NovelToon NovelToon
Perang Sihir: Chronicles Of The Forgotten Realm

Perang Sihir: Chronicles Of The Forgotten Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Akademi Sihir / Penyelamat
Popularitas:192
Nilai: 5
Nama Author: orionesia

Di tengah dunia magis Forgotten Realm, seorang pemuda bernama Arlen Whiteclaw menemukan takdir yang tersembunyi dalam dirinya. Ia adalah Pemegang Cahaya, pewaris kekuatan kuno yang mampu melawan kegelapan. Bersama sahabatnya, Eira dan Thorne, Arlen harus menghadapi Lord Malakar, penyihir hitam yang ingin menaklukkan dunia dengan kekuatan kegelapan. Dalam perjalanan yang penuh dengan pertempuran, pengkhianatan, dan pengorbanan, Arlen harus memutuskan apakah ia siap untuk mengorbankan segalanya demi kedamaian atau tenggelam dalam kegelapan yang mengancam seluruh Forgotten Realm.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orionesia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak di Lembah Bayangan

Saat matahari baru saja muncul dari balik bukit, Arlen, Eira, dan Finn mulai menapaki jalan menuju Lembah Bayangan. Meski hati mereka dipenuhi keraguan, ketetapan hati untuk menemukan Relik Gelap mengalahkan rasa takut. Hawa dingin dan kabut tebal menyelimuti lembah di depan mereka, seolah menyembunyikan rahasia yang kelam.

“Apa kau yakin dengan arah ini, Arlen?” Finn bertanya, mencoba memastikan.

Arlen mengangguk, meskipun ia sendiri tidak sepenuhnya yakin. “Ya, Joran bilang kita harus mengikuti aliran sungai ini sampai bertemu dengan tebing tinggi. Di sanalah pintu masuk ke Lembah Bayangan.”

Eira berjalan di depan, memimpin mereka dengan langkah mantap meski wajahnya tampak tegang. “Jadi, Relik Gelap ini benar-benar ada di tempat ini? Kenapa tidak ada yang pernah menemukannya sebelumnya?”

Arlen menghela napas, berusaha mencari jawaban. “Relik Gelap hanya bisa ditemukan oleh mereka yang benar-benar membutuhkannya. Itu yang dikatakan Joran. Hanya mereka yang memiliki niat kuat untuk menyatukan Cahaya dan Gelap yang bisa menembus lembah ini.”

Finn tampak tidak puas. “Jadi kita harus membuktikan diri, ya? Aku tidak suka ujian seperti ini. Semakin kita mendekat, semakin banyak bahaya yang mengintai.”

Eira mengangguk setuju. “Mungkin, tapi kita tidak punya pilihan lain. Jika kita ingin menghentikan Malakar, kita harus mendapatkan kekuatan yang sama kuatnya dengan Relik Cahaya. Kita perlu Relik Gelap.”

Mereka terus berjalan hingga akhirnya tiba di depan tebing tinggi yang menjulang, terlihat seperti tembok besar yang memisahkan dunia luar dari Lembah Bayangan. Di antara celah bebatuan, terlihat sebuah pintu batu tua yang tertutup rapat.

“Apakah ini pintunya?” Eira berbisik, suaranya hampir tak terdengar.

Arlen maju mendekati pintu itu, merasakan aura gelap yang memancar darinya. “Sepertinya. Tapi… bagaimana cara membukanya?”

Finn menyentuh permukaan pintu batu yang dingin, mencoba mencari celah. Namun, seketika itu juga, sebuah simbol muncul di tengah pintu, menyala dengan warna merah menyilaukan. Mereka bertiga terkejut, mundur selangkah saat suara misterius bergema dari dalam pintu.

“Siapa yang berani mendekati tempat terlarang ini?” suara itu bergema, penuh wibawa dan ancaman.

Arlen menelan ludah, mencoba untuk berbicara dengan tenang. “Kami datang untuk mencari Relik Gelap. Kami membutuhkan kekuatannya untuk melawan Malakar.”

