NovelToon NovelToon
Menjadi Pelunas Hutang Suami

Menjadi Pelunas Hutang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jumli

Luna terpaksa menjadi istri ke-3 dari seorang Tuan yang bernama Daru. Suami Luna sebelumnya di nyatakan telah meninggal dunia dan rupanya memiliki banyak hutang.

Mereka harus Menjadi Pelunas Hutang Suami nya yang katanya berjumlah puluhan Triliun. Luna hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak memiliki penghasilan sendiri.
Ia tidak sepenuhnya percaya bahwa suami yang sangat di cintai nya meninggalkan penderitaan untuk nya dan anak-anak.

Ibu dari tiga orang anak itu harus membayar semua hutang suaminya dengan menikah dan menjadi budak. Luna hanya bisa pasrah menerima namun kesedihan selalu melanda kala anak-anaknya harus ikut mendapatkan siksaan.

Mampukah mereka menjadi takdir yang mengejutkan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan Damar

"Sayang, apa kamu sudah lama tahu tentang kebohongan Marni?" tanya Daru pada Nisa yang saat ini sudah siap untuk tidur, begitu juga dengan dirinya sambil menatap lekat Istri cantiknya itu.

"Kebohongan soal apa?" tanya Nisa memastikan. Karena banyak kebohongan yang Nisa tahu tentang Marni.

"Soal semuanya. Kenapa kamu tidak pernah memberitahu ku?"

"Apa kamu marah karena aku tidak bercerita?"

Nisa berwajah sendu, sepertinya Daru kecewa kepadanya karena merahasiakan hal tersebut dari suaminya itu.

Cup.

Daru mengecup kening Istrinya dan memeluk dengan sayang wanita itu.

"Aku mana bisa marah padamu. Apa kamu tahu? Bahkan jika kamu merahasiakan nya lebih lama, aku tidak akan pernah marah."

Nisa tersenyum dan membalas erat pelukan dari Daru setelah mendengar kata-kata tersebut.

"Aku justru harus berterima kasih kepada mu, sayang," lanjut Daru.

"Untuk apa?" tanya Nisa. Kenapa Daru malah mau berterima kasih? Bukankah seharusnya dia marah?

"Kenzo bilang Ia tahu tentang Samsul karena informasi darimu. Bukankah itu artinya kamu sudah membantu?"

"Rupanya karena itu," ucap Nisa.

"Kenapa?" tanya Daru karena tanggapan Nisa seperti bukan mengharapkan ucapan terimakasih karena yang Daru katakan tadi.

"Bukan apa-apa. Sebenarnya sudah lama sejak aku tahu pertama kali ingin mengatakannya padamu. Tapi aku kasian pada Kevin. Dia sudah seperti anakku juga walaupun perlakuan Ibunya padaku seperti yang kamu tahu," tutur Nisa apa adanya tentang bagaimana perasaan nya pada Marni. Ia sudah tidak sanggup lagi terus saja di katai oleh madunya tersebut.

Muach!

"Aku tahu kamu sudah sangat sabar selama ini. Maaf untuk semuanya," kata Daru sambil memberikan ciuman pada pipi sang Istri.

Nisa hanya tersenyum menerima dengan senang hati ciuman itu.

"Asal di hatimu tetap ada aku, semuanya tidaklah mengapa. Tapi saat ini aku sudah benar-benar tidak sanggup lagi menghadapi Marni," kata Nisa mengakui.

"Aku mengerti. Kamu tidak salah dan sudah melakukan hal yang benar."

Percakapan antara pasangan suami istri itu terus berlanjut sampai kantuk membawa mereka terlena dalam mimpi untuk menjemput hari esok.

_____________________

Hari ini keluarga Damar akan pergi ke bandara, menjemput kepulangan Damar yang telah pulih bersama Kartika.

"Kakak Ipar Luna. Apa tidak ikut pergi menjemput Ayah dan Ibu?" tanya Andre pada Luna yang sepertinya hanya menyaksikan aktivitas Ia, Daru dan Nisa saja.

Luna melihat ke arah Daru, Ia tidak berani untuk ikut pergi bersama mereka. Lagipula Luna hanyalah Istri karena Hendra suaminya di katakan berhutang banyak pada mereka, Ia hanyalah seorang budak berkedok Istri. Luna tahu posisinya di rumah itu jadi tidak mau menganggu penjemputan Tuan Damar dan Istrinya.

"Sepertinya tidak perlu," jawab Luna sungkan.

Dengan mengetahui kesembuhan Damar saja, Ia sudah cukup senang. Itu artinya suaminya Hendra tidak akan di klaim sebagai seorang pembunuh.

"Apa kau yakin?" tanya Andre memastikan.

Ia sebenarnya kasihan melihat Luna yang sepertinya terasing itu. Padahal wanita tersebut tidak bersalah sama sekali. Tapi apa mau di kata, nasi sudah menjadi bubur.

"Iya Luna, ayo. Kamu juga ikut," ajak Nisa ramah pada Luna.

"Tapi...."

Luna melirik Daru, Ia tidak berani menerima ajakan mereka jika Daru keberatan. Pria itu tidak merespon sama sekali walau pasti mendengar juga perkataan Andre dan Nisa.

