sesak dan gatal. Yang ada itu alergi!" ucap David, Kini ia mulai mengucapkan banyak kata setelah berhadapan dengan Ayyara.
"Percaya de sama aku, Itu tu hanya karna tidak terbiasa makan. Alias jarang makan dan nyaris terlupakan oleh tenggorokan ku." ucapnya.
"Kamu tidak makan karna alergi kan! Makanya tidak kamu makan." ucap David, menatap tajam Ayyara.
"Bukan alergi si, lebih tepatnya kalau sudah aku makan badan ku jadi merah-merah, dan dadaku sesak." ucapnya memegangi dadanya, memperagakan ketika orang lagi sesak.
"Sama saja!" sahut David
"Iya de, kali ini Bos yang menang!" ucap Ayyara pasrah.
"Bos, Aku mau ke kamar mandi dulu." ucapnya menurungkan kakinya dari tempat tidur ke lantai.
David mengangguk lalu berkata "Mau di temani?" tawarnya.
"Aku bisa sendiri kok." ucapnya mulai melangkahkan kakinya.
Bugghhttt.
Tubuhnya menimpa David yang ada di belakangnya. Mungkin karna kakinya kram atau karna tubuhnya masih lemah.
David lansung merangkul Ayyara yang terjatuh di dadanya. pandangan mata mereka bertemu dan saling mengunci.
Deg-deg-deg.
Paduan detak jantung mereka seakan sedang lomba lari. Mereka saling mengagumi satu sama lain.
'Bos kutub menyebalkan ini tampan banget si. Mana dia so sweat banget lagi. Ughhtt...! Bikin aku jadi meleleh aja.' batin Ayyara.
Pelukan hangat David mampu membuat jiwa Ayyara tentram dan damai. Tapi pelukan itu juga yang membuat perasaannya tak karuan, ada rasa yang tidak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata.
'Cantik! Gadis aneh ini bisa-bisanya dia selalu menghantui pikiran ku. Aku tidak tau, kenapa kamu mampu membuat ku jatuh ke dalam pesonamu. Meskipun bibir kecil ini sangat cerewet seperti kaleng rombeng. Yang terkadang mengucapkan kata kata benar-benar konyol.' batin David.
Pandangan mata Ayyara yang teduh mampu menerawang jauh masuk kedalam lubuk hati David yang paling dalam. Tatapan mata itu berhasil menghantuinya di setiap detik nafasnya.
David mengangkat tubuh Ayyara ala bridal style. Setelah dia sadar dari lamunannya. Dengan refleks Ayyara mengalungkan tangannya di leher David karna takut terjatuh.
Setelah sampai dikamar mandi David menurunkan Ayyara di atas kloset.
"Kalau sudah selesai, Panggil aku!" ucapnya berbalik dan keluar dari dalam kamar mandi. Ayyara hanya mengangguk mengiyakan, dia masih belum bisa mengontrol detak jantungnya.
"Bisa-bisa jantungku jadi copot. Kalau dekat dekat dengan dia terus." ucapnya memegangi dadanya.
"Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Apa dia mempunyai magnet ya? Magnet yang dapat menarik simpati jantung orang lain. Tapi masa iya si? Hmm!" ucapnya mengetuk ngetuk hidungnya dengan jari telunjuk. Mata bulatnya melihat ke atas, seakan ada pusat inspirasi di atas sana.
"Hmm, jangan-jangan dia memiliki ilmu gaib yang bisa menyihir seseorang melalui jantung nya. Tapi kan ini sudah zaman modern, masa si masih ada yang namanya sihir. Hmm!" ucapnya beralih mengetuk ngetuk dagunya.
"Atau karna dia terlalu kaku dan dingin, jadi jantungku merespon berlebihan. Hmm!Selama ini, hanya dia 'kan laki-laki yang aku kenal sangat kaku. Kak Jack 'kan orangnya tidak kaku dan kalau dekatan dengan ku biasa-biasa aja tu. Ahhh Iya! Ini yang paling masuk akal!" ucapnya senyum-senyum sendiri dan mulai melakukan aktifitasnya di dalam kamar mandi.
Sementara David di luar ruangan lagi memikirkan hal yang sama. Dia sedang duduk di sofa lagi mengotak atik ponselnya, tapi pikirannya tertuju pada Ayyara.
"Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, meskipun aku pernah menjalani sebuah hubungan." ucapnya tersenyum getir mengingat masa lalunya yang kelam. Yang membuatnya dari dingin menjadi tambah dingin dan kaku.
"Dia memang berbeda dari banyaknya wanita di luaran sana. Dia gadis konyol." ucapnya geleng-geleng kepala ketika mengingat Ayyara yang suka berbicara berbelit-belit, dan susah dipahami.
Cekrek
Lamunan David buyar mendengar suara gesekan pintu yang terbuka. Dia menoleh kearah sumber suara dan menghampiri Ayyara.
"Sudah selesai?" tanya David memandangi Ayyara dengan intens. Sedangkan Ayyara hanya mengangguk mengiyakan.
David menyelipkan anak rambut Ayyara di belakang telinga, seakan rambut itu menghalangi pandangannya. Ayyara mendongak menatapnya. David tersenyum manis ke arahnya. Dimana membuatnya jadi terpaku akan ke tampanan David bertambah dua kali lipat jika sedang tersenyum.
Perlahan David mengangkat tangan kanannya yang besar dan berurat terulur mengelus wajah mulus Ayyara dengan pelan. Tangan kirinya perlahan meraih pinggang Ayyara dan mengikis jarak di antara mereka.
Deg-deg-deg.
Pacuan detak jantung mereka, seakan sedang mengadakan lomba lari maraton. David sengaja melakukan ini. Dia ingin membuktikan; apakah Ayyara merasakan hal yang sama ketika berdekatan dengannya. Dan benar saja dia dapat mendengar suara detak jantung Ayyara yang memburu.
David seakan mendapatkan lampu hijau, setelah mendengar detak jantung Ayyara yang berdebar. Dia memegangi wajah Ayyara dengan tangan kanannya dan mengikis jarak di antara mereka.
"Hmm!" deheman Jack. Membuat Ayyara tersadar dan lansung mendorong tubuh David menjauh.
"Shiitt" kesal David yang di ganggu oleh Jack.
"Dasar! Ini rumah sakit lho." hujat Jack sambil meletakkan barang bawaannya di atas meja yang ada di depan sofa.
"Kak Jack beli apa?" tanya Ayyara mengalihkan pembicaraan, dia berusahan mengontrol detak jantungnya, dia tidak mau kelihatan gugup di depan Jack.
"Banyak. Yang jelas bukan seafood. Dan kamu pilih sendiri mau makan apa." ucapnya menjatuhkan bokong nya di atas sofa.
"Woow! Ada teriyaki!" seru Ayyara melihat isi paper bag. "Aku mau teriyaki aja." ucapnya lagi
"Aku juga mau ini, Beef bulgogi." ucapnya mengeluarkan dua kotak makanan.
"Kalian sarapan juga gi." ucapnya lagi. Dia mulai membuka kotak makanannya.
David dan Jack ikut mengambil makanan mereka masing-masing, karna memang mereka belum sarapan.
David geleng-geleng kepala melihat Ayyara makan. Bibirnya belepotan denga saus.
"Pelan-pelan makan nya!" ucap David membersihkan ujung bibir Ayyara dengan jempolnya. Sedangkan Ayyara hanya mengangguk mengiyakan setelah David membersihkan bibirnya.
Mereka melanjutkan makan nya, hingga makanan mereka habis tak bersisa.