Pintu itu terdiam sesaat, seolah mempertimbangkan permintaan mereka. Kemudian, suara itu kembali bergema. “Relik Gelap bukan untuk sembarang orang. Hanya mereka yang siap menghadapi kegelapan dalam diri mereka yang boleh memasukinya.”

Eira melangkah maju dengan penuh keberanian. “Kami tahu risikonya. Kami siap.”

Tiba-tiba, simbol di pintu semakin terang, dan perlahan-lahan pintu batu itu terbuka, menampilkan jalan masuk yang gelap dan berliku. Aroma lembap dan dingin segera menyergap mereka, membawa serta suasana yang mengerikan.

“Masuklah, dan temukan apa yang kalian cari. Tapi ingat, kalian mungkin tidak akan pernah kembali,” suara itu mengingatkan.

Tanpa berpikir panjang, mereka bertiga memasuki lorong gelap itu. Semakin jauh mereka melangkah, semakin hilang cahaya dari luar, meninggalkan mereka hanya dengan kegelapan yang pekat. Hanya cahaya samar dari Relik Cahaya yang dibawa Eira yang memberi sedikit penerangan.

Lorong itu berbelok-belok, seolah tak berujung. Di sepanjang perjalanan, Arlen merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengawasi mereka dari kegelapan. Setiap langkah terasa berat, seolah-olah ada bayangan yang mengikuti di belakang.

“Kenapa tempat ini terasa begitu menakutkan?” Finn bergumam, suaranya terdengar serak.

Eira merapatkan pegangan pada Relik Cahaya. “Mungkin karena ini adalah tempat Relik Gelap disembunyikan. Kegelapan di sini bukan hanya kegelapan biasa.”

Arlen mengangguk setuju. “Kita harus tetap waspada. Tempat ini mungkin dipenuhi jebakan atau makhluk penjaga.”

Tidak lama kemudian, mereka tiba di sebuah ruangan luas dengan dinding yang dipenuhi ukiran kuno. Ukiran itu menggambarkan peperangan besar antara Cahaya dan Gelap, antara para penyihir agung yang memegang Relik Cahaya dan mereka yang memegang Relik Gelap.

“Apa ini…?” Arlen memandang ukiran itu dengan kagum.

Eira mengamati gambar-gambar itu dengan teliti. “Sepertinya ini adalah sejarah perang sihir antara Cahaya dan Gelap. Mungkin inilah alasan kenapa Relik Cahaya dan Gelap diciptakan.”

Finn tampak tertarik, tetapi tiba-tiba ia merasa sesuatu bergerak di sudut ruangan. “Hei, kalian lihat itu?”

Seketika mereka semua menoleh, namun tak ada apa pun di sana. Arlen mencoba tenang, meskipun jantungnya berdebar. “Mungkin kita hanya berhalusinasi.”

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, bayangan hitam mulai muncul dari dinding, mengelilingi mereka seperti kabut yang pekat. Sosok-sosok ini menyerupai manusia, namun wajahnya kosong, hanya memiliki mata merah yang menatap mereka tajam.

“Apakah ini penjaga Relik Gelap?” Eira berbisik, menggenggam Relik Cahaya lebih erat.

Salah satu bayangan itu mendekat, berbicara dengan suara serak. “Kalian datang untuk mencari kekuatan yang bukan milik kalian. Beraninya kalian memasuki tempat ini?”

Finn melangkah maju, tidak mau terlihat gentar. “Kami datang untuk menghentikan Malakar. Kami tidak punya pilihan.”

Bayangan itu tertawa rendah. “Kalian kira Relik Gelap akan dengan mudah diberikan? Banyak yang mencoba, tapi tak ada yang kembali.”

Arlen menatap bayangan itu dengan penuh tekad. “Kami berbeda. Kami datang dengan niat untuk menyatukan Cahaya dan Gelap demi menyelamatkan Dunia Tersembunyi.”

Bayangan itu tampak memandang mereka lebih lama, seolah-olah sedang mempertimbangkan. Setelah beberapa saat, ia memberi isyarat ke arah sebuah pintu lain di ujung ruangan.

“Jika kalian benar-benar berani, ikuti jalan ini. Tapi ingat, hanya yang memiliki hati kuat yang akan bertahan.”

