Malam Ulang Tahun Pearly Hazel Willfred yang ke lima belas, menjadi malam yang tak akan terlupakan baginya. Seorang gadis lain datang dan mengaku sebagai putri kandung Keluarga Willfred.
Pearl pun kembali pada keluarga aslinya tapi kembali melarikan diri, hingga ia bertemu kembali dengan sosok pria yang selalu ia dekati di sekolah.
Alexander Marshall, menjadi sosok penolong bagi Pearl dan juga seorang ketua geng motor. Dengan bantuan Alex, Pearl kembali ke sekolah, tanpa mengetahui sosok sebenarnya dari seorang Alex.
* note : ini adalah novel misi dari NT. Alur cerita tiap bab berasal dari pihak NT, author hanya membantu mengembangkan melalui narasi dan percakapan, juga disesuaikan dengan latar belakang yang diambil oleh author. Terima kasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBAWANYA PERGI
Pearl yang ingin menghindar, ternyata berhasil dihalangi oleh Pain, "Anda ingin minum sesuatu,Tuan."
Pain hanya menatap saja ke arah Pearl tanpa berbicara sama sekali, membuat Pearl mulai merasa ada sesuatu yang tidak benar. Ia mencoba melangkah ke arah lain dan kembali dihalangi oleh Pain. Pria yang sedari tadi duduk di kursi VIP itu pun bangkit kemudian berjalan mendekati Pearl.
Pearl masih saja mencoba pergi dari Pain, tapi terus saja dihalangi. Hal itu membuat Pearl semakin kesal karena tahu siapa pria yang ada di hadapannya ini. Ia tadi melihat pria ini datang bersama dengan pria yang sering dipanggil si jenius dingin.
Sebuah tangan merangkul bahu Pearl yang terbuka. Sentuhan itu membuat jantung Pearl berdetak cepat. Pria itu mendekatkan bibirnya ke telinga Pearl dan berbisik.
"Apa kamu masih mengenalku, Pearly Hazel Willfred?"
Jantung Pearl benar benar berdetak kencang dan tak karuan, tapi ia terus berusaha agar tak kehilangan kewarasannya. Ia menoleh dan melihat siapa yang ada di sebelahnya meskipun ia mengenali suara itu.
"Alexander," batin Pearl.
Alex tersenyum pada Pearl, membuat Pearl hanya bisa terdiam tanpa keluar satu kata pun. Alex berusaha membawa Pearl ke kursi VIP yang tadi ia duduki.
"Maaf Tuan, sepertinya anda salah mengenali orang. Saya harus kembali bekerja. Anda ingin minum apa? Akan saya bawakan ke meja anda," ucap Pearl berusaha menghindar, karena ternyata dengan diam saja tidak membantunya sama sekali.
"Kamu benar benar tak mengenaliku?" tanya Alex dengan nada tegasnya. Ia bahkan tertawa karena Pearl yang terus saja menunduk untuk menghindari tatapannya.
Alex membawa Pearl ke kursi VIP yang ia duduki. Ia duduk persis di sebelah Pearl kemudian mengangkat dagu Pearl hingga mata keduanya saling bertatapan.
"Katakan padaku, mengapa kamu ada di sini dan tidak kembali ke sekolah?" tanya Alex ingin tahu.
"Maaf Tuan, seperti yang saya katakan tadi, sepertinya anda salah mengenali orang. Saya harus kembali bekerja dan bila anda ingin dibawakan minuman tertentu, saya akan kembali ke sini untuk membawakannya," ucap Pearl.
Alex menautkan kedua alisnya karena tak suka dengan jawaban yang diberikan oleh Pearl. Ia yang awalnya ingin menikmati waktu senggangnya sebelum menghadapi ujian sekolah yang akan berpengaruh pada kelulusannya, kini sudah tak menginginkan berada di tempat itu lagi. Alex memberi tanda pada Pain untuk segera membawa Pearl pergi dari klub malam itu.
Pearl sangat kaget ketika Pain memegang lengannya dan ingin membawanya pergi dari sana. Pearl pun akhirnya menoleh ke arah Alex.
"Lepaskan aku! Al, jangan seperti ini. Lepaskan aku! Aku tak akan mengganggumu lagi atau meminta apapun padamu," ucap Pearl, "Aku tak akan memaksakan kehendakku lagi padamu."
Alex tersenyum saat mendengar ucapan Pearl. Ia meminta Pain untuk berhenti dan ia yang kembali merangkul bahu Pearl.