Nisa mengikuti arah lirikan Luna lalu tersenyum dan wanita itu lekas menyenggol pelan lengan suami nya.

"Sayang, sepertinya Luna takut kau melarang nya untuk ikut," bisik Nisa.

"Kapan aku larang? Aku juga tidak menyuruh, terserah kalian saja," kata Daru acuh sambil menatap dalam Luna dengan mata yang aneh.

Andre yang melihat mata Kakak nya itu segera berujar.

"Ayo kakak Ipar, kak Daru sudah setuju,"

Nisa ikut mengangguk mengiyakan lalu memandang anak-anak Luna.

"Anak-anak, kalian tunggu di rumah ya. Ibu kalian mau pergi ikut jemput Kakek dan Nenek di bandara. Boleh kan?"

Nisa mewakili Luna bertanya pada anak-anaknya. Anak-anak itu tidak keberatan Ibu mereka pergi.

"Dengar Luna? Ayo kita pergi, sebentar lagi pesawat Ayah dan Ibu Mertua akan mendarat."

Luna tidak enak lagi untuk menolak, sepertinya mereka memaksa Luna untuk ikut pergi dan wanita itu tidak punya pilihan lain selain menurut. Mereka pun mulai meninggalkan kediaman Damar menuju bandara.

____________________

"Ayah, Ibu!" Panggil Andre sambil melambaikan tangannya saat melihat Damar dan Kartika menuruni tangga pesawat. Ada seorang pengawal yang mendorong kursi roda Damar di ikuti Kartika di samping sang suami.

Anak-anak mulai mendekat, begitu juga dengan Luna. Wanita itu agak sungkan karena ini pertama kalinya Ia melihat Damar secara langsung. Sebelumnya Ia hanya tahu rupa Ayah mertuanya itu dari foto keluarga yang ada di kediaman Damar.

"Ayah, Ibu."

Nisa menyalami kedua mertuanya itu, begitu juga dengan Luna yang masih dengan tingkah ragu-ragu nya.

"Apa kamu mantan istri Hendra?" tanya Damar datar menatap lekat wajah menantu barunya itu.

"Be_benar Tuan," jawab Luna takut-takut.

Apa Damar juga dendam padanya karena perbuatan Hendra? Luna tidak bisa menolak hal tersebut, karena Ayah mertuanya itu sampai harus berobat keluar negeri demi pemulihan yang terbaik karena ulah Hendra. Apalagi tatapan Damar di mata Luna sangat lah menusuk.

Pantas saja Daru memiliki perawakan yang menyeramkan, rupanya hal itu turun dari Ayahnya. Mata mereka juga sama-sama runcing dan menusuk seakan bisa menembus apa yang mereka lihat.

"Hahahaha.... Kau sepertinya takut padaku."

Damar tertawa membuat Luna tertegun dalam diam. Apa maksud dari tawa tersebut, apakah menertawakan Luna?

"Sudah-sudah, ayo kita pulang," ujar Kartika merasa terik dengan pancaran sinar matahari yang masih terbilang pagi tersebut.

Dari tadi Daru tidak bersuara, pria itu hanya fokus melihat-lihat. Ia sebenarnya tidak ingin ikut menjemput Damar dan Kartika, tetapi Daru tidak bisa menolak permintaan Nisa yang meminta nya untuk ikut.

Aw!

Saat mereka sudah mau pulang, tiba-tiba Nisa berteriak seperti kesakitan.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Daru khawatir segera menopang Istrinya yang hampir tumbang itu.

"Daru, perut ku sakit," lirih Nisa membuat Daru panik.

"Andre, cepat antar ke rumah sakit," titah Daru langsung mengangkat tubuh Nisa dengan cepat.

"Tapi Kak. Ayah dan Ibu bagaimana," bingung Andre.

"Biar aku saja yang menemani mereka. Kalian cepatlah antar Mbak Nisa ke rumah sakit."

"Oke kakak Ipar, aku serahkan Ayah dan Ibu padamu. Aku akan hubungi supir di rumah untuk segera menjemput kalian."

Luna mengiyakan dengan cepat dan Andre segera berlari menuju mobil sambil tersenyum, entah apa yang Ia senyum kan di tengah situasi sekarang?

1
Kura Ganjar
penasaran
Jumli: terimakasih atas dukungannya 🙏
total 1 replies
Ripah Ajha
lanjut Thor🥰
Jumli: siapppp
total 1 replies
Ripah Ajha
sama2 Thor, karyamu keren, semangat lanjut ya🥰
Jumli: iya, ini masih semangat 💪
doain lolos bab terbaik 😭😌
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya Thor, makin keren cerita nya👍
Jumli: makasih banyak untuk dukungan nya kak.
minta Doanya supaya cerita ini tidak mengecewakan 🙏😁
total 1 replies
Jumli
makasih banyak untuk 5 bintang nya🙏🙏😭
Ripah Ajha
keren👍
Jumli: makasih banyak untuk 5 bintang nya 🙏😭
total 1 replies
Ripah Ajha
hayoo siapakah Luna sebenarnya?
Jumli: masih rahasia. author juga masih mikir mau jadiin Luna kayak gimana😅

besok baru update cerita Monika ya. jangan lupa mampir di sana
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!