Mereka bertiga melangkah melewati pintu yang ditunjuk, memasuki ruangan lain yang dipenuhi dengan patung-patung besar. Setiap patung memegang simbol Gelap, terlihat menyeramkan dengan wajah-wajah yang tampak muram dan penuh penderitaan.

Finn merinding. “Apa ini… semacam ujian?”

Arlen mengangguk. “Mungkin kita harus mencari petunjuk dari patung-patung ini.”

Mereka mulai memeriksa patung-patung itu satu per satu, mencoba menemukan tanda atau simbol yang mungkin memberi petunjuk. Namun, saat Eira menyentuh salah satu patung, tiba-tiba patung itu bergerak, matanya menyala merah, dan ruangan mulai bergetar.

“Eira, apa yang kau lakukan?” Finn berteriak, panik.

Eira terkejut, segera mundur. “Aku tidak tahu! Aku hanya menyentuhnya sedikit.”

Patung itu perlahan membuka mulutnya, dan suara berat keluar darinya. “Siapa di antara kalian yang siap mengorbankan dirinya demi kekuatan Gelap?”

Pertanyaan itu menggema di seluruh ruangan, membuat ketiganya terdiam.

Arlen menatap teman-temannya, berusaha memahami pertanyaan itu. “Apa yang dimaksudnya?”

Bayangan dari patung-patung itu semakin membesar, mengelilingi mereka dengan intensitas yang menakutkan. “Jika kalian ingin Relik Gelap, satu di antara kalian harus siap menjadi bagian dari kegelapan.”

Mereka bertiga saling berpandangan, bingung dan ragu. Pengorbanan? Apakah mereka benar-benar siap?

Arlen akhirnya berbicara dengan tenang, meskipun hatinya berdebar keras. “Jika itu yang harus dilakukan… aku bersedia.”

Finn dan Eira menatapnya dengan terkejut. “Arlen, jangan gila. Kau tidak tahu apa artinya itu!”

Arlen tersenyum kecil, penuh keyakinan. “Kita datang bersama untuk misi ini. Jika salah satu dari kita harus berkorban, aku rela melakukannya demi kalian.”

Namun, sebelum Arlen bisa melangkah maju, suara dari bayangan itu kembali terdengar, lebih keras dari sebelumnya. “Pilihanmu menunjukkan keberanian. Namun, belum cukup. Hanya mereka yang mampu melawan kegelapan dalam dirinya sendiri yang layak menerima Relik Gelap.”

Eira memegang tangan Arlen, menggenggamnya erat. “Kita akan menghadapi ini bersama. Tidak ada yang perlu berkorban sendirian.”

Dengan ketetapan hati, mereka bertiga berdiri tegap di hadapan bayangan yang mengancam. Arlen merasakan kehangatan dari genggaman tangan Eira, memberinya keberanian yang baru.

“Baiklah,” suara bayangan itu bergema, seolah merespon tekad mereka. “Jika kalian ingin Relik Gelap, maka kalian harus menghadapi ujian terakhir.”

Tiba-tiba, ruangan berubah. Mereka mendapati diri masing-masing terpisah di tempat yang berbeda, dikelilingi oleh ilusi dari ketakutan terbesar mereka. Arlen terjebak dalam bayangan masa lalu, di mana ia melihat orang-orang yang dicintainya terluka karena kegagalannya. Eira dihadapkan dengan sosok ibunya yang hilang, memintanya untuk menyerah. Sementara itu, Finn merasa berada di tengah api perang, dikejar bayangan-bayangan tanpa henti.

Mereka bertiga berjuang, bertarung melawan bayangan ketakutan dalam diri mereka. Hingga akhirnya, dengan kekuatan hati dan tekad yang kokoh, mereka berhasil mengatasi ujian tersebut. Bayangan yang mengintimidasi pun perlahan menghilang, dan mereka kembali ke ruangan yang semula, bersama lagi.

Suara berat itu kembali terdengar, namun kali ini lebih lembut. “Kalian telah membuktikan diri. Relik Gelap ada dalam jangkauan kalian. Gunakan dengan bijak... atau kalian akan terjebak dalam kegelapan untuk selamanya.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!