"Akhirnya kamu bisa mengenaliku lagi, Pearl. Mengapa tidak sejak tadi saja sehingga aku tidak perlu melakukan itu padamu," bisik Alex.
Tubuh Pearl sedikit gemetar mendengar bisikan Alex. Ia kembali menoleh pada Alex yang merangkulnya dan membawanya ke area parkir motor.
"Aku harus bekerja, Al. Aku mohon, jangan menggangguku. Aku berjanji tak akan mengatakan apapun pada siapapun tentang dirimu," pinta Pearl.
Namun, hal itu sama sekali tak dipedulikan oleh Alex. Ia menggendong Pearl dan mendudukkannya di kursi belakang motornya. Setelah itu, ia sendiri menaikinya dan mengambil tangan Pearl untuk dia lingkarkan di pinggangnya.
"Al," ucap Pearl yang ingin menarik tangannya, tapi sekali lagi Devian menarik kembali tangan Pearl agar tetap berada di pinggangnya.
Dengan beberapa motor lainnya, Alex pergi ke markas geng motornya bersama dengan beberapa anak buahnya. Tubuh Pearl begitu menempel pada tubuh Alex karena tangan Pearl yang melingkar di pinggang Alex.
Angin malam menerpa Pearl hingga ia sedikit mengeratkan pelukannya. Ia bisa mendengar detak jantung Alex yang terdengar begitu cepat. Pearl menghela nafasnya pelan. Alex yang ia lihat saat ini, sangat jauh berbeda dengan Alex saat di sekolah. Pria ini terkenal dengan ketampanan dan kecerdasannya. Ia bahkan mendapatkan beasiswa di tempat mereka bersekolah. Usia keduanya terpaut dua tahun karena Alex sebentar lagi akan lulus dan melanjutkan kuliahnya.
Alex terkenal sebagai pria yang pendiam dan tak banyak berulah. Ia juga disukai oleh banyak gadis, termasuk Pearl. Pearl sendiri selalu mengandalkan nama besar keluarga Willfred untuk mendekati Alex. Ia bahkan ingin meminta Alex menjadi kekasihnya, meskipun pria itu terkenal juga karena merupakan satu satunya penerima beasiswa di sekolah.
Pearl pernah mendengar gosip yang mengatakan bahwa Alex tergabung dalam suatu jaringan gangster atau jaringan mafia. Ia tak pernah percaya akan hal itu dan selalu menganggap Alex adalah pria idamannya. Namun, kejadian semalam mengubah pandangan Pearl pada pria itu.
Motor yang dikendarai oleh Alex berhenti di sebuah bangunan berlantai dua. Sekilas bangunan itu terlihat biasa, hanya saja berkesan gelap. Alex meminta Pearl untuk turun. Alex melepas helm yang ia gunakan dan kembali menggandeng tangan Pearl. Namun, Pearl yang takut akan sesuatu terjadi padanya, berusaha menarik tangannya dari genggaman Alex. Ia harus berjaga jaga karena perasaannya saat ini sangatlah gelisah.
"Ayo masuk!" ajak Alex.
"Aku tidak mau di sini, Al. Antarkan aku pulang saja atau bawa aku kembali ke klub malam tadi," pinta Pearl.
"Kamu tak akan kembali ke tempat itu, Pearl!" suara tegas Alex membuat Pearl langsung menghentukan langkahnya dan menundukkan kepalanya karena takut. Sikap Alex yang jauh berbeda dengan apa yang ia ketahui, membuatnya perlu bersiaga dan melindungi dirinya sendiri.
"Hei, tenanglah," Alex kembali mengangkat dagu Pearl agar gadis itu menatapnya, "Kasus semalam sudah menjadi perbincangan dan polisi juga mengetahui kasus ini. Mereka sudah menganggapmu terlibat. Sebaiknya kamu di sini saja, tempat ini aman dan tak akan ada yang bisa melukaimu. Aku yang akan menjagamu."
Pearl merasa tenang saat mendengar suara Alex yang begitu lembut, berbeda dengan sebelumnya, saat mereka berada di klub malam. Ia tak lagi membantah dan mengiyakan ucapan Alex.
"Baiklah, aku percaya padamu," Pearl pun menganggukkan kepalanya dan ikut masuk ke dalam bangunan berlantai dua itu bersama dengan Alex.
🧡 🧡 🧡