Nona ketiga Xiao Xinyi di paksa menikahi Adipati Ling Yun menggantikan kakak tertuanya yang terus berusaha untuk mengakhiri hidupnya.
Siapa yang tidak tahu jika Adipati Ling Yun selalu berselisih dengan Tuan besar Xiao. Dua keluarga besar yang saling bertentangan itu di anugerahi pernikahan Kaisar Jing Hao.
Bersedia ataupun tidak salah satu wanita dari kediaman Xiao harus menikah menjadi Nyonya utama kediaman Adipati Ling Yun. Intrik dalam pernikahan yang berlandaskan politik menjadikan Nona ketiga Xiao Xinyi harus membuat rencana untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putri kesayangan
Di halaman depan Xiao Xinyi duduk tenang menatap langit sore. Warna kuning kemerahan terlihat indah di saat ratusan burung migrasi terbang melintas. Tuan Xiao Lang mendekat tanpa di duga dan langsung memeriksa denyut nadi putrinya. Tangannya bergetar hebat di saat dia mendapati tubuh putrinya menjadi sangat lemah. Bahkan lebih lemah dari anak usia dua tahun. Tubuh gadis di tempat duduk itu seperti mengalami kelumpuhan perlahan. "Xinyi," suara pria paruh baya itu bergetar. "Apa Xiao Tang yang telah melakukan semua ini kepadamu?" Kedua matanya berkaca-kaca.
Xiao Xinyi memandang kearah ayah keduanya. "Ayah kedua." Dia benar-benar tidak mampu mengatakannya. Hanya bisa memanggil Ayah keduanya saja.
"Bagaimana dia bisa memiliki banyak putri dan putra jika kelakuannya seperti binatang. Dia tidak pantas di sebut sebagai ayah." Menatap Xiao Xinyi dengan air mata yang mengalir tanpa bisa di hentikan lagi. "Putriku yang malang." Memeluk gadis itu dengan erat. "Jangan takut. Ada Ayah bersamamu. Ayah akan berusaha sekuat tenaga membersihkan racun di dalam dirimu." Tubuh Tuan Xiao Lang bergetar semakin hebat. Dia berlutut. "Aaaa...putriku." Dia menangis, menjerit merasakan sakit yang luar biasa di hatinya. Pelukannya semakin kuat.
Adipati Ling Yun mendekat, dia juga merasakan sakit di hatinya.
Tidak selang lama. Pria paruh baya itu pingsan karena rasa takut kehilangan putri yang ia cintai. Dengan sigap Adipati Ling Yun menahan Tuan Xiao Lang.
"Ayah kedua." Xiao Xinyi bangkit namun tubuhnya sangat lemah. Dia bahkan tidak mampu lagi menahan tubuhnya sendiri. Dia hanya bisa duduk kembali.
"Biar aku saja. Kamu tetaplah di sini," Adipati Ling Yun menatap lembut kearah istrinya. Xiao Xinyi mengangguk setuju.
Adipati Ling Yun di bantu beberapa pekerja membopong Tuan Xiao Lang masuk kedalam kamarnya. Agar bisa di istirahatkan dengan lebih baik. Setelah menempatkan mertuanya di tempat tidur. Dia keluar menghampiri istrinya. Gadis itu terlihat penuh kekhawatiran. Tanpa banyak berpikir lagi Adipati Ling Yun mengendong istrinya agar bisa menemani Ayah mertuanya di dalam kamar.
Selama dua jam Tuan Xiao Lang pingsan. Saat dia bangun tatapan kesedihan semakin jelas. "Xinyi," mengelus lembut pipi putrinya. Dia bangkit memeluk kuat gadis di depannya. "Putriku. Kamu telah menderita." Melepaskan pelukannya. Dia bangkit dan sebelum berjalan keluar dari kamar Tuan Xiao Lang tersenyum menatap putrinya. "Ayah pasti akan menyembuhkanmu."
Xiao Xinyi menangis sesenggukan memeluk suaminya.
Selama empat hari empat malam Tuan Xiao Lang bersama Tuan muda Jiang Xu meneliti racun bunga mati. Mereka berusaha membuat obat penawar agar Xiao Xinyi bisa sembuh.
"Aaaaa..." jeritan tertahan terdengar dari dalam kamar. Gadis di atas tempat tidur itu meringkuk kesakitan. Saat rasa panas menjalar perlahan dari jantung menyebar keseluruhan tubuh. Tubuhnya berkali-kali mengejang karena tidak dapat menahan rasa sakitnya.
Adipati Ling Yun hanya bisa memeluk tubuh istrinya mendekapnya dengan kuat.
Bbrukk...
Pintu kamar di buka. "Bawa Xiao Xinyi keluar." Tuan muda Jiang Xu panik.
Adipati Ling Yun bergegas mengendong tubuh istrinya keluar dari kamar.
"Cepat. Masukkan dia kedalam air es ini. Rasa terbakar di tubuhnya perlahan akan sedikit berkurang." Pemuda itu masih menunggu. "Apa yang kamu tunggu?"
Adipati Ling Yun masih ragu. Namun semua itu di lakukan untuk mengurangi rasa sakit Xiao Xinyi. Dengan berat hati pria muda itu menuruti perintah Tuan muda Jiang Xu.
Semua pintu halaman tengah di kunci dari dalam. Hanya menyisakan mereka bertiga saja.
Tuan muda Jiang Xu membalikkan tubuhnya setelah Xiao Xinyi di masukkan kedalam bak mandi yang penuh dengan es. Cuaca dingin malam itu sangat menusuk di tambah air es di dalam bak yang telah di sediakan. "Setelah rasa panas di tubuhnya hilang kamu bisa mengangkatnya kembali."
Adipati Ling Yun berlutut tepat di samping istrinya. Pria muda itu untuk beberapa kali harus menahan nafas di saat melihat tubuh istrinya bergetar kedinginan. "Xinyi, bagaimana?"
Xiao Xinyi menatap kearah suaminya. Wajahnya sudah sangat pucat. Senyuman tipis terlihat dengan anggukan isyarat jika dia sudah merasa baikan. Tanpa menunggu lagi Adipati Ling Yun langsung mengangkat istrinya dari dalam bak. Dia berlari masuk kedalam ruangan kamar. Semua selimut di berikan di saat baju Xiao Xinyi sudah terlepas. Lima selimut di lilitkan ketubuh gadis itu. Adipati Ling Yun juga mendekapnya sangat kuat.
Tuan muda Jiang Xu masuk membawa botol obat di tangannya. "Xinyi. Obat ini akan sedikit meringankan rasa sakit di tubuhmu. Tunggu, tunggu sebentar lagi. Aku dan Paman pasti bisa menyelamatkanmu." Berlari keluar.
Xiao Xinyi melemaskan tubuhnya lalu menyandarkan dirinya kearah suaminya.
Setelah Xiao Xinyi berhasil tenang. Adipati Ling Yun keluar dari kamar. Pengawal Guo Dong sudah menunggu perintah selanjutnya di halaman depan. "Semua sudah siap?"
"Adipati semua sudah siap."
Tatapan mematikan itu terlihat sangat mengerikan. Dia melihat kearah pintu kamar, "Jika Istriku tidak bisa di selamatkan. Aku ingin seribu nyawa ikut di makamkan sebagai pengorbanan."
"Dua ribu pasukan bayangan sudah ada di sekitar kediaman Tuan Xiao. Tujuh ribu pasukan sudah mengintai di sekitar istana selatan tempat Selir Agung berada. Empat ribu lainnya telah menyebar keseluruh kediaman pejabat yang sudah bersekongkol dengan Selir Agung," jelas Pengawal Guo Dong.
Suara Adipati Ling Yun menekan. "Semua orang yang telah mendorong istriku menuju kesengsaraan. Akan aku balas dengan kematian." Pandangan matanya jatuh kearah langit. "Pastikan Ibu mertua, kakak ipar dan adik ipar tidak terpengaruh."
"Baik. Adipati, bagaimana dengan Kaisar? Hal ini akan mengguncang fondasi pemerintahan."
"Aku akan mengatasinya." Adipati Ling Yun masuk kembali kedalam ruangan kamar.
Pengawal Guo Dong pergi setelahnya.
Sekitar pukul empat pagi Xiao Xinyi terbangun. Rasa haus menekan tenggorokannya. Dia ingin bergerak dengan sangat hati-hati agar suaminya tidak terbangun. Namun semua itu sangatlah mustahil. Adipati Ling Yun sudah membuka kedua matanya. "Aku akan mengambilkannya." Dia bangkit mengambil air minum untuk istrinya. Baru setelahnya duduk kembali di tempat tidur. "Bagaimana? Apa rasa sakit masih terasa?"
Xiao Xinyi meminum beberapa tenggak air di dalam gelas. Setelah selesai dia menetap suaminya. "Sudah cukup baik." Memberikan cangkir kosong kepada suaminya.
Meletakkan cangkir di atas meja. "Tubuh kamu masih sangat lemah." Menidurkan tubuh istrinya. Adipati Ling Yun memeluk kuat tubuh Xiao Xinyi. "Kamu harus istirahat yang cukup. Agar ketahanan tubuhmu semakin kuat." Mencium kening istrinya lalu memejamkan kedua matanya.
Xiao Xinyi memeluk suaminya. "Baik."
Mereka kembali tidur hingga memasuki jam delapan pagi.
Setelah mandi dan berganti baju gadis itu duduk di depan cermin. Dia menyisir perlahan rambut panjangnya. Tidak selang lama suaminya mengambil alih. Pria muda itu tersenyum hangat sembari menyisir rambut indah istrinya.
Sehat selalu banyak rezeky nya yaaa biar lancar bikin cerita baru sm rajin up nya🥰😘❤